Part 11. Back To School

33 7 0
                                    

Libur musim panas telah usai, aktivitas pelajar di Destiny High School Of Brooklyn kembali berlangsung. Halaman sekolah menjadi favorit para siswa saat kegiatan belajar mengajar belum efektif. Memiliki ukuran yang sangat luas dan ditanami rumput sintetis memungkinkan mereka melakukan banyak hal di sana, dari sekedar berbincang, membaca buku, berlarian, tidur, sampai mengadakan pertandingan sepak bola.

Suasana liburan masih melekat, bahkan sebagian besar siswa berharap ada libur tambahan setelah ini. Termasuk siswa yang bersandar di bawah pohon dengan earphone di kupingnya. Pendengarannya telah membaik, setelah melewati operasi minggu lalu.

" Tolong lempar bolanya! " Teriak seorang siswa berambut pirang. Yang dituju tidak menggubris dan pergi begitu saja.

☕☕☕

Berpacu dengan waktu dan jarak, membuat wanita itu kewalahan. Terlebih lagi harus membagi pikirannya untuk adik tercinta dan bahan presentasi.

Hari ini ia dijadwalkan menemani Dave dalam pertemuan pengusaha muda di hotel paling tersohor seantero Paman Sam yang terletak di New york.

Betapa tidak, dekorasi yang begitu menawan dengan nuansa elegan. Warna putih mendominasi, dipermanis dengan warna ungu pada dinding dan karpet. Kursi disusun melingkar mengikuti bentuk meja. Siapapun akan terkesima melihat pemandangan yang menyejukkan mata.

Tamu kehormatan duduk di baris depan bersama penyelenggara acara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tamu kehormatan duduk di baris depan bersama penyelenggara acara. Tema pertemuan kali ini adalah ' White Soft' yang mengharuskan tamu undangan memakai pakaian serba putih, bebas namun sopan.

Jean nampak anggun dalam balutan gaun sepangkal paha. Rambut dibiarkan tergerai tanpa menutupi leher jenjangnya. Bersamanya Dave tampil sempurna dengan setelan karya desainer ternama.

Mereka berbaur tanpa pamrih, menjadi sorotan karena keserasian dalam berpakaian, juga gestur tubuh. Tak banyak yang mengetahui bahwa Jean adalah anak angkat presiden Amerika Serikat periode sepuluh tahun lalu, karena kecantikan parasnya yang nampak lebih terawat dibandingkan sebelum takdir mempertemukan mereka, juga nama belakangnya tetap menunjukkan bahwa ia  adalah generasi keluarga Murphy. Bukan karena keputusan ayah angkatnya, melainkan keinginannya sendiri sebagai simbol kenangan buruk kedua orang tuanya.

"Mr. Dirthsky? Lama tak berjumpa. " Lelaki bertubuh gempal menyalami mereka. Tatapannya kurang ramah. Menyugingkan senyum.

"Ya. "

"Boleh aku bergabung? Dan siapa gadis ini? " Tanyanya dengan tatapan seolah menelanjangi.

"Sekretarisku, Jean, dan Jean, dia Mr. Thompson, dari California. "

"Senang bertemu dengan Anda. " Wanita itu berusaha menetralkan suasana. "Tuan, mari kita duduk. " Ajaknya kepada Dave yang amarahnya tengah bergemuruh.

TENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang