Mingyu mengiriminya foto makan malamnya, ketika Wonwoo pulang kerja suatu malam, yang kemudian Mingyu juga mengirimi gambar dirinya yang terlihat seperti sedang menangis.
Wonwoo tidak bisa mengakuinya, tapi Mingyu ... membuat hari-harinya terasa menyenangkan.
Dua minggu sejak Wonwoo dan Chan tinggal bersama, Wonwoo pulang ke rumah sepulang kerja, ia melihat Chan duduk di sofa di ruang tamunya, menatap kosong pada lembaran yang ada di tangannya.
"Ada apa?" Wonwoo bertanya, melepaskan jaketnya.
"Aku mendapatkan tes matematikaku kembali."
Wonwoo duduk di sampingnya, melihat huruf D berwarna merah terang di kanan atas pada lembaran tersebut. "Oh wow."
"Ya." Chan sepertinya akan mulai menangis atau menjerit histeris, atau mungkin keduanya. "Apa yang harus aku lakukan?"
"Hei, ini hanya satu tes." Wonwoo mencoba menghiburnya. "Kamu bisa belajar lebih giat untuk tes yang berikutnya."
"Tidak, itu tidak hanya satu tes, hyung." Chan menghela nafas dan membuang lembar tes itu. "Ini adalah tes matematika ketigaku yang gagal. Aku tidak boleh seperti ini lagi jika aku ingin meningkatkan nilaiku sebelum semester berakhir."
Wonwoo meggigit bibirnya. Dia bahkan tidak tahu jika Chan kesulitan dalam matematika. "Uhm. Ya, itu menyebalkan."
Chan memberinya tatapan kecewa. "Bukan itu yang seharusnya hyung katakan."
"Maaf."
"Aku butuh seseorang untuk mengajariku saat ini. Aku tidak punya waktu lagi dan jika aku tidak masuk ke perguruan tinggi yang bagus, ya tuhan—"
"Oke, tenang." Wonwoo menghela nafas dan mengambil lembaran tes itu kembali. "Kamu masih punya waktu beberapa bulan sampai semester berakhir, kan? Kenapa kamu tidak berbicara dengan gurumu? Aku yakin salah satu teman sekelasmu akan membantumu."
"Mereka semua sibuk dengan pendaftaran kuliah dan belajar untuk ujian akhir. Aku ragu mereka mau membuang waktu untuk membantu anak baru."
"Bagaimana dengan Doyoon?"
Chan mendengus. "Dia juga gagal, mungkin 2 pelajaran. Dia sedang mengajari dirinya sendiri sehingga dia juga tidak bisa."
Wonwoo menggaruk rambutnya. "Aku mengerti ... Jangan khawatir. aku akan mencarikanmu seseorang."
"Seseorang? Aku pikir hyung bisa membantuku."
"Apa kamu lupa siapa dulu yang juga membutuhkan guru matematika saat di sekolah menengah?" Wonwoo terkekeh, mengingat bagaimana dia harus menerima kenyataan bahwa dia gagal total ketika mengerjakan tes aljabar untuk pertama kalinya saat SD.
Guru-gurunya biasa menyebutnya sebagai penyebab masalah...
"Tapi kenapa kita begitu buruk dalam matematika? Ibu dan ayah sama-sama menyukai matematika!"
"Tunggu—Kenapa kamu tidak meminta bantuan mereka?" Wonwoo memberi Chan tatapan curiga. "Mereka tahu tentang nilaimu, kan?"
"Uhm ... ya, tentang itu. Tidak, mereka tidak tahu." Chan tertawa gugup. "Dengar, nilaiku mulai menurun setelah apa yang terjadi dengan ibu. Aku tidak ingin memberi tahu mereka dan membuat situasi menjadi lebih buruk."
Wonwoo menatap adiknya sebentar, tiba-tiba dia merasa sangat lelah. Ternyata, Chan juga melakukan hal yang sama seperti yang Wonwoo lakukan saat itu dan Wonwoo berharap ada sesuatu yang dapat dia lakukan untuk membantu.
"Jangan menyerah sekarang. Masih ada waktu tersisa. Aku akan mencarikanmu seorang guru, oke?"
Chan menghela nafas, menganggukkan kepalanya. "Ya baiklah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalon - Meanie
FanfictionWonwoo is pretty sure his entire family hates him and his commitment issues are starting to make his life (as well as Mingyu's) miserable. Original story by ryerim https://archiveofourown.org/works/9165685/chapters/20811241 Kalon Trailer https://y...