setelah sanha memberi tahu isi pesan yang ia terima dari jeno, mereka semua langsung pergi menuju danau dengan terburu-buru."sumpah sumpah gue gak paham! kok bisa bambam yang dibunuh?!" pekik haechan yang kedua tangannya memegang dahi. "kalo gitu berarti besok besok bisa aja gue korbannya? ya allah san serem! lo dapet firasat gue bakal kenapa-napa nggak san?!"
sanha memutar bola matanya, pusing dengerin ocehan haechan yang tiada tara.
"iya lo bakal kenapa-napa. mampus lo!" sorak sanha.
baru aja sanha mau nyautin dengan ocehan yang nggak kalah panjang dari haechan, jaemin keburu narik tangannya supaya cepet dan nyamperin jeno, jinyoung, dan renjun yang keliatan kayak orang plongo di tepi danau.
"woi mana mayatnya?" sanha celingak-celinguk, sekaligus nanya ke renjun yang mukanya udah pias.
"tuh!" renjun nunjuk sebuah kantung mayat di tengah-tengah lingkaran yang mereka buat.
"oh udah di selametin?" tanya sanha.
renjun ngangguk. "sumpah kondisinya serem abis. punggungnya bolong masa, san?!"
"loh bawa antek-antek san?" lanjut renjun sembari nunjuk beberapa orang di belakang teman-temannya.
"lo bilang identitas lo ke manusia?" seru hyunjin heran. "bocor lo semua."
"heh maap-maap aja ya," sela jeno. "kita bertiga bukan manusia biasa."
jinyoung dan renjun mengangguk setuju. "kita nih luar biasa tau?" sahut keduanya.
"lo juga bawa manusia, jin." sanha nunjuk seungmin yang berdiri di samping felix.
sebenernya sanha rada ngeri sih kalo jadi felix, dia temenan sama werewolf? nggak takut kenapa-napa gitu? jaemin aja langsung gemeteran pas tahu kalau rocky werewolf. eh tapi sanha juga belum tahu sih kak chanwoo tuh apaan. tapi bodo amatlah, yang pasti dia kawan, bukan lawan.
"seungmin juga bukan manusia biasa." balas jisung.
sanha cuma ngangkat bahu, nggak begitu peduli mau seungmin indigo kayak jinyoung kek, time traveller kayak renjun kek, bisa telekinesis dan telepati kayak guanlin kek, atau bahkan spesiesnya mimi peri. sanha bodo amat, tapi kayaknya nggak untuk jeno. sanha bisa ngeliat kalo cowok itu mendengus sebal ketika melihat seungmin, begitupula sebaliknya.
"jadi gimana ceritanya lo ngintilin pinky tapi yang mati malah bambam?" tanya chanwoo.
"mana kita tahu." jawab jinyoung. "tanya shuhua atau sanha tuh yang banshee."
"mana gue tahu juga." jawab sanha sambil mengangkat bahu polos. "kan gue ga ketemu pinky ataupun bambam, mana bisa gue nerawang?"
"ah iya juga ya." sahut chanwoo. "ya udah lo terawang kita-kita aja dah. abis tuh baru deh korban yang lain. biar gak salah gini."
"masa gue sendirian? cape dong." balas sanha.
"ya sama shuhua lah."
"kenal aja kagak. lagian tuh cewek suka muncul tiba-tiba."
"eh eh," jaemin yang daritadi diem aja nepuk-nepuk pundak sanha. "itu shuhua bukan sih? yang lagi duduk tuh."
cowok itu nunjuk seorang gadis dengan kemeja bunga-bunga tengah duduk di salah satu bangku taman bersama seorang lainnya.
"sama siapa tuh?" sanha bertanya. "kayak kenal."
"anak sma kita dulu nggak sih?" seungmin menyahuti.
jisung disebelahnya mengangguk. mereka semua menyipitkan mata—kecuali chanwoo tentu saja—berusaha mengingat-ingat siapa itu, sampai sebuah suara mengatakan namanya.
"eunbin?" tanya jinyoung.
:::
welkam bek to perchè mbak eunbin!
btw, guys saran lagu tentang friendship gitu dong?? mau bikin trailer tp bingung lagunya wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
perché : [4] scream king ✔️
Fanficperché series [4] : yoon sanha dibalik sikap ceria, tersirat sebuah rahasia. tentang petualangan sanha dan teriakannya yang super dahsyat. +lowercase, semi-baku © tteobokjin, 2018