» juu «

12.9K 3.5K 1K
                                    



"dua tahun lalu, kejadian kayak gini juga pernah ada. gue diceritain sama yuto, sayangnya sekarang doi udah pulang ke rahmatullah." cetus rocky sembari melihat langit-langit kafe.

"serius?" tanya haechan nggak percaya.

"iya, yang bunuh itu hunter. tapi dulu gak ada banshee diantara kita, jadi sedikit susah untuk nemuin mayatnya." cerita rocky.

"siapa hunternya?" sanha menautkan alis.

"namanya cha eunwoo."

"apa jangan-jangan cha eunwoo balik lagi kesini untuk nuntasin tugasnya?" duga sanha dengan ekspresi kaget.

rocky dengan cepat menggeleng. "gak mungkin. dia udah minggat ke kowiyah, jadi member astro."

"ya siapa tau aja gitu," ceplos sanha seraya mengangkat bahunya, lalu melirik haechan dan jaemin seolah meminta persetujuan.

"iya deh bisa jadi." ucap jaemin mau nggak mau, disusul anggukan haechan.

"lo gak ada bayangan gitu kira-kira pelakunya siapa?" tanya sanha lagi.

"gue jarang merhatiin sekitar, coba tanya yang lain." balas rocky.

"yang lainnya tuh siape? kita cuma kenal deket sama lo." cetus haechan gemes sendiri.

"siapa kek, kan banyak tuh di list-nya." rocky menunjuk kertas itu yang tergeletak diatas meja.

"oh iya rock," panggil sanha. "lo tau identitas orang-orang yang ada di daftar nggak?"

"hyunjin dan jisung werewolf. selebihnya cari tau sendiri, gue mau balik dulu."

"yeee dikata kita wartawan."

:::




























"daripada lo semua pusing nyari pelakunya, kenapa nggak lapor polisi aja sih?" pikir jeno sembari menautkan alis, menatap ketiga temannya yang baru pulang.

jinyoung dan renjun yang baru keluar dari dapur sehabis memasak mie pun ikut mengangguk, sependapat dengan teman mereka.

sanha berdecah frustasi. "ck, masalahnya pelakunya itu hunter, no. dan ini semua berhubungan sama supranatural."

"yailah udah kayak pilem-pilem barat aja." ceplos renjun.

"yeuu tumben banget lo gak letoy." balas sanha.

renjun ngangguk seraya terkekeh. "lagi nggak aja job."

"terus gimana nasib ci pinky? baik-baik aja kan doi?" jinyoung yang tadinya fokus ngaduk mie goreng kini menatap sanha, jaemin, dan haechan secara bergantian.

sanha yang kesel pun akhirnya nempeleng jinyoung. "temen-temen lo lagi bahaya odong!"

"ya allah pusing pala shawn mendes, bagi mie-nya dong, young!"

jaemin langsung nyerbu jinyoung, tapi ditepis sama pemuda bae itu.

"bikin sendiri! yang ini ada bawangnya, lo gak mau mati muda kan?" ujar jinyoung.

"terus gimana nih? gue juga nggak mau mati." haechan mengernyitkan alis sembari memasang ekspresi khawatir.

"ya kalo udah takdir mah gak bisa diapa-apain, chan." ceplos renjun.

haechan hanya mendengus.

"san," panggil jeno. "dapet info apa aja dari rocky?"

"dia cuma ngasih tau identitasnya, hyunjin, sama jisung doang." jawab sanha.

"jisung siapa?"

"han jisung lah yakale park jisung." jawab sanha nggak nyantai.

"yaudah yaudah. terus mereka apaan?"

"werewolf. alpha-nya hyunjin."

jeno tiba-tiba menjentikkan jarinya. "lo kenapa nggak tanya hyunjin aja?! biasanya alpha tahu banyak dibanding betanya."

ah iya, kenapa sanha nggak kepikiran daritadi coba?

"terus kalo gue mati pas nanya gimana dong?" jaemin manyun.

"nanti biar gue, jinyoung, sama renjun yang nyelidikin para korbannya." tawar jeno.

:::
































saran jeno kemarin benar-benar dilaksanakan oleh sanha, jaemin, juga haechan. sebelumnya, mereka bertiga menghampiri heejin terlebih dahulu yang kebetulan satu fakultas dengan hwang hyunjin.

"tumben banget deh lo semua nyamperin gue." ujar heejin.

"iya soalnya aa jaemin rindu hehe." jaemin cengengesan.

dengan cepat sanha langsung noyor kepala jaemin. "tunda dulu rindu-rinduannya."

kemudian sanha kembali menatap heejin yang sedang menautkan alis. "jin, kita lagi ada misi penting, menyangkut hidup dan mati! lo tau dimana hwang hyunjin?"

"hwang hyunjin?" heejin menyipitkan matanya.

"iya hwang hyunjin yang dulunya temen sma kita." haechan memperjelas, takut-takut kalau heejin nggak kenal siapa hwang hyunjin itu.

heejin berpikir sebentar, "kayaknya tadi dia udah keluar."

"kemana?"

"jalan ke arah taman."

mereka semua mengangguk paham lalu berlari dengan terburu-buru menuju taman, meninggalkan heejin yang kebingungan.

"dimana dah si hyunjin?" sanha melirik kesana-kemari dengan nafas yang ngos-ngosan.

jaemin dan haechan ikut mengedarkan pandangannya, kedua sobat itu bahkan membawa teropong dan menggunakannya.

totalitas.

"itu tuh!" haechan menunjuk seorang pemuda yang menggunakan leather jacket berwarha hitam tengah duduk di sebuah bangku taman dengan empat orang lainnya.

sanha tahu siapa saja mereka. jung chanwoo, han jisung, kim seungmin, dan lee felix.

"hyunjin!"

"loh? sanha? haechan? jaemin?" bukannya hyunjin yang menjawab, ini malah felix.

"hai." sapa mereka nggak sampai sedetik lalu kembali mengalihkan pandangannya pada hyunjin.

"kita tahu identitas lo." ujar haechan basa-basi.

"gue juga tahu identitas kalian, kecuali lo, haechan." hyunjin menatap haechan curiga.

"lo gak perlu curiga sama haechan, hehehe. dia mah baik kok." ucap sanha. "omong-omong, gue ngeliat lo sebelum nemuin mayat sohye—" ucapan sanha terpotong.

"gue gak tahu siapa yang bunuh. tapi yang pasti ini bukan kelakuan amatir. semuanya terencana." jawab hyunjin.

"eum, gitu ya?" jaemin membuka suaranya, membuat fokus semua orang tertuju ke arah pemuda itu.

"jadi hyunjin," ucap jaemin. "kita tahu daftar korbannya, kalian semua termasuk—kecuali seungmin sih. dan, gimana kalo kita kerja sama?" tawarnya.

hyunjin tampak menimbang-nimbang, ia melirik ke arah teman-temannya seolah meminta persetujuan.

dan disaat yang bersamaan, ponsel sanha bergetar.

jeno :
hunter-nya berhasil bunuh korban keempat, tapi bukan ci pinky
jeno :
kita lagi ngawasin ci pinky di pondok deket danau, terus ada teriakan kenceng dari tepi danau
jeno :
shuhua teriak, dan korban keempatnya bambam. dia tenggelam dan mayatnya udah ngapung

:::

perché : [4] scream king ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang