"liat? banyak orang yang pake dress maroon malem itu. bahkan modelnya hampir sama." jeno menunjukkan foto yang ia ambil saat malam dimana mereka mengadakan pesta di rumah hyunjin.sanha menggeleng tegas. "yang make dress maroon itu rena, hina, eunbin, mina, sama doyeon. lo mau curiga sama mereka? nggak mungkin, no."
"who knows?" ucapnya.
"siapa aja bisa jadi penjahat, san. bahkan orang kepercayaan lo sekalipun." lanjut jeno.
"duh, no. bahasa lo baku amat gue jadi ngantuk. bobo dulu, ya, no."
"hilih dasar makhluk ghaib." sungut jeno.
:::
keesokan malamnya, sanha kembali ke kafe bersama haechan. tidak seperti malam sebelumnya, keadaan kafe cukup sepi saat ini. mungkin karena sudah ada dua kejadian pembunuhan, bikin orang-orang jadi takut untuk sekedar nongki-nongki disini.
"kalian semua di mobil aja. jangan kemana-mana, ok? semua bakal baik-baik aja karena gue nggak dapet bayangan apapun. gak bakal ada yang mati." peringat sanha kepada jeno, renjun, jinyoung, serta jaemin.
"siap bos!" seru mereka.
mendengar seruan teman-temannya, sanha langsung bergegas masuk ke dalam kafe bersama haechan.
"san! chan!" panggilan dari arah panggung membuat kedua pemuda yang dipanggil menoleh, mereka mendapati rocky tengah berdiri sambai melambaikan tangannya.
"biar gue yang kesana." ucap rocky, menahan sanha serta haechan untuk menunggunya.
"ada apa?" tanya sanha.
"gue disuruh hyunjin buat bantu lo nanya-nanya ke doyeon." ucapnya jujur.
sanha mengangguk paham. "yaudah cepetan."
mereka bertiga pun menghampiri gadis tersebut, ia tengah duduk santai di salah satu meja sambil bermain ponsel.
"yeon," rocky memanggil.
"eh kalian? duduk duduk." suruh doyeon. "mau nanya apa sih?"
"jadi gini.." haechan udah mau menjelaskan, tapi disela sama pertanyaan sanha yang menurut haechan dan rocky gak penting-penting amat.
"lucas mana?"
iya gak penting, soalnya lucas mana tau hal kayak gini? dia taunya upil doang.
"gak tau deh," doyeon mengangkat bahu. "gue lagi ada masalah kecil sama dia. tapi gue udah bilang suruh dateng sih. mungkin telat."
"masalah?" tanya sanha.
doyeon mengangguk. "iya, gue kesel soalnya dia maksa gue pake dress maroon waktu pesta hyunjin. padahal gue mau make dress ungu pas itu."
"dih, jangan ungu lah, yeon." sahut haechan. "kayak janda ntar lo jadinya."
rocky mengangguk setuju. "udah mana lo mirip jedar lagi. nambah deh kayak jandanya."
"heh kurang ajar lo ya! gue suruh bang ong mecat lo mampus dah!" seru doyeon sengit.
"eh iya, bang ong kemana? gak keliatan dari kemaren." sanha celingak-celinguk ke sekeliling kafe sekaligus mencegah pertikaian rocky vs doyeon.
"lagi ada urusan di luar kota, katanya mau kerja sama bareng siapa tuh ya duh lupa gue namanya." doyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "ah, kang daniel! dia tukang siomay sama lontong sayur gitu."
"buset dah kang daniel." ceplos haechan, mengingat penjual siomay di kantin sekolahnya dulu kini sudah mulai berkembang pasca ditabrak dua kali oleh kakaknya jinyoung serta sanha.
"ya allah, alhamdulillah deh kang daniel." syukur sanha.
"udah udah, kenapa jadi bahas kang daniel sama bang ong? ceritain masalahnya, san, biar cepet!"
"iya iya." sanha menurut.
cowok itu lalu mengambil kertas kusam yang ia temukan di samping mayat yuto beberapa hari yang lalu.
"jadi yeon, lo tau kan kalo ada kasus pembunuhan akhir-akhir ini? dan dua kejadiannya terjadi di kafe bang ong?"
doyeon mengangguk.
"kita mau nanya-nanya ke lo nih. lo pernah liat seseorang atau sesuatu yang mencurigakan nggak?" tanya sanha.
"duh san, maaf. tapi gue kan kerjanya di dapur. jadi gue suka gak liat apa-apa, coba nanti tanya lucas deh, soalnya dia suka mantengin cctv. siapatau pas cctv nya masih bener, dia ngeliat sesuatu yang aneh." saran doyeon.
"yeon, lo nyampurin sesuatu nggak ke minumannya jaemin?" tanya haechan.
doyeon menggeleng. "kalau itu gue berani sumpah gak nyampurin racun apapun. gue cuma ngambil susu stroberi dan ngasih es ke dalemnya. gak gue apa-apain lagi."
sanha, haechan, serta rocky mengangguk paham.
"btw, gimana kabar jaemin?" tanya doyeon.
"oh, dia udah pulih. lagi istirahat di rumah, hehe. iya 'kan, san?" tanya haechan sambil cengengesan karena dia bohong.
sanha ikut senyam-senyum. "hehehe, iya."
"nah," sanha kemudian menunjukkan kertas berisi daftar nama korban pada doyeon. "lo kalo liat mereka datang kesini, bisa diawasin nggak? kita semua yakin banget kalau mereka ini target si pembunuh itu."
doyeon membaca satu persatu nama di kertas tersebut, kemudian melihat tiga orang di hadapannya nggak percaya.
"lo juga bakal kebunuh?" tanyanya.
mereka bertiga mengangguk. "makanya itu yeon, kita minta tolong banget."
"oke deh, nanti gue suruh bang ong beli cctv yang baru. yang lama beneran rusak, jadi sekalian bisa ngawasin juga." kata doyeon.
"bagus!" seru sanha. "hm, bentar dulu ya, gue sama rocky mau keluar hehe. lo sama haechan dulu ya, yeon?"
haechan tersenyum, sementara doyeon bergidik ngeri.
"hih apaan lo chan mesem-mesem? geli." celetuk doyeon sadis.
haechan merengut. "yaelah orang ganteng gini."
disisi lain, sanha dan rocky keluar menuju belakang kafe.
"hyunjin punya rencana apa?" tanyanya pada rocky.
"mereka mau ngejebak sinb sama moonbin, tapi gue gak tau detailnya."
"jebak dimana?"
"gue gak tau, masih belum mateng rencananya." jawab rocky apa adanya.
"ter—"
belum sempat sanha menyelesaikan kalimatnya, rocky tiba-tiba berteriak histeris, disusul oleh tikaman seseorang serba hitam di perut pemuda itu.
darah rocky mengucur kemana-mana, dan di tengah-tengah teriakannya, taring pemuda itu terlihat.
"rock lo tahan ya? gue mau ngejar dia!"
rocky tidak menjawab, namun sanha menganggap itu sebagai jawaban iya. sanha langsung berlari sekuat tenaga berusaha menggapai orang tersebut.
ia bahkan tidak melihat ke depan lagi saking semangatnya, pemuda itu malah menunduk ke bawah untuk meluapkan kekuatannya.
sampai sanha menabrak seseorang. orang dengan kaus dan celana hitam.
"kak moonbin? ngapain disini?"
:::
bingung bingung deh tuh wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
perché : [4] scream king ✔️
Fiksi Penggemarperché series [4] : yoon sanha dibalik sikap ceria, tersirat sebuah rahasia. tentang petualangan sanha dan teriakannya yang super dahsyat. +lowercase, semi-baku © tteobokjin, 2018