"san! san! lo gapapa?!" renjun mengguncang-guncang bahu sanha cukup kencang.cowok itu tengah menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. gimana renjun nggak panik?!
"air. pisau. belakang."
renjun mengernyit bingung, si time traveller itu mengikuti sorot mata sanha yang tengah melihat seorang gadis. renjun kenal cewek itu; sei. tapi kemudian renjun menggeleng, nggak mungkin sei karena dia gak ada di daftar.
"apaan sih san?! lo ga usah nakutin gue dong." bisik renjun frustasi.
selanjutnya renjun melihat sekeliling, berharap siapapun yang ikut dalam misi ini lewat. nggak apa-apa deh walaupun haechan dan jaemin si dua bobrok itu yang dateng, yang penting renjun gak sendirian sama sanha si makhluk astral.
eh tapi, haechan sama jaemin juga makhluk astral deh.
"akh!" sanha tiba-tiba megang kepalanya. ia menunduk, bikin renjun tambah panik kalau-kalau sanha teriak tiba-tiba.
"san? lo gapapa?" tanya renjun.
"gapapa kok." sanha menjawab, ia mengacungkan jempolnya sebagai tanda bahwa semua baik-baik saja.
"sanha sanha!!" teriakan felix dari lantai atas membuat sanha juga renjun menoleh dengan cepat.
felix dengan pistol di tangannya—yang sanha gak gahu dapet dari mana—menuruni tangga dengan terburu-buru.
"ke halaman belakang!" seru cowok itu tanpa menghampiri sanha maupun renjun dan segera berlari setelahnya.
sementara sanha sendiri masih belum mengerti apa yang terjadi, begitupula renjun yang melongo karena heran.
namun ditengah sanha dan renjun yang saling pandang layaknya orang bodoh, teriakan seseorang serta guncangan kecil di lantai menyadarkan mereka.
"shuhua!" seru sanha dan renjun kompak.
tanpa ba-bi-bu, kedua pemuda itu langsung berlari ke sumber suara yang ternyata letaknya ada di halaman belakang. beberapa orang juga ikut berlari dan berujung di depan sebuah kolam air mancur di tengah taman yang saat ini ramai dikerubungi.
"dia masih hidup! dia masih hidup!" seru jeno kepada seungmin, felix, haechan, serta jisung yang berada di sekelilingnya.
renjun saat itu juga langsung menarik tangan sanha untuk mendekat.
mata sanha gak bisa kedip saat melihat badan siapa yang terapung di kolam tersebut.
"woi angkat woi cepet elah!" teriak felix.
sanha masih mengerjapkan mata saat itu, antara percaya dan nggak percaya. ia hanya melihat teman-temannya menggotong tubuh gadis itu yang berlumuran darah dan basah, serta hyunjin sang empunya pesta yang sibuk mengusir para tamu.
"l–lua? korbannya lua?" jinyoung yang baru saja datang bersama jaemin—dua anak itu jaga di halaman depan—bertanya dengan alis tertaut.
sanha diem aja, nggak jawab apapun. matanya melirik shuhua, cewek itu lagi duduk di rumput dengan kaki selonjoran. di sampingnya ada eunbin, hina, dan heejin yang menenangkan gadis itu.
tunggu dulu, sejak kapan heejin dan hina kena shuhua?
tanpa meduliin seruan renjun yang terus teriak supaya sanha gak kemana-mana, ia malah menghampiri para gadis tadi.
"banshee?" ucap sanha pelan, namun sukses bikin shuhua ngangkat wajahnya dan melihat sanha.
"nah! udah ketemu nih sama kembaran!" pekikan hina yang gak bisa di kontrol itu membuat sanha mendesis.
KAMU SEDANG MEMBACA
perché : [4] scream king ✔️
Fiksi Penggemarperché series [4] : yoon sanha dibalik sikap ceria, tersirat sebuah rahasia. tentang petualangan sanha dan teriakannya yang super dahsyat. +lowercase, semi-baku © tteobokjin, 2018