kak suga datengin gue dikamarnya, sambil bawa dua cangkir yang isinya susu anget. "nih susunya, diminum dulu biar tenangan," tawar kak suga ke gue, sambil ngasih satu cangkir ke gue, dan kita berdua duduk di pinggir kasur kak suga.
"dulu gue pengen banget jadi tentara," kata kak suga tiba-tiba. "dari kecil, sampe sekarang, makanya buku-buku politik, tentara, banyak banget dimeja gue."
kak suga ngehela nafas, "some people mungkin judge gue itu orang yang gak kenal sama kata 'belajar'. tapi mereka gak tau gue gimana. mereka gak tau gue dengan tekun mau belajar tentang tentara dan negara, mereka gak tau semua mimpi-mimpi gue,"
trus kak suga ngambil satu benda, kayak lampu yang ditutup sama cup kebalik yang dibolongin beberapa motif. bagus dan antik banget.
"pas gue kecil, yoona ngasih gue ini. waktu ulang tahun. dia tau semua mimpi gue. dia tau gue pengen banget jadi tentara. gue matiin lampunya bentar ya," dan setelah itu lampu mati, ada cahaya keluar dari benda yang kak suga pegang. dan tembok sekitar kita jadi ada cahaya dari beberapa motif bolongan cup itu.
"yoona ngasih ini ada maknanya. lampu ini ditandain sama dia adalah mimpi gue. mimpi gue yang paling besar. dan disekelilingnya dia bilang adalah bintang polaris atau bintang utara." kak suga nunjuk-nunjuk.
"bintang polaris ini bintang yang letaknya paling jauh, dan gak ada ujungnya. dan para bintang inilah, yang ngejaga semua mimpi gue. meskipun dia hilang, ataupun gue lupa, tapi setiap gue ngelihat benda ini, gue selalu inget, gue harus jadi tentara. dan gue yakin akan hal itu,"
kak suga nyalain lampu, "so untuk orang yang gue sayang juga, gue rela bagi tempat diantara mimpi-mimpi gue berkumpul, biar mimpi kita bisa dikabulin sama-sama. mimpi lo yang mau ke jerman ada disini, masuk jalur komunikasi ada disini. dan lo gak akan kehilangannya," ucap kak suga final.
"soal yang tadi dirumah lo, yang lo pegang tangan gue itu, gue tau lo belom siap untuk panggil gue sebagai pacar lo. tunggu gue sebentar lagi. tunggu gue dan lo agar siap untuk punya satu sama lain, okey?" pesan kak suga lagi, "yuk sekarang pulang. mama lo pasti dah khawatir,"
dan saat itu, gue siap nunggu kak suga kapan pun, sampai kapan pun. bertahun-tahun pun.