Lay terbangun karena merasakan ada sesuatu yang menyentuh wajahnya. Lay membuka matanya perlahan dan mendapati Chania sedang memperhatikannya dengan tangan yang masih membelai wajah Lay.
Chania sepertinya belum menyadari jika Lay sudah terbangun dan memperhatikannya balik.Saat Chania akan menyentuh rambut Lay, mata Chania terbelalak kaget karena Lay tengah memperhatikannya. 'sejak kapan orang ini bangun?' batin Chania. Chania buru-buru menjauhi tangan beserta tubuhnya dari Lay. Tapi belum lagi Chania menjauh, Lay sudah menarik pinggang perempuan itu agar lebih dekat ke arahnya.
"kamu sudah bangun?" tanya Lay dengan suara yang serak. Chania bingung harus menjawab apa yang membuatnya terdiam cukup lama.
"eum, maaf Pak, kenapa Bapak bisa ada di sini? Segitunya Bapak memperlakukan saya sebagai asisten dosen sampai rela ngikutin saya kemana-mana. Kemarin Bapak ngikutin saya ke rumah Tante Meilin, sekarang ngikutin saya ke rumah sakit, besok ngikutin kemana lagi?" tanya Chania dengan wajah sepolos mungkin. Lay langsung terbangun dan memperhatikan Chania dengan kening berkerut.
"apa maksud kamu Chania?" tanya Lay yang mulai cemas.
"apa bapak lupa, kan bapak sendiri yang minta saya jadi asisten bapak beberapa hari yang lalu. Saya aja masih ingat dengan jelas lho Pak" Lay langsung terhenyak begitu mendengar penuturan Chania barusan. Apa yang terjadi dengan Chania.
"Chania, kamu kenapa?" tanya Lay dengan suara yang sedikit bergetar.
"maksud Bapak apa? Emangnya saya kenapa? Oh iya Pak, saya mau nanya, apa Bapak tahu kenapa saya bisa ada disini? Dan kenapa kemarin saya bisa koma? Apa saya kecelakaan?"
"hentikan Chania, itu sama sekali tidak lucu" ucap Lay sambil memegang kedua bahu Chania tapi langsung ditepis oleh perempuan itu.
"bapak mau ngapain? Terus kenapa tadi bapak bisa tidur di samping saya?" tanya Chania dengan menjauhkan tubuhnya dari jangkauan Lay.
"Chania, dengarkan saya..." ucap Lay kembali memegang kedua bahu Chania.
"saya suami kamu, dan sekarang kamu sedang mengandung anak saya" ucap Lay penuh penekanan sambil memandangi perut Chania. Chania tertegun. Bukan hanya sekedar pura-pura, tapi Chania benar-benar tertegun karena ucapan Lay barusan. Apa maksud dari pria ini, bukankah saat itu ia tidak mengakui Chania sebagai istrinya dan anak yang dikandung Chania sebagai anaknya. Tapi kenapa sekarang ia terlihat begitu frustasi saat Chania tidak mengetahui apapun tentang dirinya.
Namun, ketertegunan itu hanya berlangsung sesaat, tidak mungkin Lay begitu mudah mengakuinya seperti sekarang, bisa saja ini salah satu cara Lay yang lain untuk menyakiti dirinya lagi.
"bapak jangan mengada-ada deh, saya belum pernah menikah dengan siapapun apalagi dengan bapak. Dan mengandung, cih.. Yang benar aja. Menikah aja belum, masa iya tiba-tiba bisa mengandung. Bapak ngayal ya?" tanya Chania dengan sarkatis. Sebenarnya Chania sangat tidak bisa berpura-pura seperti ini, hati Chania sangat sakit saat melihat Lay menatapnya dengan tatapan terluka. Tapi Chania harus membentengi dirinya. Ia tidak mau merasakan sakit dan menerima penolakan lagi. Semuanya sudah cukup bagi Chania, ia tidak ingin menambahnya lagi.
"kenapa bapak cuma diam? Benar kan yang saya bilang, bapak cuma ngayal"
"lantas bagaimana cara kamu menjelaskan itu?" ucap Lay lelah dengan menunjuk perut Chania yang sudah membuncit.
"apa salahnya dengan perut saya? Dokter bilang ini hal yang wajar karena selama koma kemarin saya tidak membuang apapun" ucap Chania menatap Lay sambil bersedekap dada.
"Chania..." panggil Lay lirih. Lay tidak tahu lagi harus menjelaskan seperti apa agar Chania mengerti. Tiba-tiba pintu ruangan Chania terbuka dan masuk seorang dokter yang sedikit terkejut dengan kehadiran Lay.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD LECTURER [complete]
أدب الهواةSeorang dosen yang kayak punya 2 kepribadian.. Sopan, santun dan baik akhlaknya saat di kampus. Tapi semua berbanding terbalik ketika dia udah di luar. Satu kata yang bisa mencerminkan sifatnya saat di luar kampus.. BASTARD dan orang yang bastard...