TIGA PULUH EMPAT

6.1K 464 214
                                    

Hei hei hei hei.. I'm come back..😘😘😘

Itu di mulmed ada trailernya, bagi yang mau nonton silakan, bagi yang nggak mau ya nggak apa-apa😊😊

Mungkin trailernya rada nggak nyambung sama cerita ini, tapi ya biarin aja lah ya, yang penting gue bahagiaa..*bhaakkkss😂😂😂😂✌✌

Kalo suka alhamdulillah, kalo nggak suka disuka-sukain aja, biar gue seneng kan😂😂

Cukup sekian, happy reading😘😘😊😊

*sorry for typo😁😁

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"kamu kangen sama Mama ya sayang? Ya udah, hari ini kita ketemu Mama ya?" ucap Lay sambil berusaha menenangkan anaknya yang sedari tadi tidak henti-hentinya menangis dan benar saja, setelah Lay mengatakan itu anaknya langsung terdiam sambil menatap Lay dalam dengan mata yang sedikit basah.

"apa kamu lihat-lihat Papa kaya gitu? Ngajak berantem?" tanya Lay sambil menautkan kedua alisnya. Bukannya takut karena ucapan Lay barusan, anak itu malah mengeluarkan kekehan yang cukup menggelikan bagi Lay. Lay meletakkan anaknya di tempat tidur dan ikut berbaring dengan menghadap ke arah sang anak.

"kamu nih ya, ngikut sifat siapa sih? Kok nggak ada takut-takutnya sama orang? Papa gigit nih, Papa gigit?" ucap Lay dengan ancang-ancang seperti akan menggigit perut anaknya. Namun sama seperti sebelumnya, anak itu hanya mengeluarkan suara kekehan khas seorang bayi yang membuat Lay gemas dan langsung menciumi perut sang anak dengan bertubi-tubi. Meledaklah tawa bayi kecil itu karena merasa kegelian atas perbuatan Papanya.

"ayo kita mandi dulu, setelah itu baru ketemu sama Mama" baru saja Lay ingin melepaskan kancing baju anaknya, sang anak malah merengek seperti tidak ingin mandi.

"sayang, jagoannya Papa, kalo mau ketemu sama Mama kita harus mandi dulu, kita harus wangi. Ntar kalo jagoan Papa bau asem kaya gini, yang ada Mama malah lari karena nggak kuat nyium baunya. Kita mandi ya?" seolah tersihir dengan perkataan Lay barusan, anak itu hanya menurut saat Lay melepaskan seluruh pakaiannya, namun tidak dengan matanya. Mata anak itu selalu menatap tajam dan tidak suka ke arah Lay.

Lay yang melihat itu hanya terkekeh pelan. Anaknya persis sekali dengan dirinya. Bahkan pahatan di wajah sang anak sebelas duabelas dengan wajahnya, hampir seluruh bagian tubuhnya mengikuti Lay. Hanya warna mata dan rambut saja yang tidak, karena mata dan rambut anak itu persis seperti Chania.

Lay memandikan anaknya dengan sangat hati-hati sambil sesekali menyenandungkan lagu dan menampilkan wajah yang lucu sehingga membuat anaknya tidak henti-hentinya untuk tertawa.

"kamu dari tadi ketawa terus, seneng banget kayanya mau ketemu sama Mama" ucap Lay sambil mengangkat anaknya dan melilitkan handuk di tubuh mungil itu. Seketika tawa Lay langsung menghilang saat ia kembali teringat pada kenyataan yang sebenarnya. Hati Lay mendadak sesak ketika mengingat istrinya itu. Betapa ia sangat merindukan Chania.

Setelah bersiap-siap, Lay akhirnya berangkat untuk menemui Chania dan diantar oleh salah satu supir pribadi keluarga Pratama. Selama di perjalanan Lay tidak henti-hentinya mengecup dan memeluk sang buah hati untuk menenangkan dirinya sendiri agar cairan bening itu tidak kembali keluar. Tapi apalah daya, semakin Lay mendekati tempat Chania, semakin memanas pula matanya. Semua yang Lay lakukan tidak lepas dari perhatian sang supir yang bernama Anwar. Anwar menatap iba kepada tuannya itu. Setiap ingin menemui sang istri, Lay selalu seperti itu, menahan semua rasa sakitnya sendiri dan selalu bersikeras untuk menahan airmatanya agar tidak tumpah. Padahal saat ini mata Lay sudah sangat memerah dan penuh dengan genangan air. Satu kali kedip saja, lolos sudah semua pertahan yang sedari tadi dilakukannya.

BASTARD LECTURER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang