ExPa.1. ~~(ChaNIA?)~~

5.6K 308 100
                                    

Sebelumnya sebagai informasi, umur Chania sekarang 30 tahun dan Lay 38 tahun.

Udah itu aja.

Sorry for typo..

Happy reading😘😘😘

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~22 tahun yang lalu~

.
.
.
.
.

Lagi dan lagi Lay harus pergi dari rumahnya karena Lay tidak ingin terus menerus mendengar pertengkaran kedua orangtuanya itu. Setiap hari selalu saja ada hal yang mereka pertengkarkan. Apalagi setelah kematian Keyla, Daniel dan Meilin tidak henti-hentinya saling menyalahkan yang membuat kepala Lay terasa mau pecah.

Bukan karena siapa-siapa Keyla meninggal, semua sudah takdir dari Tuhan. Tidak ada sakit, kecelakaan, atau apapun itu, semua terjadi begitu saja. Mungkin itu adalah sebuah teguran dari Tuhan agar kedua orang itu, Daniel dan Meilin sadar bahwa masih ada anak yang membutuhkan perhatian mereka. Namun seakan hati dan pikiran mereka telah membatu, semuanya hanya mereka anggap sebagai angin lalu, dan bahkan mereka malah lebih menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

Selama ini Lay bisa melewati semuanya karena dukungan dari Keyla. Tapi apa yang harus Lay lakukan sekarang? Keyla sudah pergi, tidak ada lagi tempat bagi Lay untuk mengadu. Kedua orangtuanya? Jangan harap. Menanyai kabar Lay saja itu sudah seperti sebuah keajaiban karena sangat jarang terjadi. Keluarga orangtuanya? Oma? Eyang? Mereka semua sama saja di mata Lay, berlomba-lomba untuk membuktikan siapa yang paling hebat lewat kekayaan.

"uang, uang, uang, cuma itu yang mereka pikirkan" ucap Lay sambil mendudukan dirinya di rerumputan taman yang cukup jauh dari rumahnya. Setelah mendengar pertengkaran kedua orangtuanya tadi, Lay terus berlari tanpa tahu kemana arah yang akan ia tuju, bahkan seragam putih abu-abu masih melekat di tubuh kurusnya itu, dan akhirnya setelah cukup lama berlari, langkah membawa Lay ke sebuah taman.

Lay mengeluarkan ponselnya bermaksud untuk menghubungi salah satu teman yang cukup dekat dengannya.

Tuut Tuut Tuut

"Byuno kemana sih, giliran dibutuhkan nggak pernah ada, sialan emang" umpat Lay sambil melempar ponselnya ke sembarang arah.

"AAAAWWWWWHHHH" rintih sebuah suara yang membuat Lay sedikit kaget. Lay menoleh ke kanan dan mendapati seorang anak perempuan kecil yang berada sekitar 10 meter darinya sedang memegangi dahi. Tak jauh dari tempat anak itu duduk, Lay melihat ponselnya tergeletak dengan indah. Otak Lay berputar-putar dan akhirnya Lay bisa menyimpulkan bahwa yang menyebabkan anak tadi merintih kesakitan adalah ponsel yang ia lempar karena sedang kesal tadi.

Anak perempuan itu masih saja memegangi dahinya yang membuat Lay mau tidak mau bangkit dan berjalan mendekatinya.

"maaf" ucap Lay datar sambil berdiri di samping anak itu dengan satu tangan dimasukkan ke saku. Anak itu mendongak dan Lay sedikit tersentak karena mata anak itu sudah memerah dengan genangan air yang cukup banyak di sana. Lay merasa bersalah dan langsung berjongkok di depan anak itu.

"hey, Kakak minta maaf ya, Kakak nggak sengaja. Jangan nangis ya" ucap Lay dengan perasaan bersalah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gadis kecil itu hanya mengangguk sambil terus mendongak agar airmatanya tidak jatuh.

BASTARD LECTURER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang