Chania pulang dengan tangan kosong dari supermarket karena semua belanjaan yang dibelinya tadi sudah dibawa oleh tukang angkut dadakan yang tidak lain adalah mantan bosnya sendiri. Sehun mau tidak mau harus menuruti keinginan Chania itu, karena walau bagaimanapun yang sedang dikandung Chania saat ini adalah keponakannya.
"Bos, tolong taruh di dapur ya, gue mau panggil Mas Lay dulu" Sehun hanya mengangguk tidak peduli karena ingin cepat-cepat terlepas dari barang belanjaan yang sangat banyak itu. Entah apa yang dibeli oleh Chania tadi hingga bisa sampai belasan kantung, bahkan tadi Sehun sempat melihat Chania membeli 3 buah kain sarung yang entah akan digunakan untuk apa itu nantinya.
Chania berjalan menuju kamar mereka untuk menghampiri Lay. Namun, belum lagi sampai, Chania melihat pintu ruang kerja suaminya sedikit terbuka. Chania mendekati pintu itu berniat untuk menutupnya kembali namun segera diurungkannya saat mendengar suara Lay yang seperti sedang berbicara dengan seseorang.
Chania memberanikan diri untuk membuka pintu sedikit lebih lebar agar dapat melihat apa yang sedang Lay lakukan di dalam. Chania hendak masuk namun langsung diurungkannya karena Chania kembali teringat apa yang sudah Lay lakukan dulu padanya di ruangan tersebut. Chania masih trauma akan kejadian itu yang membuatnya tidak berani untuk masuk dan alhasil, Chania hanya bisa mendengar dan melihat sedikit apa yang terjadi di dalam sana. Chania mendengar suara perempuan, dan itu..
Ara.
Berbagai pertanyaan muncul di kepala Chania. Kenapa mereka bisa berdua di dalam sana? Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lay terlihat begitu menyedihkan? Dan masih banyak pertanyaan lagi. Semua pertanyaan Chania terjawab saat mendengar ucapan Lay yang terdengar begitu mencintai Ara. Apakah mereka memiliki hubungan sebelumnya? Kembali berbagai pertanyaan hinggap di kepala Chania.
Ucapan terakhir dari Lay membuat kepala Chania terasa di hantam batu dengan begitu keras.
"jangan tinggalkan Kakak lagi, Kakak mohon. Tahukah kamu betapa hancurnya Kakak begitu kamu pergi"
Dan yang selanjutnya membuat airmata Chania keluar tanpa ia sadari. Lay mencium perempuan lain, dan itu Lay lakukan di apartemen mereka. Tidak, tidak, apartemen Lay lebih tepatnya.
Chania mundur teratur karena tidak sanggup melihat hal itu lebih lama. Itu terlalu menyakitkan. Chania tidak bisa ada di apartemen itu lebih lama, ia butuh udara segar. Chania keluar dari apartemen dan berjalan tanpa arah dan tujuan. Pikirannya sekarang sedang kacau.
Chania kembali mengingat saat Lay mencium Ara dengan begitu lembutnya. Bahkan Lay tidak pernah menciumnya selembut itu. Chania terkekeh pelan mengingat semua yang terjadi padanya selama ini. Setelah Chania ingat-ingat semuanya terjadi karena sebuah paksaan. Lay menikahinya karena dipaksa Meilin dan Daniel. Lay seharusnya sudah menceraikannya jika saja Chania tidak hamil, dan dengan terpaksa pria itu harus menunggu hingga anak mereka lahir. Bahkan mungkin saja, pernyataan cinta yang selalu Lay ucapkan selama ini adalah karena sebuah keterpaksaan.
Ara. Niara. Nia. Kening Chania berkerut karena memikirkan sesuatu yang masih terasa janggal di pikirannya. Tunggu dulu, bukakah dulu Lay pernah menggumamkan sebuah nama saat pria itu tertidur. Bukan hanya sekali bahkan sudah sangat sering Chania mendengarnya, dan nama itu adalah...
...Nia.
Chania sedikit tersentak saat menyadari sesuatu, dan ia kembali mengingat perkataan Lay tadi.
"kamu kemana aja Nia, nggak tahukah kamu betapa sulitnya hidup kakak tanpa kamu"
"selama ini Kakak selalu mencari kamu kemana-mana tapi seakan ditelan bumi, kamu hilang tanpa ada jejak sedikitpun. Apa kamu sengaja menjauh dari Kakak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD LECTURER [complete]
FanficSeorang dosen yang kayak punya 2 kepribadian.. Sopan, santun dan baik akhlaknya saat di kampus. Tapi semua berbanding terbalik ketika dia udah di luar. Satu kata yang bisa mencerminkan sifatnya saat di luar kampus.. BASTARD dan orang yang bastard...