“Apa kau tidak pernah berpikir bahwa trauma layaknya bisa hilang seperti ombak menyapu tanah?„
_______
Kejadian itu masih terikat pada Ayşu selama tujuh tahun ini. Putrinya dibunuh seseorang, padahal masih bayi. Ia tidak bahagia selama ini, tetapi Mehmet tetap setia menemaninya. Ia benci Anka, benci semua orang. Sebelumnya, ia sempat menyalahkan Mehmet karena tidak menjaga bayinya, dan Mehmet disebut pecundang. Mehmet menjelaskan sebelumnya bayinya baik-baik, tapi ada suster datang ke ruang khusus bayi dan membawanya keluar. Mehmet juga bertanya tentunya, tapi suster berkata hanya memandikan bayi. Ditunggu-ditunggu tak datang, dicari-cari tak temu. Tiba-tiba Anka datang dengan bawa baju bayi yang penuh darah. Dari sanalah mereka menduga bahwa bayi itu dibunuh serta dibuat Ayşu menahan depresi tujuh tahun. Ia kembali ke pekerjaan lamanya tapi dalam keadaan yang parah.
Kini Ayşu tinggal di Galata. Galata adalah area ramai yang berpusat di Galata Tower abad ke-14, yang memiliki hamparan pemandangan Bosphorus dari balkonnya. Di bawahnya, jalan sempit di daerah ini menjadi lokasi bagi bar trendi, restoran klasik, dan toko kecil yang menjual pernak-pernik. Sinagoge, gereja, dan masjid yang berusia ratusan tahun memenuhi area ini, sementara museum dan pusat kebudayaan Galata Mevlevi House menampilkan pertunjukan tarian darwis berputar. Aku datang ke suatu bar yang tak jauh dari sana masuk ke dalam tempat itu dan duduk, lalu memesan minuman. Tak lama kemudian, seorang pria mulai menaiki tangga. Semua orang tertegun melihatnya, termasuk Ayşu tergegun melihat seorang pria yang kemudian duduk di kursi panggung bar. Pria yang begitu tampan dengan kaos polosan hitam yang membuatnya jatuh hati padanya, wajahnya itu buat ia memandangnya tenang seakan tak terjadi apa-apa selamat hidupnya.
Ada kutipan dari seorang penulis idolanya yang tepat di suasana seperti ini; “Ketika kau jatuh cinta, hatimu merasa damai. Tidak ada keburukan satu pun yang akan kauingat di masa lalu yang (mungkin) begitu kelam. Kau hanya ingat dia, dia, dia, dan dia.” Kutipan itu selalu membuatnya terngiang-ngiang.
“Namaku Sancar Sezen. Berpetualang penyanyi biasa, penyanyi jalanan. Aku datang di sini untuk pekerjaan. Jadi, kumohon kerjasama kalian untuk apresiasinya. Terima kasih.” Tampak pria itu memegang gitar, memetik senar gitar yang begitu syahdu didengar, dan ia mulai bernyanyi.Yine yaz bitti
Biz göremeden güneşi
Bulutlara esir olduk
Kararıp gitti, yıllarım bilemeden neşeyi,
Büyük sandıklara koydukGelen olmadı yerine...
Kimse sormadı yüreğinde bu koca boşluk niye?
Ah.. inen olmadı daha derine
Ki ben yormadım ben bu rüyayı
Birgün bile gidebileceğineYokluğunda yine yüz çevirdim aşka
Güz geçirdim onca yaprağım sarardı soldu
Sonbaharın sonunda bahar yok artık
Yağmuru vurunca derde dert oldu
Rüzgarı vurunca derbeder oldumAyşu betah mendengar nyanyian dari pria itu yang begitu merdu, rasanya seakan tenang dan melupakan segalanya. Hidupnya merasa mabuk seakan disiram banyak bunga, terbang tanpa gravitasi dan menembus atmosfer.
Ayşu setia di sana selama pria itu bernyanyi. Entah berapa menit dia di sana, tapi ini seolah tidak ada namanya waktu. Ia benar-benar betah.
Pemilik bar tersebut menyodorkan uang tak amat banyak jumlahnya. Pria itu tersenyum menerima uang dari pemilik bar dan mengucapkan terima kasih. Ia pun keluar dari bar, sementara Ayşu menyusulinya ke sana.
Di luar bar, Ayşu mengejar, mengikuti, berusaha ingin berbicara dengan pria itu.
“Tunggu,” sahut Ayşu, tersenyum. “Apa kau Sancar Sezen?”
Tidak ada senyuman apapun dari Sancar, datar. Siapa gadis ini? Kenapa dia datang seperti seorang sahabat? Dia ini apa? Risih. “Apa kau tidak mendengar pesan pembukaku? Aneh.”
“Maafkan aku, tapi aku hanya mengapresiasi nyanyianmu. Aku suka,” Ayşu tersenyum selebar mungkin.
“Terima kasih,” ujar Sancar.
“Boleh kita berkenalan?” Ayşu kemudian mengulurkan tangan sebagai tanda ingin menjabat tangan. “Namaku Ayşu Demirören, bisa kaupanggil aku Ayşu. Aku seorang model majalah dewasa di sini.”
Bingung. Aneh. Jijik. Semua itu merupakan reaksi Sancar pada Ayşu. Gadis itu asing baginya, tapi kenapa dia sok sedekat ini dengannya? Apalagi dia gadis yang bukan tipenya lantaran gadis itu sudah memberitahukan pekerjaannya, itu merupakan hal kotor baginya. “Kau sudah tahu namaku.”
“Apa kita bisa berteman sekarang?”
Hah? Apa ini? Begitulah pikirnya. “Baiklah.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Resound (Reupload)
Фанфик(Cerita sudah lengkap) Kisah cinta seorang gadis berprofesi model dewasa harus bertemu dengan penyanyi jalanan yang baru saja menerima tawaran bernyanyi di bar. Dia tampan, berwibawa, sexy. Gadis itu jatuh cinta. Namun, sang pria justru jijik dekat...