180618 Senin
Mungkin Arima sudah harus bertindak lagi karena sepertinya ingatan Haise sudah kembali dan hal itu akan sangat membahayakan CCG jadi Arima berpikir lebih baik melenyapkan Haise dari dalam.
Arima tersenyum misterius memandangi Haise yang sedang berlatih dengan Akira.
"Tunggu saja kau, Kaneki Ken"-o0o-
"Tadaima!"
Hening tak ada balasan, Haise sedikit tertawa kecil.
"Tentu saja takkan ada yang membalas ucapanku jam 12 malam seperti ini"Gumam Haise menyadari kebodohannya lalu berjalan melewati ruang tamu yang tiba-tiba terdengar dengkuran lembut yang amat Haise kenal."Touka-chan?"
Haise tersenyum melihat istrinya tengah berbaring tiduran dengan mata terpejam disofa ruang tamu, Haise lalu jongkok dan mengelus rambut biru Touka.
"Touka-chan, bangunlah! Gomen aku membuatmu menunggu"Bisik Haise dengan nada menyesal yang hanya dibalas sedikit gerungan pelan dari Touka, Haise menghela nafas berat."Kau benar-benar lelah ya? Gomen aku akan berusaha pulang awal besok"Bisik Haise tapi Touka masih masih saja terlelap.
"Tidak ada cara lain jika begini terus"
Haise lalu menggendong Touka ala bridal style dengan erat untuk membawanya kekamar.
"Okaeri Haise..."
Haise tertawa kecil mendengar nggigauan Touka lalu mencium kening Touka.
"Arigato sudah setia menunggu kepulanganku..."Touka benar-benar setia menunggu kepulangan Haise, selarut apapun Haise pulang, Touka selalu berusaha menyambut Haise dan membalas ucapan Haise.
Tapi, malam ini sepertinya Touka benar-benar kelelahan sampai tidak bisa dibangunkan dan tetap nyenyak hingga Haise membaringkannya diranjang.Setelah membaringkan Touka, Haise berganti baju dan ikut bebaring dengan Touka.
Tapi, Haise belum juga ingin tertidur dia masih asyik memandangi wajah damai Touka yang terlelap, tangannya pun asyik membelai rambut biru Touka sambil terus menyunggingkan senyumannya."Touka-chan benar-benar cantik, aku sampai tidak tahu bagaimana menjelaskannya"Gumam Haise sambil terus tersenyum, entah kenapa Haise senang sekali melihat wajah Touka ketika tertidur apalagi ketika Touka tersenyum hangat.
"Apa seandainya aku punya anak perempuan, dia akan secantik Touka-chan ya??"Gumam Haise lagi membuat Haise tiba-tiba ingin memiliki anak perempuan yang cantik seperti bayangannya lalu tertawa kecil.
"Kira-kira Touka-chan mau mengabulkannya tidak ya?"Tanya Haise dalam hati lalu memeluk Touka dan mencium bibir Touka.
"Nee Touka-chan, tidakkah kau ingin mempunyai anak perempuan?"Bisik Haise lalu memejamkan matanya untuk segera tidur.Keesokan Harinya...
Touka terbangun dengan wajah kebingungan karena tiba-tiba Haise sudah disisinya dengan keadaan masih memeluknya.
"Apa Haise yang membawaku kesini ya??"Pikir Touka bertanya-tanya memandangi Haise yang masih terlelap lalu tersenyum, Touka tertawa kecil lalu mengelus pipi Haise.
"Kau bermimpi apa sih sampai senyum-senyum kayak gitu?"Tegur Touka gemas melihat wajah Haise lalu mencium kening Haise dan bangkit untuk segera membangunkan kedua anaknya yang harus berangkat sekolah.*Ceklek*
"Mama! Ohayo!"
"Eh?Kalian sudah bangun?"
"Kuro dan Shiro sudah mandi loh Mama!!"
"Hontou desuka?"
Mereka mengangguk kompak, Touka terkekeh lalu memeluk kedua anaknya dan mencium masing-masing kening mereka.
"Yasudah ayo berangkat"
"Ayo!!"Baru saja Touka keluar kamar mereka untuk mengantar kedua anaknya terlihat Haise yang masih dengan mata ngantuk baru saja bangun tidur bersiap untuk mandi.
"Papa terlambat bangun lagi!!"Hardik Shiro sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Papa selalu saja membuat Mama marah!"Sahut Kuro mengikuti gaya Shiro.
Haise hanya nyengir mendengar ucapan kedua anaknya lalu mengelus kepala mereka.
"Gomenne, Papa akan segera mandi sekarang,"
"Papa tidak boleh lama-lama nanti kami telat"
Haise mengacungkan jempolnya lalu masuk kekamar mandi.Dikantor CCG..
Kantornya pun sudah sedikit ramai dengan pertengkaran kecil Shirazu dengan Saiko yang memperebutkan manga kesukaan mereka berdua.
"Aku yang melihatnya dulu jadi ini milikku!!"
"Eh tidak boleh!"
Haise tertawa kecil lalu duduk dikursinya dan mulai mengetik data ghoul yang kemarin mereka kejar.
"Tapi, aku yang membayarnya jadi itu milikku!"
"Pokoknya ini-"
*Sret*
Urie yang melompat dari belakang Shirazu dengan gaya salto merebut manga milik Saiko membuat ke-3 temannya terbengong-bengong.
"Ini manganya Saiko"Ucap Urie menyodorkan manganya pada Saikk membuat gadis itu berbinar dengan senyum lebar lalu memeluk Urie erat.
"Waaa Urie memang selalu bisa kuandalkan"Pekik Saiko senang membuat Urie merona malu lalu memalingkan wajahnya sambil tersenyum."Huh Saiko ini selalu saja mengumbar kemesraan!"Ejek Shirazu sewot
"Biarin! Bilang saja kau tidak bisa mesra dengan Mutsukikan? Bweeek!"Balas Saiko sambil menjulurkan lidahnya, membuat Shirazu geram dan tiba-tiba Mutsuki menarik tangan Shirazu dengan wajah merona.
"Sudahlah...biarkan saja Shirazu"
Shirazu menghela nafas berat lalu merangkul pundak Mutsuki.
"Lihat saja! Aku bisa lebih dari kau!"Ucap Shirazu, Saiko terkekeh dengan nada mengejek seakan tidak percaya dengan ucapan Shirazu.
"Ya..ya...aku akan menunggunya"Tukas Saiko sambil mengibas-ngibaskan tangannya."Kalian ini daritadi ribut! Kalian tidak ada tugas?"Tanya Haise sedikit terhibur dengan kelakuan ke-4 anak buahnya yang dibalas cengiran oleh Saiko dan Shirazu.
"Gomen Maman Saiko akan kerjakan sekarang!"
Haise tertawa kecil lalu bangkit untuk pergi kekamar mandi membuang hasrat yang saat ini ditahannya.-o0o-
*Brak*
"Kau gila Arima?"
Arima masih saja memajang wajah datar sambil terus fokus dengan pekerjaan mengetik berkas ghoul yang beberapa hari lalu dia bunuh.
Arima memutar bola matanya malas.
"Anak itu harus dilenyapkan, karena ingatannya sudah kembali"
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Kenapa katamu?"
Arima menghela nafas berat lalu menghentikan kegiatan mengetiknya dan menatap tajam lawan bicaranya.
"Kau tak perlu tahu, cukup aku saja yang mencari tahu"Jawab Arima lalu kembali fokus pada kerjaannya.
"Tapi, kenapa sebegitu teganya kau ingin melenyapkannya??"
"Karena sejak awal dia adalah quinqueku bukan anakku"balas Arima yang entah kenapa merubah mimik wajah Arima yang awalnya datar menjadi sedikit sedih.
"Tapi-"
"Kau tak ada hak menolak! Ini utusan mutlak dari atasanmu!"Titah Aroma tajam membuat Akira mendengus sebal lalu berlalu pergi tanpa memberi hormat pada Arima.Akira benar-benar kesal pada Arima yang sama sekali seakan mencabut nyawa seseorang sangatlah tidak merugikan.
Orang?
Akira berhenti sejenak mencerna sendiri pikirannya, orang? Sasaki Haise adalah Half Ghoul jadi apa ruginya Akira membunuhnya?Sejak kapan Akira memiliki belas kasihan pada ghoul??Bukankah ghoul sudah menghabisi kedua orang tuanya dan menghabisi orang yang dia cintai?Bukankah Sasaki Haise adalah Kaneki Ken yang membunuh orang yang dia cintai?
Lalu untuk apa dia berbelas kasihan pada Sasaki Haise?
Apakah Akira sudah mulai mengasihani mahkluk yang menurutnya rendahan berjenis ghoul? Akira menggelengkan kepalnya.
Tidak, dia Sasaki Haise bukan Kaneki Ken!
Ya! Kaneki Ken sudah dibunuh Arima waktu itu."Aku harus memikirkan bagaimana cara menyelamatkan Haise"Pikir Akira dengan pikiran yang sedikit terusik dengan kenyataan bahwa sekalipun namanya Sasaki Haise tetap saja itu tubuh Kaneki Ken.
Ghoul yang sudah membunuh orang-orang yang dia cintai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ini namanya apdet balas dendam ya? 😂😂
Happy reading~ 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The King
FanfictionSekuel kedua dari "My Moon Prince" Setelah Haise menikah dengan Touka dan memiliki 2 anak berjenis Half Ghoul, bukan lantas kehidupan mereka menjadi damai layaknya akhir dunia dongeng.. Kehidupan Haise yang semakin sulit karena dia bekerja disarang...