6:Haise other side

673 53 2
                                    

Haise mulai berpikir bagaimana cara dia bisa mengumpulkan anggota terkuat dalam waktu dekat karena sebentar lagi mereka akan melawan CCG secara besar-besaran.

Tapi...

"Rose akan menjadi target kita selanjutnya"
*Deg*
Haise terpaku diam mendengar ucapan Fura yang menjadi moderator kali ini.
Jika Rose menjadi target tentu saja ini menjadi masalah besar karena Haise harus menghabisi keluarga Tsukiyama.
"Are...are....Bukankah itu hal menarik karena kudengar Tsukiyama pernah memiliki peran besar diCCG"Celetuk Kijima dengan nada mengejek, tapi sang moderator hanya mengabaikan penjelasan dan startegi yang telah mereka susun untuk menyerang CCG selama itu pun Haise hanya diam dengan keringat dingin yang mengalir ditangannya.
"Maman?"Bisik Saiko yang heran melihat Haise sedikit gemetaran, Saiko pun menyentuh tangan Haise, Haise sedikit terkejut lalu menoleh.

"Maman memikirkan Touka-san ya?"Tanya Saiko lirih, Haise mengangguk.
"Sepertinya rahasiaku selama 5 tahun akan terbongkar"
Saiko akhirnya diam saja menyadari beban pikiran Haise saat ini, karena hanya Hide dan Qs yang tahu soal pernikahan rahasia Haise beserta anak-anak Haise, Haise menyadari jika sepandai apapun dia menyembunyikan statusnya suatu saat pasti akan terungkap juga.
"Kuro...Shiro...Touka-chan..."

-o0o-

Malam itu pun Haise bergegas untuk kembali kerumah menerobos hujan lebat yang tiba-tiba turun, Haise sudah menghubungi Tsukiyama dari telepon genggamnya jika akan ada perang besar-besaran di kediaman Tsukiyama.
"Tadaima!!"
"Okaeri, Haise kenapa kau hujan-hujanan ssperti ini?"Tanya Touka cemas lalu melepaskan jas Haise yang basah kuyup.
"Akan ada perang besar 4 hari lagi, kita harus bersiap Touka-chan!"Ucap Haise panik dengan nafas tersenggal-senggal karena baru saja berlarian pulang.

*Deg*

"Pap-"
"Sst Shiro jangan berisik dulu"Ucap Kuro menarik tangan Shiro sambil membungkam mulut Kuro dan mengajaknya bersembunyi dibalik dinding untuk menguping pembicaraan orang tua mereka.
"Tenangkan dirimu dulu Haise, bergantilah baju aku sudah menyiapkan air hangatnya"Titah Touka berusaha menenangkan Haise meskipun sekarang dia juga panik, Haise mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi.

Touka menghela nafas berat lalu berjalan menuju kamarnya tapi ketika melewati dinding dimana kedua anaknya bersembunyi mereka, Kuro menarik tangan Touka karena saking paniknya Touka tidak melihat kedua anaknya.

"Mama apakah hal buruk akan terjadi?"Tanya Kuro dengan mata berkaca-kaca, Touka terdiam lalu tersenyum mengelus rambut Kuro.
"Mama janji akan melindungi kalian jika sampai ada hal buruk yang terjadi walaupun nyawa taruhannya"Ucap Touka menenangkan kedua anaknya yang justru membuat Shiro semakin takut dan akhirnya menangis.

"Mama Shiro takut"
"Kuro juga"
Touka memeluk kedua anaknya dalam gendongannya dengan mata berkaca-kaca.
"Sudah jangan menangis, lebih baik sekarang kalian tidur dan besok kalian tidak usah sekolah dulu"
"Ba..baik Mama"
Touka mengecup kedua kening anaknya lalu menggendong mereka keKamar mereka untuk menidurkan mereka berdua.

15 menit kemudian..
Haise sudah berganti baju ketika Touka masuk kekamar setelah menidurkan kedua anaknya yang masih saja ketakutan.

"Jadi, bagaimana Haise?"Tanya Touka, Haise menghela nafas berat sambil duduk ditepi ranjangnya sedangkan Touka memeluk Haise untuk menenangkannya.
"CCG akan melancarkan serangan mereka dikediaman Tsukiyama dan aku takut sepertinya mereka mulai mengendus kejanggalanku"
"Sepertinya memang tak ada cara lain, kita harus segera mengumpulkan pasukan"
"Aku akan menemui Ayato-kun sekarang"Putus Haise bersiap untuk bangkit tapi Touka menahan tangannya dan menggeleng.

"Lebih baik kau tunggu besok karena hari ini hujan lebat"
"Tapi-"
"Semua akan baik-baik saja, percayalah!"
Haise menghela nafas berat lalu tersenyum mengelus pipi Touka.
"Arigato Touka-chan, tapi masih ada satu hal yang masih kupikirkan?"Ucap Haise
"Apa?"
"Kita harus mencari tempat aman untuk menyembunyikan Kuro dan Shiro"
Touka mengangguk.
"Soal itu Yomo-san punya tempat dibawah tanah yang bisa menjadi tempat persembuyian para ghoul nantinya"
"Besok pagi-pagi sekali aku akan menemui mereka kau bersiaplah jika sewaktu-waktu aku mengajakmu bersembunyi kau sudah mempersiapkan segalanya dan mungkin kau juga akan ikut bertempur nantinya"
Touka mengangguk.
"Tapi, aku janji takkan membuatmu sampai ikut bertempur"
"Kenapa?Aku juga harus ikut bertempur!"
Haise menggeleng lalu tersenyum.
"Aku tak ingin kehilangan kau jadi aku akan melindungimu"
"Haise..."

Touka meneteskan air matanya yang lalu diseka oleh Haise.
"Kenapa kau malah menangis Touka-chan?"Tanya Haise memeluk Touka erat membiarkan wanita itu terisak dipelukannya.
"Haise, apakah aku akan kehilangan kau lagi?"Tanya Touka disela isakannya, Haise menggeleng.
"Tidak kok, aku sudah bilang itu yang terakhir"
"Ini janjikan?"
Haise tersenyum mencium puncak kepala Touka.
"Ya ini janji".

-o0o-

"Haise.."
Haise membuka matanya mengamati sekelilingnya terlihat Kaneki kecil yang duduk diatas sebuah balkon.
"Mau sampai kapan kau menolak keberadaanku? Kau ingin menjadi kuat untuk melindungi mereka kan? Kau cukup terima saja kekuatanku"
"Urusai!! Meskipun aku sudah ingat, aku tetap ingin mempertahankan ingatanku sebagai Sasaki Haise"
Kaneki kecil itu tertawa lalu melompat turun dan berdiri didepan Haise.
"Hee kau memang terlalu baik ya Haise, kau tau dengan kekuatanmu sekarang kau justru membuat keluargamu semakin terancam"
"Urusai...urusai....urusai!!!Mati saja kau Kaneki!!"Bentak Haise mencekik leher Kaneki dan mengangkat tinggi-tinggi tubuh mungilnya, disela suara umpatan Haise terdengar racauan beserta rintihan Kaneki yang memerintahkan Haise untuk membunuhnya.

"Haise!!"

Sesaat kemudian Haise langsung terbangun dari mimpi buruknya sambil berteriak dan terduduk.
"Kau baik-baik saja Haise?"Tanya Touka yang ikut terbangun sambil mengucek-ucek matanya dan duduk.

Haise mengusap wajahnya yang sudah berhias air mata disudut matanya, melihat hal itu Touka memeluk Haise untuk mengajaknya kembali berbaring membiarkan Haise kembalu terisak.

"Kau bermimpi apa?"
"Aku...bermimpi Kaneki"
"Sudahlah, tenangkan dirimu Haise"
"Aku takut kehilangan ingatanku yang sekarang"
Touka tersenyum.
"Aku yang akan mengingatkannya ketika kau lupa"
"Semua?"
Touka tertawa kecil.
"Pikiranmu sedang kacau sekali ya Haise...Tidurlah"
Haise mempererat pelukannya membiarkan Touka mengelus rambut Haise lembut.

"Nee Touka-chan kau bisa menyanyi?"Tanya Haise
"Menyanyi ya?Entahlah, aku tak terlalu suka musik jadi aku tak pernah menyanyi"Jelas Touka
"Iya juga sih.."
"Kenapa, kau ingin aku bernyanyi untukmu?"
Haise tertawa kecil lalu mengangguk.
"Lagu apa ya tapi?"
Touka bergumam pelan mencoba mengingat lagu yang pernah Touka dengar dari Yoriko.
"Bagaimana jika We Meet Again?aku sedikit ingat reffnya"
"Terserah kau saja"

Touka berdehem pelan lalu mulai melantunkan sedikit reff lagu yang pernah dia dengar dari Mp3 Yoriko.

am I imagining you here right next to me
your eyes catch my own
I look back fleetingly before I realise
you’re really there

I dreamed you’d be beside me
that we would meet again
your eyes glisten
your tears are falling

I know you have not
forgotten the past life
I’m sure as I quietly watch
you wipe your tears away

although I found you
I know this meeting will not last
I have to let go
continue finding a way
I will miss you
it’s time to wake from this dream

Dan sepertinya lagu itu berhasil menidurkan Haise dalam hitungan detik karena suara Touka yang cukup merdu, Touka tersenyum mencium kening Haise.
"Nee Kaneki, apa kau baik-baik saja ditubuh Haise?"Bisik Touka ikut memejamkan matanya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu karena Haise.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gomen, late post 😂
Karena tadi pagi dan siang author hibernasi 😂😂 disebabkan autor baru saja sampai dirumah jam 3 pagi setelah selama 4 hari mudik diluar kota 😁😁
Yang penting apdet kan? 😂
Author usahakan gak apdet jam seginian deh hehehe...
Jangan lupa tinggalkan jejak 😊😊 gak harus vote yang kutunggu kritik dan komentar kalian soal cerita ini kok 😊😊
Sampai jumpa besok! 😏

The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang