5; Who?

7K 844 10
                                    

Sesuai yang direncanakan, Namjoon dan Seokjin kini berada di halaman rumah yang lumayan luas untuk bertarung.

Namjoon menyiapkan busurnya dan menatap Hyungnya dengan yakin. Seokjin hanya tersenyum miring sebagai balasan.

"Sudah siap?" Tanya Seokjin.

Namjoon mengangguk. "Dari semalam."

"Baiklah, Kali ini aku benar benar akan menghabisimu, lho."

Felix dan Bibi duduk minum teh hangat melihat aksi mereka. Mereka berdua tau kalau itu hanya pertarungan biasa, Jadi tak perlu khawatir.

Tak!

Jin menepis Panah yang dilayangkan Namjoon dengan Pedangnya.

Ia berlari kemudian menerjang Namjoon secepat yang ia bisa. Namjoon menghindar kesamping dan melayangkan anak panah ke punggung Hyungnya.

Tak! Tak!

Seokjin membalikkan tubuhnya, Menepis kembali anak panah yang melayang dibelakangnya.

Namjoon terkejut ketika Hyungnya punya insting yang kuat. Dan lebih terkejutnya lagi, Hyungnya lebih lincah dan cepat.

Sreet!

Karena terkejut, Namjoon sendiri tak menyadari bahwa Seokjin sudah ada dihadapannya.

Pedang panjang dan mengkilap milik Jin kini sudah bertengger di lehernya. Namjoon meneguk ludahnya susah.

"Oke, Aku skakmat."

Seokjin tertawa pelan, Ia meletakan kembali pedangnya dipinggang dan menepuk bahu sang adik.

"Kurang fokus, Jangan kebanyakan pikiran saat sedang bertarung." Ajarnya. Namjoon mengangguk paham.

Felix Menghampiri mereka berdua. "Apa kalian berdua ada yang terluka?" Tanyanya.
Keduanya menggeleng dan tersenyum. "Tak ada, Tenanglah." Felix mengangguk juga.

"Kita berangkat kapan?" tanya Namjoon.

"Mau sekarang? Kurasa pagi hari lebih enak, Masih sepi dan sejuk."

Felix dan Namjoon menyetujui, Bibi menghampiri mereka bertiga.

"Mau dibuatkan bekal?" tawar Bibi.

"Tidak, Bi. Tenang saja, kan ada Seokjin-hyung nanti yang masak. Bahan tinggal beli atau nyari di Hutan. Hehe," jawab Namjoon.
Seokjin mengambil pedangnya dan ia menyembunyikan Pedangnya dibalik Jubah. Begitu juga dengan Namjoon.

Bibi tersenyum simpul. "Baiklah terserah kalian, Apa kalian mau berangkat sekarang?" tanya Bibi.

Seokjin mengangguk. "Iya, Bi. Kami pamit dulu."

Bibi melambaikan tangannya lembut. "Hati-hati dijalan!"

.

Mereka bertiga berjalan pelan, sembari menikmati udara sejuk dipagi hari. Seokjin tampak berseri. karena ia menyukai suasana saat pagi hari seperti ini.

banyak para pedagang yang menyiapkan dagangan mereka untuk dibeli nanti.

Namjoon menenteng tas ransel yang lumayan kecil berisi beberapa persediaan makanan untuk dijalan nanti.

"Namjoon, Apa Paman Kim memberikan peta padamu?" Tanya Seokjin.

"Iya, Dia memberikannya padaku."

"Coba kulihat."

Namjoon memberikan selembar kertas dari saku bajunya. Seokjin melihatnya dengan serius.

"Wah, Jalan yang lumayan panjang." Gumamnya.

Seven Prince's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang