"Jin-hyung.. "Tangisannya pecah dibahu lebarnya, Jin membalas pelukan sang adik. Membiarkan Namjoon melepas rindunya.
" 12 tahun tak bertemu dan kau sudah setinggi ini, Namjoon? Astaga, Hahaha. Berapa umurmu sekarang?"
Namjoon melepas pelukannya dan menyeka air matanya sembari tersenyum tipis.
"Umurku 19 tahun, Sama seperti Hyung, kan?"
Jin tersenyum dan mengangguk. Lalu ia menoleh kearah Pemuda asing yang ikut bersama Namjoon dari awal.
"Dia siapa?"
"Dia Felix, Dia menemaniku pergi ke-empat desa."
Felix tersenyum lebar. Menunduk memberi hormat.
"Dia sudah tau kalau kita Pangeran?"
Namjoon mengangguk merespon pertanyaan Jin. Namjoon kemudian menjelaskan semuanya dan Jin pun mengerti.
"Hyung, Kau ikut denganku, Kan?"
"Kemana?"
"Mencari saudara kita yang lain."
"Tentu saja, Aku muak melakukan peraturan Chorus berhari-hari, Dan aku ingin memberontak saja rasanya."
Namjoon dan Felix tertawa kecil.
"Ah, Sebaiknya kalian berdua istirahat dulu. Ayo ikut denganku, Ke Rumahku."
.
Namjoon melahap habis makanan yang dihidangkan Hyungnya untuknya. Sedangkan Felix makan dengan tenang.
Beberapa kali Namjoon tersedak, Jin sudah memperingatkannya agar tak terburu-buru untuk makan.
"Astaga, Aku begitu senang. Pangeran akan berkumpul lagi nanti," Ujar seorang Bibi yang merawat Seokjin semenjak kejadian itu.
Namjoon tersenyum menanggapinya.
"Kami akan melakukan perjalanan panjang untuk menemukan saudara kami diluar sana."
Bibi mengangguk paham dan tersenyum.
"Pangeran Seokjin, Masakanmu sangat enak. Aku menyukainya!" Puji Felix. Ia menampilkan piringnya yang sudah bersih tak tersisa makanan.
Jin tersenyum, Ia tau Felix akan menambah asupan makannya, Ia mengambil piring dan meletakan makanan kembali diatas piringnya. Felix tersenyum lagi.
"Kau bisa panggil aku Hyung, Ah~ Sudah 7 tahun aku belajar masak, Aku juga belajar masak dari Bibi." Ujarnya sembari memeluk Bibi.
"Uh, Kenyang." Gumam Namjoon. Ia mengelus perutnya yang sedikit buncit.
"Kau harus berolahraga, Namjoon. Apa kau yakin akan tumbuh gemuk?"
Namjoon cengengesan. Ia hanya mengangguk mendengar teguran Hyungnya.
"Beristirahatlah dulu, Mungkin kita akan lanjut perjalanan besok." Kata Jin.
Keduanya tersenyum. Bibi terdiam memikirkan sesuatu.
"Ah, Di daerah selanjutnya, Kota Dinesh. Ada saudara kalian juga, Jungkook." Ucap Bibi sembari tersenyum.
Namjoon berbinar. "Kookie~ seperti apa dia sekarang ya? Tambah imut atau-- entahlah, Liat saja besok." Gumamnya pada dirinya sendiri.
Jin tersenyum. "Bibi benar, Aku sudah pernah mengunjungi Jungkook didesa sana." Ucapnya.
"Bagaimana dengannya? Apa dia berubah?" Tanya Namjoon.
Felix memilih diam anteng menyimak mereka berdua.
"Berubah, Sangat berubah."
.
.
Suara jangkrik begitu nyaring malam ini. Namjoon duduk di balkon menikmati semilir angin malam dan bintang diatas sana.
"Hoi, Bengong aja."
Suara berat Hyungnya mengagetkan dirinya. Namjoon tersenyum simpul dan mengajak Hyungnya duduk bersama.
"Felix mana?" tanya Namjoon.
"Lagi ngobrol sama Bibi." jawab Jin santai.
"Mikirin apa?" tanya Jin.
"Apa Hyung pernah duduk sendirian ditengah malam seperti ini?" Tanya balik Namjoon.
"Tentu saja, Sering. Aku selalu memikirkan adik-adikku."
"Apa Hyung pernah meminta izin pada Bibi untuk pergi merantau mencari adik-adikmu?"
"Aku bertanya tadi pagi, Beliau memperbolehkan. Tapi kau datang duluan menyusulku."
Namjoon menghela nafas, ia menatap bintang penuh cahaya malam ini.
"Semenjak kejadian itu, Aku rindu semua saudaraku." Jawabnya sambil tersenyum.
"Aku sudah berkali-kali meminta Izin pada Paman Kim, Tapi beliau selalu tak mengizinkanku. Katanya, Kemampuan Bertarung masih kurang." jelasnya.
"Jadi saat itulah aku berusaha agar aku menemukan saudaraku kembali. Ah, Semoga mereka baik-baik saja." Namjoon tersenyum lebar.
Jin menepuk pundak adiknya, "Tenang saja, Mereka pasti sudah bisa menjaga diri dan punya kemampuan bertarung yang hebat."
Namjoon mengangguk setuju. "Senjatamu apa, Hyung? Aku belum pernah melihatnya."
Jin tersenyum tampan. "Pedang, Haha. Tapi percayalah aku lebih hebat dalam pedang."
Namjoon menatapnya dengan senyuman percaya diri.
"Besok pagi, Bertarung denganku, Hyung!"
Jin terlontar kaget. Ia menjitak dahi Namjoon. "Lihat dulu senjatamu apa, Panah lawan Pedang? Kurasa itu aneh." responnya.
"Aku bisa menggunakannya! Ayo dibuktikan siapa yang paling hebat besok sebelum kita berangkat."
Jin menghela nafasnya, Ia lupa Namjoon keras kepala.
"Baiklah, Kalau kalah, Jangan nangis."
"Aku tak akan kalah pokoknya." respon Namjoon pede.
.
.
Haloh guys, sowwy ini pendek ya.
Makasi yg udah baca n vote n komennnnn!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Prince's ✔
Adventure[COMPLETED] Kisah kami, 7 Orang yang dihancurkan dan akan Kembali untuk Menghancurkan. [Bangtan Brothership] - [BTS KingdomAU!] - WARN! : Typo itu Manusia -