Beberapa orang anak kecil bermain bersama di halaman sebuah rumah. Sepasang anak lelaki dan perempuan bergandengan tangan berjalan bersama disoraki teman-temannya. Anak perempuan itu memakai mahkota bunga yang dirangkai seadanya. Sehelai kain panjang dipasang di punggung anak itu. Seorang anak perempuan lain berjalan di belakang sambil memegangi kain tersebut.
"Huahahaha!"
Ginny mengerutkan kening tanda tak suka. Mami dan keenam adik perempuannya selalu tertawa terbahak-bahak setiap kali berkumpul.
"Sejak dulu, Ginny memang senang main pengantin-pengantinan. Tapi nggak pernah jadi pengantin... cukup jadi bridesmaid saja. Huahahaha!"
Ginny cemberut. What's so funny? Lagi-lagi Mami menceritakan kisah yang itu-itu juga dan mentertawakan hal yang itu-itu lagi. Anehnya, para tante lagi-lagi tertawa pada cerita yang itu-itu pula, dengan cara tertawa yang itu-itu saja.
"Makanya sudah besar begini, jadi bridesmaid terus, ya? Dan akan tetap jadi bridesmaid. Sejak zamannya aku mantu sampai sekarang, Vincentia mau mantu, Ginny tetap jadi bridesmaid. Ya Ginny, ya?" ujar Tante Valeria.
"Bukan sejak zamannya kamu mantu, tapi sejak zamannya aku mantu!" Mami meralat ucapan adik keduanya.
"Oh, ya, benar. Sejak Kak Valentina menikahkan Violeta, kan." Tante Valeria menyebut nama Mami dan kakakku.
"Gimana kabarnya Violeta sekarang?" Tante Veronica bertanya.
"Ah, anak itu jarang memberi kabar. Sejak dulu dia terlalu mandiri. Sekarang, dia sibuk benar dengan suaminya dan melupakan kami. Sudah begitu, tidak kunjung punya anak pula." keluh Mami.
"Sudah, deh, yang penting kan, Violeta sudah menikah, dan bahagia dengan suaminya." hibur Tante Valerina.
Bahagia? Karena sudah menikah? Belum tentu. Ginny sinis. Ia dan kakaknya tidak pernah dekat, mungkin karena usia yang terpaut jauh. Apalagi kakaknya itu sudah lama tidak berjumpa dengannya ataupun memberi kabar.
"Sejak jadi bridesmaid-nya Violeta, sampai sekarang, udah lama juga, ya, Ginny jadi bridesmaid terus." Tante Valeria kembali pada topik utama perbicangan.
Pertama kali jadi bridesmaid di pesta pernikahan kakak sendiri, Kak Violeta, umur Ginny baru 15 tahun. Lalu, berturut-turut Tante Valeria, Tante Valerina, Tante Veronica, dan Tante Victoria, mendaulatnya menjadi bridesmaid di setiap pernikahan anak-anak mereka. Dan sekarang, giliran Tante Vincentia yang akan mantu. Ginny harus bertugas lagi sebagai bridesmaid. Tinggal si bungsu Tante Viviana yang belum mantu. Mungkin dua-tiga tahun lagi. Tugas Ginny belum selesai.
Mami melahirkan Ginny pada usia 40 tahun. Jarak usia Ginny dengan kakaknya Violeta cukup jauh. Sepupu-sepupu Ginny rata-rata berusia lebih tua dari Ginny dan karenanya menikah lebih dulu. Ginny pun selalu didaulat menjadi bridesmaid setiap kali keluarga besarnya menikahkan anak.
Pertama kali jadi bridesmaid, Ginny senang bukan main. Maklum, anak ABG, diberi gaun indah, disuruh jadi pusat perhatian orang, ya senang. Tapi sekarang, 10 tahun kemudian, Ginny sudah muak. Bayangkan, 10 tahun! Enam perkawinan! Sebab, Tante Valerina 2 kali mantu. Dan sebentar lagi, perkawinan yang ketujuh! Jadi bridesmaid untuk yang ketujuh kalinya! Memang, sih, Ginny selalu mendapat uang lelah untuk baktinya, tapi tetap saja, ritual pernikahan membuatnya gila!
"Virginia Kamarga!"
Ginny terlonjak mendengar suara keras Mami memanggil nama lengkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDE OR BRIDESMAID? (Married...? Nggak...? Married...? Nggak...?)
ChickLitGinny sebenarnya cantik. Itu kata Karensa, sobatnya. Tapi Ginny tak kunjung punya pacar. Ginny sudah cukup umur untuk menikah. Itu kata keluarganya. Tapi setelah delapan pernikahan dalam keluarganya, Ginny tetap jadi bridesmaid. "Aku tak mau menika...