Ginny memijit bel rumah Karensa dengan resah.
"Gin!"
"Karen!" Ginny memeluk erat sahabatnya itu.
"Karen, thanks, ya, kamu mau nemuin aku..."
"Apaan, sih, pake thanks segala? Aku kan sahabat kamu."
"Kamu bilang apa sama Marlon?"
"Ya bilang kamu mau main ke sini, lah."
"Marlon nggak marah?"
"Ya nggak, lah. Dia tahu kita best friend."
"Aku jadi nggak enak, lho, sama Marlon, tiap kali mau curhat ke kamu."
"Nggak usah gitu banget, deh."
"Udah married kan lain, Karen. Kita nggak bisa kayak dulu. Ada batasannya."
"Memang, tapi nggak usah paranoid duluan. Buktinya, Marlon fine-fine aja, kan, ngijinin aku ketemu kamu. Malah dia seneng kalo aku tetap bergaul, dan nggak kesepian di rumah. Yuk, duduk."
"Kamu jadi ibu rumah tangga banget, ya?" ujar Ginny sambil duduk.
"Udah bakat." Senyum Karensa.
"Kamu bahagia banget, ya, dengan perkawinan kamu?"
"Iya, lah. Ini udah cita-citaku."
"Dan setelah tercapai pun tetap bahagia? Udah terasa belum bedanya pacaran dengan kawin?"
Karensa menghela napas. "Gin, kamu nggak usah terlalu takut kawin, deh. Pernikahan memang nggak mungkin mulus-lus kayak jalan tol, tapi sudah pasti indah, kok. Tuhan selalu berikan jalan keluar tiap kali ada masalah, kan? Apalagi kalau masalahnya terjadi dalam pernikahan, which is, hal yang dianugerahkan Tuhan pada manusia."
"Idih, tumben, kok kamu jadi bijaksana gini?"
"Harus, dong. Aku harus lebih dewasa karena mau jadi ibu."
"Apa?!"
"Iya, Gin. Aku hamil."
"Ya ampun! Karen! Selamat, ya! Aduh, sori, lho, tadi aku peluk kamu kenceng banget, aku nggak tahu kamu hamil!"
"Nggak apa-apa..."
"Seneng banget, ya, mau jadi ibu?"
"Rasanya luar biasa, deh. Apalagi kalau anaknya sudah lahir. Semua ibu pasti merasa demikian."
Ginny tiba-tiba termenung. Teringat Mami.
"Kenapa, Gin?"
"Aku habis bertengkar sama seluruh keluargaku." Ginny pun menceritakan apa yang telah terjadi.
"Aduh, Gin, keluarga kamu kan sayang sama kamu. Maksud mereka baik..."
"Tapi, aku nggak suka dijodoh-jodohin, apalagi aku juga belum mau menikah. Dan... kayaknya aku nggak akan menikah."
"Itu sih terserah kamu. Tapi, jangan sampai kamu melakukan tindakan yang salah, dan menyesalinya."
"Maksud kamu?"
"Kadang, orang baru menyadari betapa ia sangat mencintai dan membutuhkan seseorang, justru setelah berpisah dengan orang yang dikasihinya itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRIDE OR BRIDESMAID? (Married...? Nggak...? Married...? Nggak...?)
ChickLitGinny sebenarnya cantik. Itu kata Karensa, sobatnya. Tapi Ginny tak kunjung punya pacar. Ginny sudah cukup umur untuk menikah. Itu kata keluarganya. Tapi setelah delapan pernikahan dalam keluarganya, Ginny tetap jadi bridesmaid. "Aku tak mau menika...