2. Pianist Partner

4.1K 304 13
                                    

Hyura berjalan seraya merapatkan mantel yang dipakainya karena malam ini angin berhembus sedikit kencang, sehingga membuatnya kedinginan. Dia masih terus saja memikirkan pertemuannya dengan Yoongi di hotel tadi, karena bagaimanapun juga Yoongi pernah menjadi cinta pertamanya dulu.

Hyura menghela napas dan memutuskan duduk di salah satu ayunan di taman bermain dekat rumahnya. Ucapan Yoongi lima tahun lalu kembali terngiang di pikirannya. Ucapan yang telah dia lupakan sejak lama, tapi ucapan itu kembali muncul saat melihat Yoongi. Hyura benar-benar sakit hati saat mengingat kejadian itu.

"Kenapa orang jahat sepertimu harus muncul lagi Min Yoongi?" gumamnya.

Dia menghela napas sekali lagi sambil menutup mata dan menyandarkan kepalanya pada pegangan ayunan. Wajahnya terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, pagi hari dia sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya, dan malam hari dia harus bekerja di hotel sebagai pelayan. Karena hanya dengan itu dia bisa membayar uang kuliahnya.

Drrtt... drrtt... drrtt...

Baru memutuskan untuk kembali berjalan pulang, Hyura berhenti saat melihat ponselnya yang bergetar. Dia pun mengangkatnya setelah melihat siapa yang tengah menghubunginya. "Eoh Seokjin-ah..."

'Ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba menghilang?'

Seketika Hyura mengernyitkan dahi sambil sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar omelan Seokjin dari seberang telepon.

"Aku baik-baik saja Kim Seokjin, kau tidak perlu mengomeliku sambil berteriak seperti itu," jawab Hyura dengan santai.

'Aish! Itu karena aku sangat khawatir padamu Cho Hyura. Apa kau sakit? Kau harus ke dokter kalau begitu.'

Sekali lagi Hyura yang masih setia mendengar omelan Seokjin hanya bisa menghela napas. Dia merasa kalau temannya satu ini kadang-kadang bisa jadi sangat over protective padanya. Tapi begitulah sahabat seharusnya, saling mengkhawatirkan satu sama lain.

"Kau tidak perlu khawatir, aku hanya perlu istirahat sebentar. Maaf aku sudah membuatmu khawatir."

'Yasudah kalau begitu selamat beristirahat. Sampai jumpa besok.'

Hyura hanya tersenyum mendengar perhatian sahabatnya itu. "Sampai jumpa besok Seokjin-ah."

...

Sebuah Hyundai Avante merah terlihat sedang melaju di tengah sibuknya lalu lintas kota Seoul. Pagi ini Yoongi mengendarainya dengan santai seraya sesekali menyanyikan salah satu lagu kesukaannya.

Saat sedang serius melajukan mobilnya, ekor matanya tidak sengaja menangkap seseorang di halte yang menarik perhatiannya.

"Bukankah dia Hyura?" ucapnya.

Dan entah angin apa yang membuat Yoongi terus memperhatikan gadis itu. Dengan coat warna navy berlogo universitas Kyunghee yang membalut tubuh rampingnya, rambut panjang ikalnya yang di kuncir kuda sekenanya, dan make up tipis yang tidak begitu mencolok membuatnya terlihat natural.

Tanpa disadari, kini mobilnya telah berhenti di depan halte yang sedari tadi pria itu amati. Ia masih memandangi Hyura dengan seksama, tengah berpikir haruskah memberi tumpangan pada gadis itu atau tidak.

Saat hendak membuka pintu mobil untuk Hyura, ia melihat seorang pria yang sudah terlebih dulu menuntun Hyura menuju mobil di depannya. Dan tentu saja Yoongi sangat mengenal pria itu, Kim Seokjin.

"Tidak heran, mereka kan memang sangat dekat," serunya, lantas kembali menjalankan mobilnya.

Setelah melihat Seokjin dan Hyura, ia memaksa otaknya mengingat kejadian di masa lalu saat seorang gadis bernama Cho Hyura mengajaknya bertemu dan menyatakan perasaan kepadanya secara tiba-tiba.

Memang dasarnya Yoongi saat itu sangat dingin dan tidak Apa aku sangat keterlaluan saat itu? Apa aku menyakiti hatinya?

...

"Seokjin-ah coba lihat ini, Jung Hyein menawariku pekerjaan sebagai pianist di Hotel."

Seokjin pun menoleh saat Hyura menunjukkan isi pesan dari managernya. "Sepertinya aku harus mengikutinya, bagaimana menurutmu?" tanya Hyura, meminta pendapat dari pria itu.

Seokjin tahu benar temannya satu ini sangat suka bermain piano, tapi sayangnya ia harus meninggalkannya untuk beberapa alasan. Ia menatap Hyura sejenak, dan yang ditatap hanya tersenyum padanya. "Apa kau benar-benar ingin main piano lagi?"

Hyura menggigit bibirnya dan mengangguk semangat. "Sepertinya aku ingin bermain piano lagi."

Seokjin hanya tersenyum dan merangkulkan tangan di pundak Hyura. "Kalau begitu ikut saja."

...

"Kau yakin Jung Hyein akan langsung menerimaku?" tanya Hyura pada Seokjin. Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah temannya yang sedang gelisah. "Jawab aku Kim Seokjin!" cecar Hyura sambil memukuli lengan temannya karena sebal.

Ia pun menggeliat menghindari pukulan Hyura. "Iya-iya kau pasti langsung diterima, percaya saja padaku," seru Seokjin seraya merapikan bajunya yang padahal sama sekali tidak berantakan. "Kau tunggu di sini, biar aku bicara dengan manajer, arasseo?"

Hyura hanya menganggukan kepalanya patuh lantas memutuskan duduk di salah satu bangku di depan ruangan managernya, dan menunggu Seokjin dengan gelisah. Hyura benar-benar ingin mendapatkan pekerjaan itu. Sudah hampir lima tahun dia tidak bisa lagi bermain alat musik kesukaannya, karena terpaksa menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Hyura-ya."

Ia pun menoleh pada suara yang memanggilnya. "Bagaimana? Apa aku diterima?" Ia bertanya dengan mata berbinar.

"Hampir saja kau kehilangan kesempatan ini, tapi tenang saja manajer sudah bilang menerimamu. Tapi apa kau benar akan mengambil pekerjaan itu?" Sekali lagi Seokjin memastikan keputusan Hyura.

"Eoh, tentu saja aku sangat mau Seokjin-ah, memangnya ada apa?"

Seokjin sedang menimbang untuk menjawab pertanyaan temannya satu itu. "Em karena‒"

"Annyeong Kim Seokjin, Cho Hyura."

Mereka berdua sontak menoleh pada sumber suara yang memanggil nama mereka. Yah tidak salah lagi, Min Yoongi.

...

Jangan lupa VOTE+COMMENT
Share juga biar temen kalian ikutan baca

Purple u
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

ICE PRINCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang