"Mwo? Dia benar-benar akan menjadi partner kerjaku manajer?" tanya Hyura pada Jung Hyein yang baru selesai menjelaskan bahwa manusia es batu Min Yoongi akan bekerja dengannya.
"Tentu saja, aku menerimanya karena dia mahasiswa seni musik yang sangat berbakat. Bagus kan, kalian juga bisa bertukar ilmu," jawab Jung Hyein singkat sebelum berlalu meninggalkan mereka yang sontak membuat Hyura semakin terbelalak.
"Kuharap kita bisa bekerja sama Hyura-ya," ujar Yoongi, lantas mengulurkan tangan pada Hyura.
Hyura yang melihatnya hanya mendengus kesal. Heol! bagaimana dia bisa berkata seperti itu? Bekerja sama katanya? Yang benar saja!
Tanpa merespon apa yang Yoongi lakukan, ia pun segera menuntun tangan Seokjin untuk meninggalkan Yoongi yang masih terdiam di tempatnya. Sedangkan Seokjin pun hanya bisa pasrah mengikuti Hyura yang tengah berjalan di depannya.
Tadinya gadis itu tidak percaya pada ucapan Seokjin, lantas memutuskan untuk mengonfirmasinya langsung pada Jung Hyein. Dan dia benar-benar terkejut mendengar jawaban managernya yang membenarkan ucapan Seokjin sebelumnya.
"Kau benar akan melanjutkannya?" Seokjin memutuskan membuka pembicaraan karena khawatir dengan temannya.
Hyura berhenti dan memandang temannya. "Dari sekian banyak orang di Korea, kenapa harus manusia menyebalkan itu yang diterima? Kenapa harus dia yang jadi partner kerjaku nanti? Memangnya tidak ada orang berbakat lain selain dia?" omel Hyura yang terlihat sangat sebal.
"Kalau kau keberatan, seharusnya kau menolaknya saja tadi," ucap Seokjin yang langsung mendapat lirikan dari temannya itu.
"Kau tahu sendiri kan Seokjin~ah, aku sangat menginginkan pekerjaan itu," rengeknya sambil mengerucutkan bibirnya pada Seokjin. Seokjin yang melihatnya hanya menghela napas pasrah dengan tingkah Hyura.
"Yasudah lebih baik kita kembali bekerja, dari pada Jung Hyein memarahi kita karena terlambat," ujar Seokjin yang hanya dibalas anggukan lesu dari Hyura.
...
Yoongi berjalan menuju tempatnya harus latihan piano setelah berhasil memarkirkan Hyundai Avante merah miliknya dengan mulus. Celana jeans biru, kaos putih yang pas membalut tubuhnya, jaket kulit warna hitam dan lengkap dengan tas ransel di punggungnya membuat setiap gadis yang melihat akan jatuh hati padanya.
Tanpa menunggu lama ia pun memutuskan masuk ke dalam ruang latihan. Pada saat yang bersamaan ia bisa melihat seorang gadis dengan rambut ponytail tengah bermain dengan salah satu alat musik yang juga sangat disukanya. Tidak lain lagi, Cho Hyura.
Yoongi masih saja terdiam di tempatnya seraya memperhatikan Hyura yang sedang memainkan lagu favoritnya saat sekolah dulu.
"Kau sudah datang Yoongi-ya? Cepatlah bersiap untuk latihan kalau begitu." Akhirnya Yoongi berhasil tersadar saat suara Jung Hyein terdengar memecah keheningan. Begitu juga dengan Hyura yang langsung berdiri dan melengos saat melihatnya.
"Oh, ne noona." Segera saja Yoongi meletakkan tas dan melepas jaket yang di pakainya.
"Ini lagu yang akan kalian bawakan saat acara minggu depan, dan kalian juga akan menyanyikan lagu itu," jelas Hyein seraya mengulurkan note book pada mereka.
Sontak saja keduanya terlihat terkejut dengan penjelasan Jung Hyein.
Mwo? Yang benar saja! Keahlianku hanyalah bermain piano, dan tidak dengan bernyayi. Omel Yoongi dalam hati.
"Tapi noona kenapa kami harus menyanyikannya juga? Em baiklah, kurasa Hyura bisa menyanyikannya, dan aku memainkan pianonya."
Ucapan Yoongi langsung saja mengundang lirikan tajam dari gadis di sampingnya itu.
Jung Hyein menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu kan lagu duet, jadi kalian harus memainkan piano dan menyanyikannya bersama, yang jelas kalian harus melakukannya dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakan client kita. Aku masih ada pekerjaan, jadi lakukan yang benar," jelas Nona Jung lantas berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Waah yang benar saja noona itu!" omelnya frustasi sambil mengacak rambutnya.
Sedetik kemudian dia mengalihkan pandangannya pada gadis disampingnya. "Ekhem Hyura-ya apa kau bisa bernyanyi?"
"Tentu saja," jawabnya singkat tanpa repot menatap Yoongi.
Oh ayolah hanya itukah yang bisa dia katakan? Lalu aku harus bagaimana? Haruskah aku memintanya mengajariku? Matilah sudah kau Min Yoongi! Ocehnya dalam hati yang sudah jelas tidak ada gunanya.
"Ah itu, bagaimana kalau, em kau mau kan mengajariku Hyura-ya?" Akhirnya dia memutuskan bertanya dengan canggung.
Hyura terlihat hanya mengangguk tanpa mengucapkan apapun. Wah selamat Min Yoongi!
...
"Astaga apa yang baru saja ku lakukan? Aku menyetujui permintaannya? Itu artinya aku akan semakin sering bertemu dengan manusia es batu itu. Oh tidak!" omelnya pada diri sendiri.
Kini ia sedang berada di rooftop seperti biasa, menghabiskan menu makan siangnya dan menyesali tindakan bodohnya tadi. Seokjin yang baru datang hanya menggelengkan kepala saat melihat temannya itu mengomel sendiri seperti orang gila.
"Ya! Apa kau sudah gila? Kau tidak punya teman untuk diajak bicara sehingga memutuskan untuk mengomel sendiri?" ujarnya lantas duduk di samping Hyura.
Hyura yang kesal dengan ucapan Seokjin langsung saja memberikan death glare pada pria itu. Namun hanya sebentar, setelah itu ia pun kembali merengek pada Seokjin. "Seokjin-ah na eotteokhaji?"
"Memangnya kau kenapa? Apa es batu itu menyakitimu lagi?" godanya sambil tertawa pelan.
Tanpa tunggu lama pukulan Hyura sudah mendarat di punggung pria tampan itu. Dan Seokjin hanya bisa menggeliat agar bisa terhindar dari pukulan Hyura. "Hentikan Cho Hyura, kau bisa membunuhku."
"Berhentilah menggodaku Kim Seokjin!" seru Hyura lantas mengerucutkan bibirnya. Dan itu membuatnya terlihat semakin menggemaskan.
Seokjin hanya tertawa melihat reaksi Hyura. "Baiklah, maafkan aku nona Cho," ujar Seokjin sambil mencubit pelan pipi Hyura. "Ah serius sekarang, kau tadi mau cerita apa?"
Hyura mengusap-usap pipinya sambil menatap Seokjin lantas mulai menceritakan apa yang telah ia lakukan tadi.
"Woah jinjja? Jadi peluangmu untuk bertemu dengannya akan semakin sering. Em bukankah itu bagus?" seru Seokjin.
Hyura hanya menghela napas. "Itu hanya akan membuat luka lamaku terbuka lagi Seokjin-ah, luka yang selama ini ku coba untuk melupakannya."
"Kau benar, tapi mau bagaimana lagi? Kau sudah menerima tawaran manager, dan lagipula kembali bermain piano juga keinginan terbesarmu kan?
Hyura menghela napas mendengar ucapan Seokjin. Ucapan temannya itu benar juga, karena ia sendiri yang menginginkan pekerjaan tersebut.
"Kau jalani saja dulu, siapa tahu dia sudah tak seperti dulu lagi," ucap Seokjin mengutarakan saran padanya.
Benar, aku harus menerima resiko apapun nantinya. Karena semua ini adalah pilihanku. Jadi aku harus menjalaninya.
...
Jangan lupa Vote+Comment
😄😄😄Share juga biar temen kalian ikutan baca gengs
Purple u
💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE PRINCE ✓
FanfictionValentine Day atau yang biasa disebut juga hari kasih sayang, hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta akan menyatakan cintanya pada tanggal 14 Februari. Dan merupakan hari bersukacita bagi hampir semua orang. Namun, tidak untuk...