"Chagiya..." Seokjin berseru seraya berjalan menghampiri Hyura, dengan makan siang di tangannya. Hyura menoleh lantas menghela napas karena tingkah pria itu.
"Sudah kubilang berkali-kali jangan memanggilku seperti itu Seokjin-ah," seru Hyura sambil menerima makan siang darinya.
Seakan acuh Seokjin malah dengan santainya duduk di sebelah Hyura. "Biarkan saja, lagipula manusia es batu itu sedang tidak ada di sini, jadi dia tidak akan marah padaku," jawabnya santai dengan memamerkan senyum andalannya.
Pletak!
"Siapa yang kau sebut manusia es batu, eoh?" ujar Yoongi sambil menjitak kepala Seokjin. Sedetik kemudian, ia sudah berdiri dan merangkul pundak Hyura. "Ah satu lagi, jangan memanggil pacarku seperti itu, bisa-bisa orang akan salah menganggapmu sebagai pacar Hyura."
"Semua orang di sini juga sudah tahu kalau Hyura itu pacarmu Yoongi-ya."
"Tidak bisakah kalian sehari saja tidak bertengkar? Setidaknya hanya saat bersamaku saja."
"Manusia es batu itu yang memulai duluan, bukan aku."
"Mwo? Kenapa kau jadi menyalahkanku?" sangkal Yoongi.
"Astaga! Aku akan pergi saja kalau kalian tetap bertengkar!" gertak Hyura lantas berdiri dari tempat duduknya.
"Ah, kita tidak akan bertengkar lagi, jadi jangan kemana-mana," jawab Yoongi seraya menahan tangan Hyura. Pria itu takut jika Hyura pergi meninggalkannya. Terkesan berlebihan, memang, tapi memang seperti itulah Min Yoongi.
"Ekhem! Apa kalian lupa masih ada aku di sini?" protes Seokjin.
Hyura yang melihat tingkah keduan pria tersebut hanya bisa tersenyum. Dia sangat bersyukur karena punya sahabat yang baiknya bisa mengalahkan malaikat, dan pacar yang tak kalah baiknya yang hampir sebulan ini selalu menemaninya. Mungkin mereka berdua adalah malaikat pelindung yang dikirim Tuhan untuk menggantikan eomma.
...
"Kumohon dengarkan aku, jadilah pacarku Hyura-ya, aku tidak pernah seserius ini sebelumnya. Kuharap kau mau menerimaku."
"Yoongi-ya..."
"Aku tahu di dalam hatimu masih ada sedikit rasa suka padaku, semua terlihat dari raut wajahmu Cho Hyura"
"Mwo? Tidak, aku sudah tidak ada rasa apapun untukmu," jawab Hyura datar lantas memalingkan wajahnya.
Yoongi memegang kedua pundak Hyura dan menghadapkan padanya. Sedangkan gadis itu terkejut dengan aksi Yoongi. Sempat ia akan melayangkan protes namun Yoongi angkat bicara, "Tatap mataku dan katakan bahwa kau tidak ada rasa apapun padaku!" perintah Yoongi.
Hyura terkejut. Gadis itu terdiam tanpa menatap Yoongi.
"Hyura-ya jebal..."
"Aku menyukaimu..." Begitu lirih suara yang terucap dari bibir Hyura. Tapi beruntung masih bisa terdengar oleh Yoongi. "Ya aku menyukaimu Min Yoongi, perasaan ini kembali muncul sejak kita bekerja bersama. Aku sangat membencimu dan ingin menghindarinya, tapi aku tidak bisa. Aku harus bagaimana?" Suara Hyura bergetar, ia terisak. Cairan bening pun meluncur di pipinya.
Yoongi yang menyadari, dengan segera mendekap tubuh Hyura. Diusapnya lembut rambut panjangnya. Namun bukannya mereda, gadis itu malah menangis semakin keras.
"Maafkan aku. Maafkan kebodohan yang dulu pernah kuperbuat." Ia tersenyum, lantas dengan lembut ia mengusap air mata yang jatuh di pipi Hyura. "Mari kita mulai dari awal, dan aku akan menebus semua kesalahanku di masa lalu."
...
"Yoongi-ya..."
"Hmm..." jawab Yoongi sambil menoleh menatap Hyura.
"Boleh kutanya sesuatu?"
"Tentu saja. Memangnya mau tanya apa?"
Hyura menggigit bibirnya sejenak. Masih menimbang haruskah ia menanyakannya pada Yoongi. Sebenarnya ia ingin bertanya tentang apa yang membuat pria itu jatuh cinta padanya.
"Sayang?"
"Em, tidak jadi, ehehe..." jawabnya sambil tertawa garing.
Yoongi terkejut mendengar jawaban Hyura, sedetik kemudian dia tertawa sambil mengacak gemas poni gadisnya. "Aigoo, ada-ada saja pacarku ini."
Hyura hanya tersenyum melihat sikap Yoongi. Berbeda sekali seperti dulu. Manusia es batu yang hampir tidak pernah bicara jika tidak ada yang mengajak bicara.
Yoongi menghentikan mobilnya tepat di depan halte tempat Hyura menunggu jemputan Seokjin. Kemudian ia turun sambil membukakan pintu mobil untuknya. "Sudah sampai tuan puteri," ujarnya sambil mengulurkan tangan pada Hyura.
Hyura tersenyum malu sembari menerima uluran tangan Yoongi. "Padahal aku bisa membukanya sendiri, Yoon."
"Sudah kubilang, aku akan melakukan apa saja untukmu, jadi jangan pernah menolaknya."
Gadis itu kembali tersenyum saat melihat Yoongi yang kini tengah mengantarnya sampai ke rumah. Hanya sebuah rumah sederhana yang dibelinya sepeninggal sang ibu dari hasil menjual rumah lamanya, dan sisa uangnya ia gunakan untuk membayar biaya masuk kuliah.
"Kau tidak perlu setiap hari mengantarku sampai rumah seperti ini, cukup antarkan aku sampai halte saja." Hyura hanya tidak ingin merepotkan pria itu.
"Memangnya kenapa? Apa kau tidak suka aku ke rumahmu?"
"Ah? Bukan begitu, aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Kau pasti sangat lelah, bukan?" jawab Hyura gugup karena takut ucapannya akan menyinggung perasaan Yoongi.
Yoongi tersenyum menatap Hyura. "Terimakasih sudah mengkhawatirkanku." Dengan lembut ia mencium kening Hyura tepat setelah menyelesaikan ucapannya. "Em baiklah sudah malam, masuklah."
"Baiklah aku pulang dulu. Neil bwa..." Secepat kilat ia mencium pipi Yoongi sebelum akhirnya melenggang masuk rumah karena malu, meninggalkan Yoongi yang juga masih membeku di tempatnya karena ciuman tiba-tiba Hyura.
...
Jangan lupa Vote dan Comment
Share ke temen kalian juga ya
😘😘😘😘😘😘😘😘Purple u Hyunamates
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE PRINCE ✓
FanfictionValentine Day atau yang biasa disebut juga hari kasih sayang, hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta akan menyatakan cintanya pada tanggal 14 Februari. Dan merupakan hari bersukacita bagi hampir semua orang. Namun, tidak untuk...