14 Februari 2013
"Selamat pagi eomma."
Yang disapa hanya tersenyum melihat tingkah laku putrinya yang tidak seperti biasanya. "Putri eomma kenapa? Sepertinya senang sekali."
"Aku baik-baik saja eomma, hanya sedikit merasa senang," jawabnya sambil tersenyum. "Ah, sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini eomma," ucapnya sambil melahap kimbab buatan ibunya.
"Memangnya mau apa?" tanya sang ibu yang mulai curiga.
Melihat kecurigaan ibunya membuat Hyura tertawa pelan. Wajar saja karena Hyura adalah putri semata wayangnya. Mereka hanya tinggal berdua saja. Ayahnya meninggal saat Hyura masih berumur sepuluh tahun. Dan ibunya berjuang sendiri untuk membesarkannya.
"Hari ini aku ada perlu dengan temanku eomma," jawab Hyura sekenanya.
"Yasudah kalau begitu. Jangan pulang terlalu malam sayang," jawab sang ibu sambil tersenyum kepada putrinya. "Jangan lupa pakai mantelmu Hyura-ya, cuaca hari ini akan sangat dingin."
"Baik eomma aku berangkat." Ia bangun dan mencium pipi sang ibu. Dan dengan sigap menyambar mantelnya dan segera berangkat.
Entah kenapa senyum di wajahnya terus saja terkembang dan hatinya terasa hangat di tengah musim dingin bulan Februari.
...
Belakangan ini salju memang sering turun cukup lebat dan suhu udara menjadi begitu dingin. Menjadikan banyak orang lebih nyaman berada di rumahnya yang hangat ketimbang berjalan-jalan ditengah cuaca dingin seperti ini.
"Hyura-ya!" Gadis itu langsung berbalik saat mendengar ada yang memanggilnya.
"Eoh Seokjin-ah." Hyura pun melambaikan tangan padanya.
"Kenapa kau baru datang?" Pria itu bertanya sambil merangkulkan tangan ke pundak sahabatnya. Mereka sangat dekat, walaupun terkadang Hyura menganggap Seokjin bisa jadi sangat menyebalkan.
"Mwo? Bukan aku yang baru datang, kau saja yang datang terlalu pagi Seokjin-ah," sangkalnya pada Seokjin.
Memang tidak biasanya Seokjin sampai di sekolah sepagi ini. Karena ia selalu datang lebih siang dan bahkan hampir terlambat.
"Ah iya kebetulan sekali, apa aku boleh minta tolong padamu?"
Seokjin menatap Hyura heran. Karena tidak biasanya Hyura meminta bantuan padanya. "Membantu apa memangnya katakan saja." Seketika mata Hyura berbinar saat mendengar jawaban Seokjin bersedia membantunya.
"Tolong sampaikan pada Min Yoongi, aku ingin bertemu dengannya pulang sekolah nanti."
Seokjin mengerutkan kening heran menatap tingkah Hyura. "Memangnya kau mau apa?"
"Menyatakan cinta padanya."
...
Semilir udara musim dingin berhembus menerpa Hyura yang kini sedang menunggu Min Yoongi, pria yang hampir tiga tahun ini disukainya secara diam-diam. Setelah mendengar saran dari teman baiknya, dan mendapat dukungan pula darinya, hari ini ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Yoongi.
Sesekali ia menggosok-gosokkan kedua tangannya dan menempelkan ke pipinya agar bisa merasakan sedikit kehangatan.
Setelah tadi mendapat pesan dari Seokjin, di sinilah Hyura sekarang, menunggu Yoongi di atap sekolah. Dia kembali tersenyum saat melihat kotak coklat ditangannya yang akan ia berikan pada pria idamannya itu. Hyura menggigit-gigit bibirnya gelisah sambil sesekali melirik jam tangannya. Sudah hampir lima bela menit ia menunggu dan sama sekali belum ada tanda-tanda kedatangannya.
"Ada apa kau mencariku?" Seketika Hyura berbalik saat mendengar suara Yoongi. Saat menatap mata Yoongi tiba-tiba jantungnya berdegup kencang, lidahnya terasa kelu tanpa bisa menjawab pertanyaan Yoongi.
"Daedab anhaesseo?"
"Ah, ada yang ingin ku bicarakan Yoongi," jawab Hyura sambil menggigit-gigit bibirnya. "Sebenarnya aku menyukaimu Yoongi-ya." Akhirnya dengan suara penuh harap ia mengutarakan perasaan yang selama ini dipendamnya. Di ulurkannya kotak berisi cokelat yang sengaja ia buat sendiri pada Yoongi dan menatapnya dengan gelisah.
Yoongi hanya diam tanpa reaksi mendengar pengakuan Hyura. "Lalu, kau ingin aku bagaimana?" Seketika Hyura tercengang mendengar jawaban darinya. Tubuhnya bergetar dan kakinya lemas saat berhasil mencerna ucapan yang pria itu lontarkan kepadanya.
"Apa hanya itu yang ingin kau katakan? Jika tidak ada lagi aku akan pergi, karena tugasku masih banyak." Yoongi pun berlalu meninggalkan Hyura begitu saja yang masih terpaku karena jawabannya. Tanpa sadar Hyura menjatuhkan kotak cokelat yang akan diberikan pada Yoongi, cokelat yang sengaja dibuatnya sendiri semalaman.
Hatinya benar-benar sakit mendengar jawaban seperti itu meluncur darinya. Tubuhnya merosot seolah tak ada lagi tenaga yang ia miliki.
Benarkah dia Min Yoongi? Benarkah dia pria yang tiga tahun lalu mengulas senyuman manis padanya? Dan benarkah dia pria yang sama yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali?
Hyura merasakan panas di wajahnya seperti sedang menguap. Dadanya terasa sesak. Tanpa menunggu lama, cairan bening perlahan meluncur bebas di pipinya. Tangisnya pecah begitu saja dan tanpa menghiraukan udara dingin yang berhembus di sekelilingnya.
Ia berharap semua ini hanya mimpi. Iya sebentar lagi dirinya pasti akan terbangun saat mendengar panggilan ibunya. Gadis itu bersumpah mulai saat ini tak akan lagi peduli dengan hari kasih sayang. Hyura membencinya.
...
Yoongi itu, definisi manusia es batu yang sesungguhnya
😁😁😁😁😁😁😁😁😁Jangan lupa vote dan comment
Share ke temen kalian juga ya gengsPurple u Hyunamates
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE PRINCE ✓
FanfictionValentine Day atau yang biasa disebut juga hari kasih sayang, hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta akan menyatakan cintanya pada tanggal 14 Februari. Dan merupakan hari bersukacita bagi hampir semua orang. Namun, tidak untuk...