Panik. Charles segera mengeluarkan alat komunikasinya yang berbentuk seperti walkie talkie. “Satu tawanan kabur! Tutup semua akses keluar, SEKARANG!”
James pun sibuk dengan pikirannya. Bagaimana cara makhluk yang satu ini bisa kabur? Tidak mungkin Charles berbohong soal racun dalam gelang leher ini.
Suara alarm dari seluruh penjuru gedung ini semakin terdengar riuh.
“Hei kau! Cepat masuk saja kedalam sel!” Ucap Charles seraya mendorong James masuk.
“Dan jangan coba-coba kabur! Aku akan membuat racunnya otomatis disuntikkan jika kau melangkah keluar ruangan ini sedetik saja.”
Aah, menyebalkan! Rasanya ada sesuatu yang janggal, pikir James. Tetapi dirinya tidak bisa melakukan apapun. Menunggu, itulah satu-satunya jalan agar selamat. Pasti ada celah dimana dirinya bisa kabur, sampai saat itu tiba, dia hanya perlu menikmati. Ya kan?
***
“Hei, apakah kau tahu kalau ada tawanan kabur? Bagaimana bisa ya? Padahal sistem keamanan disini sangat mengerikan.” Ujar petugas pengantar makanan yang sedang bersama seorang temannya.
“Yeah, aku tidak tahu makhluk jenis apa yang berdiam di penjara ini. Rasanya seperti gabungan penjara dan rumah sakit jiwa.” Jawab temannya.
“Tapi, apakah kau tahu, bahwa teman satu sel dari tawanan yang kabur itu adalah kerabat dari tuan besar pemilik penjara ini? Kudengar dia salah satu objek percobaanya.”
“Aku sempat mendengar itu dari penjaga yang mengantarkan Charles menuju ruang tuan besar. Omong-omong, Charles itu akhir-akhir ini sangat menyebalkan ya sifatnya? Seenaknya dan tukang atur. Memangnya siapa dia. Huh!”
“Sssttt… kalau dia mendengarmu, kau bisa mati, tahu! Sudahlah, aku harus mengantarkan makanan ini ke sel tawanan baru itu.”
“Yah, terserah kau lah, aku harus ke toilet dulu. Hati-hati, jangan sampai terbunuh Charles, hahaha!”
Petugas itu kemudian melanjutkan perjalanannya menuju sel tempat James berada.
“Heeeee?”
Terdengar suara yang kiranya milik seorang gadis muda.
Petugas itu terlihat kebingungan mencari asal suara, tidak dilihatnya suatu wujudpun di sekitarnya.
“Di atas sini, bodoh.”
Sebelum petugas itu menengok keatas, tiba-tiba kepalanya terpenggal oleh sesuatu yang tidak dapat terlihat. Pluk. Kepalanya terjatuh dari pundaknya. Dinding disekitarnya penuh dengan cipratan darah. Begitu pula lantai tempatnya berpijak.
“Hihi…” Gadis itu tersenyum dan mengambil sesuatu dari saku petugas.
“Kuncinya, aku pinjam.”
***
Huh? Jam berapa sekarang? Apakah sudah malam? James merasa dirinya sejenak tertidur. Tetapi ia bahkan tidak tahu keadaan diluar. Sudah berapa lama dirinya tertidur?
Dirinya rindu saat-saat ia mengikuti para calon korban lemahnya. Tetapi mungkin yang dikatakan oleh kakeknya ada benarnya juga. Dia adalah pahlawan. Orang yang dibutuhkan oleh dunia ini sekarang, dimana pelecehan dan penyiksaan kerap terjadi di segala penjuru.
Dibalik itu semua, target korban James adalah orang-orang yang suka melecehkan orang lain. Orang-orang yang membanggakan apa yang dimilikinya. Dia adalah pahlawan bukan?
“Halo James…”
Terkejut, James melihat kearah pintu sel. Seorang gadis muda dengan pakaian ala victorian-lolita tersenyum kepadanya. “Lama tidak bertemu James…”
“Si… siapa?” James bingung mau menjawab apa. Dan lagi, ia tidak mendengar suara langkah kaki. Darimana gadis ini datang?
“Ah, apakah kau melupakanku James? Dahulu kau begitu kecil. Oh iya, terima kasih juga karena telah menyelamatkanku dari Jeff…”
“Jeff? Hah? Apakah kau gadis yang di mansion besar kemarin? Tapi… sepertinya kau berbeda dengan gadis itu.”
“Hmmm? Apa iya? Mungkin hanya perasaanmu saja James. Aku terkejut dengan penjara ini. Mereka bahkan tidak memasang cctv dan menaruh penjaga. Padahal mereka tidak mengetahui, sejauh mana monster yang mereka buat ini bisa berkembang.” Kata gadis itu saat pandangannya menerawang ke segala sisi penjara.
Gadis itu memasukkan kunci dan memutarnya sehingga pintu sel terbuka. Ia masuk kedalam dan berjalan kearah James.
“Ah maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Dementria. Kau dapat memanggilku purple.”
Purple? Ah. James baru sadar bahwa baju yang dipakai gadis ini bercorak ungu-hitam. Begitupula dengan pita dan sepatunya, dia menyukai warna ungu rupanya.
“Dan perkenalkan, ini Ellie.” Katanya sambil menunjukkan boneka rajut kain yang bentuknya cukup aneh.
“Elie ini adalah satu dari ratusan teman yang aku koleksi dirumah, dia cantik bukan? Hei Ellie, beri salam kepada James.”
“Halo James, salam kenal” Kata Ellie—yang sebenarnya adalah suara Dementria. Dia terlihat seperti berbicara sendiri dengan bonekanya. Apakah dia waras?
“Nah, James. Ikutlah denganku. Aku punya sesuatu yang sangat menarik.”
“Ikut? Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak tahu apakah aku akan benar-benar mati jika keluar dari ruangan ini.”
“Itu perkara mudah.” Dementria tersenyum, ia menggigit telapak tangannya dan seketika darah mengalir keluar. Kemudian ia menaruh telapak tangannya di leher James. Membiarkan darahnya menetes perlahan.
Ziiiing… Click! Terdengar suara yang seperti suara mesin. James menyadari suatu hal yang menggembirakan.
Gelang lehernya terlepas! Ini keajaiban!
“Kau… bagaimana bisa?” James tidak tahu ingin mengucapkan terima kasih atau apa. Ia menarik dan membanting gelang leher yang menjadi rantainya selama ini.
“Akulah, yang dulu membuat gelang leher itu. Kau pasti sudah bertemu dengannya kan? Pawang anjing itu. Awalnya dia bilang ini hanya agar anjing-anjingnya tidak berkeliaran tanpa sepengetahuannya. Tapi aku merasakan firasat lain. Aku bahkan menyesal pernah bekerja untuk dia.”
“Jadi kau….” Belum sempat James menyelesaikan kata-katanya, Dementria kembali bercerita
“Perintahnya adalah, buat agar ini tidak bisa terbuka oleh kode apapun. Sekali terpasang maka selamanya akan berada di leher pemakainya. Aku mengikuti apa yang ia katakan. Mereka menguji dengan berbagai macam cara. Memang tidak bisa dibuka, tapi secara diam-diam, aku memakai darahku sendiri untuk membuat sandi rahasia. Ini sebagai persiapan jika suatu saat ia mencoba memakaikan gelang leher ini kepadaku.”
“Dan dia benar-benar memakaikannya kepadamu?” Tanya James.
“Yah, kau tahu lah, orang licik itu. Nah, sekarang, ikutlah denganku. Terlalu membosankan disini, bukan?”
“Errr… yah, tapi…”
Bwosh~ Mata James terbelalak menatap kaget. Sebuah benda muncul di punggung Dementria.
Sebuah sayap hitam, sejenis sayap kelelawar hanya saja ukurannya lumayan besar.
“Ayo… James.”
