Jane menyelak, "Hei, tunggu, James... Apa tidak sebaiknya kau pikirkan matang-matang terlebih dahulu? Kau bahkan tidak mengenalnya. Tidakkah lebih baik jika..." Kali ini ekspresi Jane berubah. Ia terlihat cemas bercampur marah.
Klang! Terlambat sudah, pintu kurungan milik Eyeless Jack kini terbuka.
"Hei Dementria, atau... Jane. Persetan dengan namamu. Kau tahu? Aku bukanlah orang yang menilai orang lain dalam sekali pandang. Dan aku benci orang-orang seperti itu. Ah, kau orang yang hanya memanfaatkan orang lain demi kepentinganmu, tahu apa tentang hal ini ya?"
Krekk. Krekk. Eyeless Jack meregangkan lehernya. "Ahh, ini lebih baik. Bersiap untuk operasi, James. Ini hanya terasa sedikit sakit."
Eyeless Jack meraih sesuatu dari kantung di jacket ber-hoodienya. Sebuah kotak berwarna putih. Ia mendekat kearah James dan meneliti sebentar luka-luka di tubuh James.
Ia bersiul sebentar sebelum berkata, "Kau ini cukup unik. Manusia lainnya mungkin sudah mati kehabisan darah dalam kondisi seperti ini. Sepertinya kau spesial."
Lagi, James tidak sepenuhnya mengerti makna dari kata-kata yang dilontarkan Eyeless Jack.
"Sudah cepat tutup semua luka di tubuhku! Kita tidak punya banyak waktu!"
"HAHAHAHA! Sepertinya kau sangat menikmatinya, James. Tetapi tidakkah aku bilang, bahwa hitung mundur dimulai dari... Sekarang! Kau mempunyai waktu 60 menit James. Gunakanlah sebaik mungkin". Suara kakeknya kian menjengkelkan bagi James.
Di atas langit-langit, wajah kakeknya memudar seiring munculnya tampilan baru dalam hologram tersebut.
Hitungan mundur yang disertai bunyi niit-, niit- yang membuat James kesal dengan bunyinya.
Disamping itu, Eyeless Jack terlihat memegang sebuah jarum dan benang yang cukup panjang.
"Ini adalah benang khusus. Terbuat dari campuran kulit manusia dan beberapa bahan yang dirahasiakan. Ini benang yang sama yang kugunakan untuk operasi pada tubuh Jane."
Eyeless Jack mengaitkan benang pada jarum, dan menaruh kotak putihnya di lantai. James bisa melihat ada potongan yang sepertinya potongan kulit manusia di dalam kotak yang hanya berukuran 10x10 cm itu.
Eyeless Jack memulai operasinya di bagian dada James. Ia menusukkan jarumnya di bagian bawah luka dan melanjutkannya ke bagian atas.
"Arrgghh!! Mengapa rasanya sakit sekali!! Hei, apakah kau tidak punya obat bius local untuk luka ku ini?" James mengaduh, baginya operasi ini lebih menyakitkan dibandingkan digigit oleh anak kecil kanibal tadi.
"Kabar buruk bagimu, James. Aku meninggalkan kotak yang lebih besar karena terburu-buru. Ini salahmu karena kau dan Jane memaksaku untuk ikut tanpa aku mempersiapkan diri terlebih dahulu."
Setiap kali Eyeless Jack menusukkan jarumnya, James selalu menahan nyeri. Darah masih mengalir di sela-sela benang antara luka di tubuh James. Tetapi tidak sebanyak ketika luka masih menganga.
Eyeless Jack melakukannya dengan cekatan dan cepat. Ia memulai dari luka yang paling kecil hingga sampai ke luka di lengan James. Luka dari serangan pertama si gadis kanibal itu.
Ia memperhatikan dengan seksama, mengukur sebentar, lalu mengambil potongan kulit yang ada di kotaknya. James tidak mau peduli darimana Eyeless Jack mendapatkan potongan kulit itu, yang penting darahnya tidak mengucur lagi.
Lukanya ditutup dengan potongan kulit tadi dan mulai dijahit dengan benang. Sangat nyeri, kenapa ini, apakah kandungan bahan-bahan aneh dalam benang itu yang membuat luka-lukanya terasa semakin sakit? Semakin James berpikir, luka-luka nya terasa semakin sakit.
10 menit telah berlalu. "Selesai." Ucap Eyeless Jack. "Tetapi perlu kau ketahui, biaya pertolonganku sangatlah mahal. Kau beruntung, karena aku tidak berniat untuk membunuhmu saat ini. Berdoa saja kau bisa menyelesaikan permainan ini hidup-hidup."
"Yeah, aku bisa membawakanmu hasil buruanku jika kau mau. Itu perkara mudah."
"Dan kau," James melihat kearah Jane. "Lebih baik kau berdoa, agar aku tidak terlalu senang bermain hingga melupakan waktu."
Jane tidak menjawab. Ia tahu jika ia bertanggung jawab atas beberapa kekesalan James.
James mencoba berdiri. Ia menopang badannya dengan tangan yang tidak terluka. Rasanya sudah cukup istirahatnya. Ia harus kembali bertarung.
Ternyata tidak terlalu sulit, sekarang luka-luka yang dijahit sudah tidak terasa sakit sama sekali. Pendarahannya pun sudah berhenti total. Hanya sisa-sisa yang melekat pada tubuh dan bajunya yang sudah compang camping.
"Selanjutnya, bagaimana?" Eyeless Jack bertanya kepada James.
James melihat ke sekitar, tidak terlihat sebuah pintu atau sesuatu yang bisa menjawab pertanyaanya. Bagaimana cara mereka bisa meraih ruangan selanjutnya?
James berjalan ke tengah ruangan. Waktu yang tertera di hologram di langit-langit sudah berkurang 13 menit.
Grekk... Tiba-tiba dinding di ujung ruangan terbelah menjadi dua di tiga bagian...
Dinding yang terbelah terlihat seperti sebuah gerbang masuk. Dibalik dinding itu tidak terlihat apapun, selain ruangan yang gelap.
"Apa maksudnya ini? Dia tidak menjelaskan jika ada tiga pintu setelah ini?" James merasa sangat kesal kali ini.
"Yeah, kau tahu dia kan. Super licik. Dia bahkan tidak segan-segan membunuh ayahmu, bukan?" Jane menyahut secara spontan.
"Ya... tunggu! Bagaimana kau bisa mengetahui tentang ayahku? Apakah aku pernah menceritakannya kepadamu?"
"Ehm...." Jane berdeham tetapi tidak melanjutkan kalimatnya.
"Lebih baik kita memilih salah satu dari pintu itu. Firasatku, perbedaan dari ketiganya hanya terletak di jenis jebakannya. Seperti yang tadi Jane sudah katakan, bukan tidak mungkin dia berusaha membunuhmu sebelum sampai ke ruangan selanjutnya. Akan lebih merepotkan jika kita membuang waktu dan gadis kelelawar itu mati."
James berdecak kagum atas kecermatan Eyeless Jack. Analisanya sangat hebat. Dibalik topeng yang mengeluarkan cairan hitam itu, tersimpan kecerdasan bak seorang professor. Mungkinkah James memilih partner yang tepat?
"Lalu... yang mana yang sebaiknya kita pilih?" James merasa ada sesuatu yang terlewat, entah apa.
Eyeless Jack tidak menjawab, ia berjalan menuju pintu yang paling kiri.
"Hei! Tunggu sebentar," cegah James. "Apakah kau yakin, jika pintu yang paling kiri adalah pintu yang benar?"
"Memangnya hal apalagi yang bisa dikatakan benar oleh kakek tua itu? Jika terlalu lama, kita bisa kehabisan waktu. Aku akan memilih pintu yang ini, terserah padamu jika kau mau ikut bersamaku atau tidak."
James tidak sempat berfikir lebih banyak lagi, kali ini kakinya secara patuh mengikuti apa yang dikatakan oleh Eyeless jack. Ia berlari menuju tempat Eyeless Jack berdiri, menuju pintu paling kiri yang tidak diketahui kejutan apa yang menanti.
Mereka menghilang ditelan gelap, Jane yang menyaksikan semua itu hanya bisa tertunduk lesu. Ia memperhatikan timer yang tidak pernah memberikan renggang barang sedetik saja.
Ziing- lantai di bawah tempat Jane berpijak terbelah membuka, membentuk bulatan yang seukuran dengan diameter kurungannya.
"Heeii!! Apa ini, ah, heiiii!!!" Blush, Jane pun menghilang, menyisakan kurungan kosong ditengah ruangan.