Final Battle : Obsession

549 26 1
                                    

Eyeless Jack mengisyaratkan agar James mendekat kepadanya. Kali ini Eyeless Jack terlihat seperti membisikan sesuatu kepada James. Suara berisik dari gergaji mesin milik pemuda apel itu berhasil membuat percakapan mereka tidak terdengar.

"Hei, itu tidak sopan, Guys! Kalian berbisik di depan orang lain," pemuda itu terlihat kesal, "fine! Aku akan pisahkan kalian berdua!"

Pemuda itu berlari sambil mengangkat tinggi-tinggi gergaji listriknya.

Kali ini dua orang itu berpisah, di sudut kiri dan kanan.

Pemuda itu melihat ke dua sisi, saat James berteriak, "Oooh dude ... pemakan buah, herbivora, pecundang! Kemarilaaah...."

Namun pemuda itu tersenyum dan berlari ke arah Eyeless Jack.

"Sial!" gumam James.

Saat pemuda itu mulai dekat, Eyeless Jack berjongkok, menendang kakinya dengan keras, kemudian ia berguling ke samping dengan cepat.

Pemuda itu kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh, ia menahan badannya dengan gergaji mesin miliknya.

Zrriiiinng- Lantai berbahan semen hancur menjadi puing akibat perbuatan pemuda apel itu.

James berkali-kali berusaha melihat jam pasir yang berada di atas kurungan Jane, namun sangat sulit untuk menerka waktu yang tersisa. Yang bisa ia lihat hanyalah butiran pasir yang sudah tersisa sedikit di bagian atasnya.

"Hei, Jane. Apa kau tidak bisa menghancurkan kurungan itu dengan kekuatanmu?" teriak James.

Pemuda itu bangkit dan merapikan sedikit bajunya yang terkena debu puing akibat lantai yang hancur. "Hahaha. Ketahuilah, Nak. Jika kurungan itu hancur karena ulah kalian, maka secara otomatis, senyawa kimia yang dapat menghanguskan tulangmu, akan meleleh dari seluruh sisi kurungan itu."

Sekarang pemuda itu berlari, dan sepertinya ia mengincar Eyeless Jack.

James berlari, di belakang pemuda itu. Eyeless Jack tidak bergerak dari sisinya, saat James dengan kuat menangkap dan memegang ke dua tangan pemuda itu.

"Rrrgghh... Berengsek!" tangannya yang memegang gergaji mesin berusaha menyentuh James, mereka saling mengadu kekuatan saat Eyeless Jack dengan cepat menggorok leher pemuda itu.

Darah segar menyembur, dan saat itu juga kekuatannya melemah. James merebut gergaji mesin dari tangan pemuda itu

"Orrghh!" Pemuda itu mengejang di lantai, ketika James mengatur kecepatan tertinggi dari gergaji mesin itu dan, Dziiinnngg... tubuh pemuda itu seketika terbelah menjadi dua dengan beberapa serpihan usus yang menempel dan menyiprat ke arah James.

James mematikan gergaji mesin itu karena sudah muak dengan suaranya.

"Jadi... selesai, huh?" tanya James.

Eyeless Jack tidak menjawab. Ia hanya memandang diam ke arah kurungan Jane.

"Hei, mengapa tidak terjadi apapun? Apakah dia menipu kita lagi?"

Ini mengerikan, pikir James. Rencana apa lagi yang disiapkan oleh kakek tua itu?

"Khekh...." Sebuah suara terdengar. Mereka berdua melihat ke arah yang sama.

Pemuda apel itu! Dia masih hidup!

"Sudah kubilang, aku ini tuhan. Aku tidak akan mati! Hahahahahaha!"

"Perlu kau ketahui," tambahnya, "dia sudah menyiapkan ini dari awal. Kalian akan kehabisan waktu! Ya! Pelacur itu! Dia akan mati!"

"Hancurkan kepalanya." Perintah Eyeless Jack secara tiba-tiba.

"Semua berpusat di otak, jika perlu hancurkan seluruh bagian tubuhnya. Tidak mungkin benda lemah yang masih memakai jaringan tubuh manusia itu tidak bisa mati. Minimal kita buat mulut besarnya itu bungkam."

James sepertinya mengerti maksud dari kata-kata Eyeless Jack. Ia kembali menyalakan gergaji mesin yang ia pegang. Ia menghujam kepala pemuda itu dengan gerakan tak beraturan.

Suara gergaji mesin yang memekak telinga terdengar untuk beberapa menit, hingga bagian atas perut pemuda itu sudah bercampur dengan berbagai warna. Mulai dari merah pekat, merah muda, kuning kehijauan, dan merah kehitaman. James sudah tidak peduli apa yang ia hancurkan, hingga ia ingin mengiris tubuh bagian bawah, Eyeless Jack menahan bahu James.

Eyeless Jack tidak berkata apapun, tetapi menunjuk ke arah kurungan Jane yang sudah terbuka. Pasti suara berisik gergaji mesin ini meredam semua suara yang ada.

James tadinya ingin berhenti, tapi ia sadar akan sesuatu yang membuatnya bergidik.

Mengapa Eyeless Jack terlihat sangat pintar? Itu pikirnya. Tapi ia berusaha mengenyahkan pemikiran itu. Hal yang terpenting adalah, Jane sudah berhasil keluar dari kurungan itu.

James masih sibuk dengan pikirannya, saat ia melihat ke arah bawah-di mana Eyeless Jack sedang berjongkok dan memegang sebuah ginjal di tangannya.

"Huh?" James mengerutkan keningnya.

"Apa yang kau lihat?" tanya Eyeless Jack dengan nada datar tetapi mencekam.

"Tidak ... hanya saja ...." James tidak mau terlibat lebih jauh dengan pria aneh yang satu ini. Lebih baik diam mungkin.

Ia mematikan gergaji mesin itu dan menjatuhkannya ke lantai. Kali ini ia berjalan ke arah Jane.

Jane menepuk-nepuk rok yang dipakainya, membersihkan debu. Ia menunduk ke bawah, dan sepertinya tidak siap untuk berbicara ke arah James.

"Nah, Nona Penipu. Apa yang mau kau katakan sekarang, hah?"

Percakapan mereka dihentikan oleh bunyi dinding yang terbelah. Lagi-lagi, pikir James.

Tapi kali ini berbeda. Bukan ruangan gelap seperti tadi yang menunggu James, melainkan sebuah ruangan kosong yang cukup besar, dengan lampu-lampu yang cukup terang, dan seseorang yang sudah tidak asing bagi mereka bertiga.

Jeff The Killer, tapi ada yang aneh dengan dirinya kali ini. Pandangan matanya lebih gila, dengan tetesan-tetesan liur yang mengalir, beserta kaki dan tangannya yang dirantai ke dinding.

Ia menghentak-hentakan tubuhnya, mencoba melepaskan diri.

"Bajingan! Maju kau, PECUNDANG!!!" teriaknya saat melihat James dan yang lainnya dari kejauhan.

"Maju, agar aku segera bebas!!!"

Final BattleWhere stories live. Discover now