“Gotcha!”
“Ugh. Bagaimana…” James tampak kesal. Bagaimana gadis ini bisa begitu cepat?
“Aku ditugaskan untuk membawamu, yang menyebalkan aku tidak boleh membunuhmu, kecuali jika sangat terpaksa, yeah… Mungkin aku akan melaporkan jika terjadi sebuah 'kecelakaan'.” Jelas gadis itu dengan seringai anehnya.
“Hei,” Dementria memotong. “Apakah benar kau yang bernama Karin?”
Dementria sial, batin James. Disaat seperti ini, pertanyaan macam apa itu.
“Karin? Hmmm… anggap saja begitu.”
James menusuk paha gadis itu dengan pisau. Membungkuk dan berlari ke sisi lain ruangan. Tapi gadis itu juga tidak tinggal diam, gerakannya lebih cepat. Luka di pahanya tidak berarti apapun baginya.
Belum sempat James mengambil nafas, sabitnya sudah berada tepat di depan mata James, beruntung James bisa menahan gerakannya dengan pisau.
“Hei, apa yang kau lakukan, cepat bantu aku!!” Teriak James kepada Dementria.
“Aku sedang berusaha, tapi jika kau berada di dekatnya, kau juga bisa mati, James!”
“Urgh. Berengsek!”
James melihat sesuatu yang berkilau di leher gadis itu. Gelang leher milik kakeknya! Jadi ini semua adalah jebakan?
Shriink! Tangan James bergetar saat menahan sabit besar itu, rasanya gadis ini kuat sekali. Dengan sedikit hentakan, James berhasil memperjauh jarak mereka.
“Aku berubah pikiran. Aku akan membawa kepalamu saja sebagai kenang-kenangan. Hihihi..”
Gadis itu tertawa sangat riang saat kembali berlari kearah James.
James melompat kesisi lain tempat tidur. Terlalu sempit disini, batin James.
“Hei James, gunakan kekuatanmu!” teriak Dementria.
Kekuatan? Yeah! Mengapa ia bisa lupa.
Gadis itu mengayunkan sabitnya kesegala arah saat kembali menyerang James.
Woops, bahu kiri James tersayat oleh sabit itu. James membungkuk dan menendang perut gadis itu dari bawah.
Suara ular-ular mulai bermunculan. Mereka datang, akhirnya! Pikir James. Ular-ular mulai masuk melalui jendela.
“Ular? Itu tidak berguna, aku adalah yang terpilih! YANG TERPILIH! HAHAHAHA!” Tawa gadis itu semakin menggila.
Gadis itu memutar-mutar sabitnya, membuatnya seperti baling-baling.
Wuut, wuut, ular-ular mulai menerkam si gadis dari berbagai arah. Tetapi bahkan mereka hancur sebelum menyentuh gadis itu.
“HAHAHAHA! HAHAHAHAHA!!” Gadis itu seakan berputar 360 derajat dengan satu titik tumpu, sambil membuat baling-baling sabit.
Darah para ular bermuncratan kemana-mana.
Bugg, James menendang punggung gadis itu sehingga gadis itu terpental menjauh dari James.
“Sekarang!” teriak James.
Dementria mulai mengepakkan sayapnya. Angin yang dihasilkan oleh sayap Dementria sempat menggores wajah James.
Tap. Gadis itu melompat dari tempatnya tadi, tapi pisau angin milik Dementria berhasil memotong pergelangan kakinya.
“Arrrgghhh…” pekik gadis itu. Ia merangkak, berusaha berdiri dengan kakinya yang bersimbah darah.
“Aku pasti menang!” Teriaknya.
Swing. Gadis itu melemparkan sabitnya kearah James, James menghindar dan sabit itu menghancurkan lemari di belakangnya.