Final Battle : Knock-Knock

492 24 0
                                    

Bara api membakar satu persatu tubuh orang-orang yang dicintainya. Begitu pula dengan dirinya. Habis sudah, apakah hidupnya akan berakhir sampai disini?

“Mama… papa… tolong… siapapun… hiks… panas… sangat panas……”

Dementria terbangun dengan keringat bercucuran. Mimpi itu lagi, pikirnya. Kenangan masa lalu selalu menghantui. Tidakkah ia bisa memulai hidupnya yang baru dengan tenang?

Ia menepis keringat yang mengucur di dahi. Di sudut matanya terlihat sebuah bayangan hitam.

“Huh? Jack? Ada apa kau malam-malam begini ke kamarku?” 

Eyeless Jack hanya memandang bisu. Selang beberapa detik barulah terdengar sebuah jawaban.

“Kau jarang berburu akhir-akhir ini, Dementria. Apakah ini karena pawang ular baru itu? Dia sangat lemah, sebaiknya kau berpikir ulang untuk membawanya dalam rencanamu.”

Eyeless Jack berbalik tanpa menunggu jawaban dari Dementria, di sisi kiri tangannya, ia memegang sebuah pisau.

Glek, Dementria menelan ludah dengan bersusah payah. Aura dari Eyeless Jack terasa mencekam. Apakah jika ia tidak terbangun, Jack akan membunuhnya? Entahlah, ini sudah hampir dekat. Firasatnya mengatakan bahwa ia tidak perlu menunggu lama untuk mencapai tujuan utamanya.

***

Ting tong! Bel berbunyi pukul 5 sore, siapa yang sudi bertamu ke mansion ini huh? Pikir James yang saat itu sedang tidak berminat untuk keluar rumah.

Seorang gadis kecil berambut kuning nampak di depan pintu. Gayanya sangat manis dengan pita dirambutnya.

Tetapi saat ia tersenyum, nampaklah deret-deret gigi yang runcing dan tidak biasa.

“Sebuah surat, untuk tuan James.”

Bagaimana ia tahu namaku? Pikir James. Gadis kecil itu menyodorkan surat dengan tangannya yang ditumbuhi kuku-kuku panjang nan runcing.

James mengambil surat itu dan membuka isinya. 

“Aku mengundangmu untuk pesta malam ini James, kudengar kau sangat suka bermain, jadi aku menyiapkan permainan terhebat untukmu. Jangan lupa ajak juga kelelawar kecil dan topeng busuk temanmu itu.

Kakekmu tercinta, Radolf”

Surat diakhiri dengan gambar peta lokasi di bawahnya.

Radolf! Bahkan baru saat ini James mengetahui namanya. 

James beralih untuk melihat gadis kecil tadi, tetapi gadis kecil itu sudah tidak ada di tempat sebelumnya.

Darah James berdesir, ini seperti sebuah tantangan baginya. Permainan seperti apakah yang disiapkan oleh kakeknya?

Ia harus memberitahu Dementria akan hal ini.

***

Malam telah tiba. Setelah lama menunggu Eyeless Jack yang kebetulan kembali di 5 menit sebelum mereka berangkat, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi.

Sesekali Dementria menatap jalanan dengan pandangan kosong. Begitu pula dengan Eyeless Jack yang awalnya tidak berminat ikut, tetapi pada akhirnya ia setuju dengan ancaman : ‘Jika salah satu dari kalian mati, maka aku akan membunuh yang lainnya.’

James sendiri masih tidak mengerti konteks ‘yang lainnya’ pada kalimat Jack. Ah sudahlah, yang penting sekarang ia harus menyelesaikan ini semua.

Mereka kembali, ke penjara, dimana James mengetahui takdirnya disana. James pun baru sekali ini melihat kondisi penjara milik kakeknya dari luar.

James menunjukkan surat yang diberikan oleh kakeknya kepada penjaga gerbang. Dengan hormat para penjaga gerbang membukakan pintu dan mengantarkan mereka kedalam.

Kali ini berbeda, mereka tidak melihat kumpulan teralis-teralis besi sama sekali, apakah mereka diarahkan di jalur yang berbeda?

Mereka dibimbing pada sebuah pintu. Ruangan dibalik pintu sangatlah gelap, tidak terlihat apapun didalamnya. Mereka dipersilahkan masuk dan pintu ditutup.

Seketika lampu menyala. Di tengah ruangan nampak seorang gadis kecil. Gadis yang mengantarkan surat kepadanya! Pikir James.

“Halo, James.” Terdengar suara kakeknya tanpa terlihat wujudnya.

Ziing! Click! James menoleh kebelakang. Dilihatnya Dementria dan Eyeless Jack terperangkap di sebuah kurungan besi.

Klang! Eyeless Jack mulai memukul-mukul teralis dengan pisau yang ia bawa. Tidak dengan Dementria, ia tidak mencoba kabur. Ia hanya melihat keatas.

Sebuah hologram muncul di langit-langit ruangan. Menampilkan wajah kakeknya.

“James kecilku yang manis, apakah kau mau bermain suatu permainan denganku? Peraturannya cukup mudah, kau akan bertarung melawan 3 objek kesayanganku. Sekali kau menang, satu dari temanmu akan dibebaskan dan boleh bergabung denganmu. Kau boleh memilih siapa yang mau kau bebaskan terlebih dahulu, atau bahkan kau boleh memilih untuk tidak membebaskan keduanya. Tapi jika kau mati, maka sisi-sisi dari teralis mereka akan mulai mengalirkan senyawa kimia yang mampu membuat tubuh mereka meleleh hingga ke tulang.”

“Apa sebenarnya tujuanmu hah?!” James berteriak kesal.

“James…” Dementria berbicara, suaranya terdengar sangat lemah “Ketahuilah, jika kau menang sekalipun, itu membuktikan kau pantas menjadi ‘dirinya’.”

“’Dirinya?’ Apa maksudmu Dementria?”

“Dementria? HAHAHAHAHA! Itukah nama barumu, Jane Arkensaw? Atau haruskah kupanggil kau, Jane The Killer?”

James melihat bingung kearah Dementria, tetapi Dementria hanya memandang kosong kepada James.

“Bukalah matamu, anak bodoh! Gadis keparat itu hanya memanfaatkanmu untuk segala kepentingannya! Bahkan ketika bekerja denganku, secara diam-diam dia telah meracik obat untuk menghentikan pertumbuhannya, sehingga kulit yang dia pakai dari para korbannya tidak membusuk! Aku masih bisa mengingat, betapa menyedihkan wujudnya ketika pertama kali datang kesini!”

“Kulit? Korban? Apa maksudnya ini semua?”

“Yeah, dia hanya memanfaatkanmu, seperti yang orang tua itu bilang,” Eyeless Jack berbicara pada akhirnya. “Tujuannya hanyalah untuk bertemu dengan orang yang selama ini dicarinya, Jeff The Killer.”

James kembali melihat kearah Dementria. "Hei... De.."

Belum sempat James menyelesaikan kata-katanya, Dementria memotong ucapannya.

“Aku membencimu, James. Seandainya waktu itu kau tidak datang dengan para polisi keparat itu, aku sudah mendapatkan Jeff. Tidak mudah menjalani kehidupan ini, aku harus mencari gadis-gadis muda untuk kudapatkan kulitnya. Mengubah diriku menjadi remaja lemah, hanya untuk mengundang Jeff datang. Beruntung, Jack adalah dokter yang hebat.” 

“…Dan sekarang, aku sudah semakin dekat. Aku tahu Jeff ada disini. Aku tahu ketika kau bilang Jeff berhasil kabur, itu tidak mungkin. Karena darahku adalah satu-satunya kunci untuk gelang leher itu. Kuharap kau tidak menjadi penghalang, James”

Ekspresi Dementria berbeda dari biasanya. Ekspresinya kosong, tetapi terasa kejam. Licik bagaikan rubah. Saat ini James merasa sangat sendirian di dunia. Tidak adakah yang mau berpihak kepadanya?

“Tapi… gelang leher itu, bukankah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bahwa gelang leher milik Jeff sudah terlepas?” James masih berusaha mencari fakta yang ada.

“Cucuku yang malang… Tidakkah kau bisa membedakan antara gelang leher yang terlepas karena darah dari kelelawar bodoh itu, dengan gelang leher yang belum dipakai sama sekali? Tidakkah kau bisa membedakan, bau darah anjing dan darah manusia? Oh aku tahu. Penciuman ular memang buruk. HAHAHAHAH!!”

James merasa sangat dongkol sekarang. 

“CUKUP SUDAH!! AKU AKAN MENGHABISI KALIAN SEMUA!!” teriaknya penuh amarah.

“Emosi yang bagus, James. Kau bisa memulai permainannya sekarang. Di depanmu, adalah salah satu objek favorite ku. Hati-hati, ia karnivora yang buas. Selamat bermain!”

Final BattleWhere stories live. Discover now