Final Battle : Child's Anger

588 28 0
                                        

“Pengemis! Dasar miskin! Kenapa kau tidak mati saja seperti kedua orang tuamu? Hahahaha!” Anak-anak itu melemparkan bebatuan kerikil dan sampah bekas makanan mereka kepada James.

Takut, sedih, dingin… itu yang james rasakan.

Tidak punya tempat tinggal, tidak punya makanan, bahkan baju yang dipakainya adalah baju dari dua bulan terakhir. 

Ini terjadi semenjak kedua orang tuanya pergi meninggalkannya. Ibunya menghilang entah kemana, dan ayahnya, telah meninggal karena kecelakaan.

James tidak lagi seperti anak lainnya. Ia yang dahulu bisa bersekolah, bercanda dengan teman, makan makanan enak, seketika berubah drastis karena kedua orang tuanya pergi. Tidak ada satupun saudara atau kerabat yang mendatangi James, dan memang sejak awal, James tidak pernah mengetahui apakah ia mempunyai kerabat atau tidak.

James kecil berjalan mengunjungi tukang roti.

“Bapak yang baik, bolehkah saya meminta sedikit roti? Saya sudah 4 hari belum memakan apapun…” Bahasa yang sopan dan santun. Yah, memang, ini karena James juga pernah bersekolah.

“Cuih…! Pergi kau pengemis kotor! Kau membuat daganganku tidak laku, tahu!”

Bukan roti yang didapat, tetapi ludah dari sang penjual roti yang mendarat di kepalanya.

James ingin menangis rasanya. Mengapa… Mengapa tidak ada satupun manusia yang mau mendengarkan permintaannya? Mengapa semua orang memandang rendah atas dirinya? Mengapa? Mengapa? Ayah… Ibu… Aku takut…

Hari sudah malam tetapi keadaan di lorong-lorong pertokoan semakin ramai. Perjudian, mabuk-mabukan, canda dan tawa, semakin memenuhi sempitnya gang-gang kecil seperti ini.

James kecil yang malang hanya bisa meringkuk menahan lapar. Sampai suatu suara membuatnya tersentak.

“Hey, bagaimana jika anak ini kita jual, mungkin harganya lumayan”

Takut, James hanya bisa menahan suara. Dia menghitung dalam. 1… 2… 3…

Tubuhnya sontak terbangun dan bersiap untuk lari, tetapi tangan-tangan kasar itu telah terlebih dahulu menangkap dirinya.

“Tolong tuan, kumohon, jangan jual aku, tolong…!”

Lelaki itu menyodorkan pisau kepadanya “Diam atau kau akan mati…”

“Ma…ti? Mati? HAHAHAHA! MATI!!”

Kedua pria besar tadi kebingungan melihat tingkah laku James. Entah kekuatan dari mana, James mendorong tubuh pria besar yang memegang pisau dan menekan tangannya, hingga pisau menancap di mata sang pria itu. 

“Arrrrrgggghhh!! Berengsek! Dasar setan kecil!” 

James mencabut pisau yang tertancap di mata pria itu dengan mudah, dan kabur dengan membawa pisau.

“Apa yang kaulakukan, dasar bodoh?! Kejar anak sialan itu!!”

“Ta..tapi… anak tadi… ada yang aneh dalam dirinya… aku bahkan merasa gemetar…”

“Bah! Pecundang kau! Itu hanya anak kecil, dasar dungu!”

James masih terus berlari sambil membawa pisau. Didekapnya erat-erat pisau itu sampai ia menabrak seseorang.

Tukang roti yang tadi! Tukang roti yang sudah melecehkannya. Ia tampak bingung melihat James memegang pisau.

James merasakan perasaan yang aneh di dadanya. Takut. Gemetar. Tapi ada sesuatu yang melegakan. 

"Hsssh..." James tersenyum aneh. Tanpa banyak komando, James menusuk perut sang pria penjual roti. Tapi sang penjual roti sempat menampar dan memukul James.

Final BattleWhere stories live. Discover now