Seulgi segera terbangun dari tidurnya saat dirasakannya sebuah beban berada di atas tubuhnya dan kupingnya yang terasa basah.
"Eo-eonnie?" Seulgi langsung benar-benar bangun "Apa yang kau lakukan?"
Tapi Irene tetap saja melakukan aktivitasnya, lidahnya turun ke garis rahang Seulgi yang sangat menggoda.
"Aku menginginkannya," Ucapnya disela-sela aktivitasnya."Nanti saja Eon, saat kita sudah pulang kita bisa melakukannya di apartemenku, aku mengantuk sekali." Seulgi kembali memejamkan matanya namun Irene langsung melumat bibir tipis Seulgi. Tak ada respon yang Seulgi berikan.
Ia pun dengan sengaja mensejajarkan area pribadinya dengan milik Seulgi yang sama-sama masih memakai celana. Ia pun bergerak disitu naik-turun, menggesek-gesekkannya melakukan itu berkali-kali hingga Seulgi ikut menggoyangkannya juga.
"Ah,yeah terus Eonnhh..." Desah Seulgi tak tahan, namun sedetik setelah Seulgi berkata seperti itu Irene menghentikan gerakannya padahal mereka berdua telah basah di bawah sana.
"Akh! Kau rupanya main-main Eon denganku!"
Seulgi segera terbangun dan membalikkan badannya dan membuat Irene menjadi di bawahnya. Irene tersenyum melihat beruangnya yang tergoda, memang ini tujuannya membangunkan hasrat terliar milik Kang Seulgi.
Tak hitung waktu, ia segera melumat kasar bibir Irene tak peduli orang dibawahnya yang mengerang terus akan permainan lidah Seulgi yang membuai. Seulgi menggigit bibir bawah Irene dan langsung memasukkan lidahnya. Menjilati langit-langit mulut Irene di dalam sana, mengabsen deretan gigi rapih milik kelincinya.
Ciumannya berpindah ke cuping telinga Irene, mengulumnya, menggigitnya kecil dan begitu seterusnya pada kedua cuping itu, hingga memerah.
Lalu ia mulai menghisap tengkuk putih nan mulus milik Irene. Menggigitnya keras hingga tercipta tanda merah yang mungkin akan mengeluarkan darah jika ia menggigitnya lebih keras lagi.
"Sshhh... Seulgihh sakithh..." Ya memang sakit namun Irene menyukainya.
Seulgi segera merobek kaos oblong yang Irene pakai, ia segera mencium dengan ganas pada collarbone Irene, dan sama seperti lehernya tanda merah itu muncul. Irene terus saja mendesah tak karuan akan perlakuan Seulgi.
Ciumannya makin turun ke dada Irene yang masih terbungkus oleh bra ungu kesukaannya. Seulgi mengendus di belahannya, "Aaahhh..." Irene mendorong wajah Seulgi masuk ke belahan dadanya.
Seulgi segera mencari pengait bra itu dan saat kedua payudara Irene telah terpampang jelas, Seulgi segera mengendus kembali pada puncak payudaranya satu-persatu. Nafas hangat Seulgi yang mengenai puting Irene yang telah menegang membuat Irene makin tak bisa berpikir jernih dan menggigit bibir bawahnya.
Seulgi mendongakkan kepalanya mendapatkan pemandangan indah dibawahnya. Irene dengan rambut berantakan dipenuhi peluh, bibir yang terlihat bengkak namun semakin menggoda karena Irene telah menggigitnya. Kiss mark di sekujur leher dan collarbone Irene yang sangat putih. Payudara sinyal milik Irene yang putingnya telah menegang. Dan sama seperti Irene, pikirannya semakin tak jernih setelah melihat pemandangan ini.
Ia sudah tak bisa menahannya lagi, ia pun segera memulai dengan menggigit salah satu puting Irene dan membuat Irene mengerang kerassan meremas satunya yang nganggur "Aakhh!"
Ia pun segera menghisap puting itu layaknya bayi yang kehausan, menjilat di sekitar area itu, menggigitnya kembali, membuat tanda merah itu muncul kembali dan demikian juga pada payudara Irene yang sebelah.
Ciumannya turun pada perut Irene menggigit,menghisap dan menjilat, memenuhi area perut Irene. Tangannya juga tak tinggal diam, membuka celana yang Irene pakai dan hanya tersisa celana dalam yang telah basah.
Ia menghadapkan wajahnya pada selangkangan Irene, menjilati vaginanya yang masing dibalut oleh celana dalam yang basah.
"Ahhh...ssshh..." Irene mendorong wajah Seulgi.
Dengan tidak sabaran, Seulgi merobek celana dalam Irene dan serangan kejutan dibuat Seulgi menjilatinya secara liar, menggigit klitoris milik Irene yang membuat pemiliknya makin keras mendesah. Lidahnya terus-terusan membuat gerakan hebat di dalam sana, dan Seulgi merasakan jepitan hebat pada lidahnya, dan sedetik kemudian cairan keluar membasahi luangnya dan wajah Seulgi, Seulgi segera menjilatinya seperti orang kehausan.
Setelah dirasakannya sudah bersih, Seulgi kembali naik ke atas tubuh Irene, dan segera memasukan ketiga jari lentiknya sekaligus.
"AAAAKKHH!" Seulgi segera mengecup bibir Irene dan melumatnya sebentar, menghilangkan rasa sakit itu.
Seulgi memejamkan matanya sambil terus menggerakkan jarinya dengan cepat di dalam sana yang benar-benar hangat seperti biasa.
Irene sudah hampir mencapai puncaknya,ia menggoyangkan pinggulnya seirama dengan gerakan jari Irene. Seulgi yang mengerti keadaan makin mempercepat menusuk di dalam sana.
Irene menjambak kecil rambut Seulgi sambil mendesah nikmat, ia telah klimaks. Nafasnya benar-benar memburu, paru-parunya telah kosong akibat permainan tadi.
"Ini belum berakhir, Bae," Bisik Seulgi tepat ditelinga Irene.
Seulgi mensejajarkan miliknya dengan milik Irene, melakukan apa yang awal tadi Irene lakukan untuk membangunkannya. Naik-turun, gesekan antara miliknya dan milik Irene yang entah kapan ia telah membuka bajunya,hingga telanjang bulat sama seperti orang dibawahnya.
Seulgi makin mempercepat gerakannya saat dirasakannya ia ingin mencapai puncak. Dan disaat puncaknya, ia menggigit keras leher Irene, membuat Irene mengerang.
Seperti yang tadi Seulgi katakan, permainan itu belum berakhir.
Ia memutar balik tubuh Irene,membuat doggy style ala mereka.Dan setelah itu jari Seulgi masuk kembali ke dalam liang Irene dan membuat tubuh Irene menggelinjang akibatnya bongkahan pantat padat milik Irene bergesekan dengan vagina Seulgi.
Seulgi melakukan dua pekerjaan, mempercepat tempo jarinya di dalam liang Irene dan juga mempercepat gesekan vaginanya dengan bokong padat Irene. Seulgi mendongakkan kepalanya, tak pernah merasakan nikmat senikmat ini begitu juga Irene.
"Faster Seulhh...fasterhhh," Seulgi terus mempercepat jarinya dan disaat mereka berdua telah mencapai puncaknya Seulgi menggigit punggung Irene, mengecupnya."Saranghae, Hyun."
Namun Irene hanya diam saja tak menjawab, seperti mereka melakukannya kemarin.
Mereka berdua pun akhirnya berbaring bersebelahan.
"Eon, ada apa denganmu?" Tanya Seulgi pelan.
"Aku putus dengannya," Jawab Irene sambil memandang ke langit-langit kamar mereka.
Ah, Seulgi sekarang mengerti kenapa Eonnie memintanya dengan memaksa sekali. Dia hanya butuh pelampiasan, dan Seulgi mengerti itu.
"Tidurlah Hyun, aku tau kau lelah." Seulgi lalu memeluk Irene dan memejamkan matanya.
🔞🔞
Aduh euy saya tak pandai buat nc,,,,,
Ini knp uri leader, gw buat jahat bgt yg karakternya???
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed✓
Short StoryIrene yang terobsesi akan sentuhan Seulgi. Dan, Seulgi yang terobsesi akan kebahagiaan Irene.