"Ah~~Lelahnya..." Irene menghempaskan tubuhnya di ranjang Seulgi, tadinya Irene berencana untuk ke dorm sebentar, tapi Seulgi bersikeras untuk ke apartemennya.
"Eonnie, mandi dulu, aku akan masak." Seulgi membereskan barang-barang yang mereka bawa.
"Kau akan masak apa, Seul?"
"Ramyeon."
"Apa kau tak lelah? Biar aku saja yang masak, kau yang mandi. Tak ada bantahan." Titah Irene kemudian bangkit dan memberikan handuk dan baju mandi Seulgi kepada pemiliknya.
"Ne, tapi kau juga lelah, Eon."
"Tak ada bantahan, Kang Seulgi." Ucap Irene dari luar saat dia berjalan ke dapur.
Setelah 20 menit berlalu, Seulgi menghampiri Irene dengan raut bahagianya karena wangi ramyeonnya sangat menyengat di hidungnya, tapi saat ia melihat ramyeonnya senyumnya memudar,
"Eonnie, kenapa kau tambahkan sayur di dalamnya? Rasanya akan jadi aneh," Seulgi mendekati mangkok ramyeonnya dan mencium aromanya lebih dalam lagi "Dari baunya saja sudah ketahuan, aku tak suka sayur...." Rengek Seulgi,
"Yak,pabo! Apa kau tak sadar selama aku di sini, kita sering sekali makan ramyeon itu tidak sehat Seulgi, kenapa kau tidak membeli stok makanan biar aku masak, yang kau stok hanya ramyeon mu dan pringles, tak ada bantahan, makan." Titah Irene sekali lagi dan Seulgi hanya pasrah akan perkataan Irene,
Ia ingin mual saja melihat ramyeonnya terdapat sayuran hijau segar, apalagi aroma sayurnya, kalau bukan karena Irene ia tak akan makan.
"Besok kita pergi berbelanja yah?" Ajak Irene sambil melihat Seulgi makan, sayurnya sibuk ia taruh dipinggir, Irene jadi kesal melihatnya. Dan Seulgi belum menyadari itu. Irene menghampiri Seulgi dan duduk di sebelahnya, ia segera mengambil alih mangkok Seulgi,
"Buka mulutmu," Titahnya untuk ketiga kalinya,
"Kenapa yang kau masukkan sayurnya semua?" Seulgi menatap ngeri pada sendok yang isinya full oleh sayur yang tadi ia pinggirkan.
"Kau yang mengumpulkannya, Seulgi. Buka mulutmu."
"Tambahkan lah ramyeonnya Eonnie, kumohon...." Irene kemudian menambahkan ramyeon diatas tumpukan sayur itu,
"Dan sekarang buka mulutmu," Seulgi membuka mulutnya tapi sendok yang tak dapat masuk ke mulutnya, Seulgi sengaja melakukan itu "Yang lebar, Seul."
Seulgi membuka sedikit lagi, tapi tetap saja belum masuk juga "Seulgi, kalau kau tak makan sayurnya, no kisseu..."
"Aish, jinjja..." Dengan terpaksa Seulgi membuka mulutnya lebar-lebar dan masuklah kumpulan sayur itu ke mulut Seulgi, rasanya Seulgi ingin muntah, matanya telah berair menahan rasa tak enak dari sayur itu, Seulgi berusaha mengunyahnya dan mengabaikan rasanya. Jangan sampe muntah, jangan sampe... Batin Seulgi.
Glek
"Baiklah makanlah ini ramyeonnya, aku juga akan lanjut makan." Irene memberikan kembali ramyeon Seulgi pada Seulgi yang sedang minum setelah menelan sayurnya,
"Hweekk, mau muntah rasanya." Ucap Seulgi pelan,
"Tidak boleh dimuntahkan."
----
Dan setelah mereka makan dan mencuci piring, mereka pergi menonton tv, Irene duduk menyenderkan tubuhnya pada tubuh Seulgi,
"Besok kita harus belanja, aku tak ingin makan ramyeon terus," Kata Irene sambil memencet-mencet remote tvnya.
"Apa kau tak lupa ingin ke dorm? Menyelesaikan masalah kita," Tanya Seulgi,
"Aku takut,"
Seulgi memeluk tubuh Irene "Apa yang kau takutkan? Kita harus bersatu kembali, apa kau ingin Red Velvet terpecah belah? Ayo kita luruskan masalahnya bersama-sama," Seulgi mencium pucuk kepala Irene,
"Memangnya kenapa harus kita lakukan? Bukankah semuanya sudah jelas, Wendy membiarkan aku bersamamu, jadi tak ada lagi yang harus dijelaskan."
"Kurasa Joy mengetahui masalah ini juga, malam saat aku meninggalkan kau saat tidur, sebenarnya aku pergi menemui Wendy, dan ternyata Wendy berada di lokasi syuting Joy. Dan selama percakapan itu, Joy terus memandangku dengan tatapan tak suka,"
"Mungkin, akhir-akhir ini Wendy dekat sekali dengan Joy, sebelum kita putus bahkan."
"Aku ingin kita tetap menjadi sahabat, kita telah bersama-sama, tak hanya satu hari atau seminggu, aku tak ingin persahabatan kita hancur,"
"Baiklah, Bear. Ayo kita ke kamar, aku ingin tidur."
"Tapi kau belum mandi Eonnie?"
"Ah, maja, aku lupa."
"Mau aku mandikan?🌚" Seulgi menyeringai nakal pada Irene, tapi Seulgi malah mendapat tempeleng dari Irene,
"Mesum."
"Apa aku tak boleh memintanya? Aku tak memaksa Joohyunie, kau yang sering minta dan memaksa untuk ena-ena," Seulgi mem-poutkan bibirnya,
"Kau juga menikmatinya, pabo-ya!" Irene berjalan ke kamar diikuti oleh Seulgi dibelakangnya,
Irene masuk ke kamar mandi namun pintu kamar mandinya belum di tutup juga, Seulgi yang duduk di ranjang hanya membiarkannya,
"Bear, apa kau tak mau masuk?" Teriak Irene dari dalam kamar mandi,
Seulgi segera senang dan berlari ke kamar mandi.Dan akhirnya Seulgi memandikan Irene🌚.
"A-aakh! Seulgi sabuni yang benar, jangan diremas."
고맙다!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed✓
Short StoryIrene yang terobsesi akan sentuhan Seulgi. Dan, Seulgi yang terobsesi akan kebahagiaan Irene.