Paginya mereka semua berkumpul kecuali adik Irene yang harus berangkat kuliah dan juga tidak tahu apa-apa.
"Apa yang kalian lakukan semalam?" Tanya Appa Irene pada Seulgi dan Irene di hadapannya."Kalian benar-benar..."
Seulgi menarik nafasnya dalam, "Mianhae aboeji, jeongmal mianhae atas perlakuanku semalam."
"Joohyun, apa kau tidak ingin menjelaskan semuanya ini," Appa Irene mengabaikan perkataan Seulgi, dan lebih meminta penjelasan pada anaknya sendiri. Eomma Joohyun hanya bisa diam di samping suaminya, berusaha menenangkan jika nanti suaminya tiba-tiba meledak.
"Maafkan aku Appa," Irene hanya bisa berbicara itu, tak berani menatap ayahnya, "Aku mencintainya Appa, aku mencintai Kang Seulgi." Seulgi memandang tak percaya pada Irene, seberani itukah dirinya untuk langsung mengungkapkan.
Appa Irene memijat pelipisnya "Bagaimana bisa? Mencintai? Apa kalian tak sadar diri, kalian itu perempuan," Kali ini Appa Irene berbicara dengan nada yang sedikit tinggi, dan istrinya disebelahnya berusaha untuk menenangkannya.
"Maafkan aku Abeoji, aku juga sangat mencintai anakmu, Bae Joohyun. Aku akan menjaganya dan melakukan apapun untuknya." Seulgi menatap mata Appa Irene dengan yakin dan pasti tanpa ada keraguan, ia tau resikonya, selalu tau.
"Joohyun, akhiri hubungan kalian." Ucap Appa Irene tegas, Seulgi dan Irene membulatkan matanya bersamaan,
"Aku tak bisa Appa, tolonglah untuk kali ini saja, aku sangat mencintainya." Irene berlutut di depan ayahnya sambil menangis, Seulgi tak kuat melihat Irene seperti itu. Ia juga berlutut di depan kaki ayah Irene.
"Aku tau kalian tak bisa menerima ini, tapi kami sangat mencintai satu sama lain. Aku menyayangi anak anda, sangat menyayanginya," Seulgi berusaha menahan tangisnya, untuk terlihat tegar dan kuat.
"Terserah kalian saja." Ayah Irene meninggalkan mereka berdua disitu, ia pergi ke kamarnya.
"Hei, Joohyun, Seulgi, ayo bangun. Jangan seperti ini." Eomma Irene mendekati mereka berdua, ia menghapus air mata yang keluar dari mata anaknya. "Eomma juga sama seperti ayahmu, kecewa, sangat kecewa. Tapi Seulgi," Eomma Irene menatap mata Seulgi yang berkaca-kaca "Aku percaya kau bisa menjaganya, kau menyayanginya. Tolong jaga dia. Aku percaya padamu." Hati Seulgi benar-benar tergoyahkan akan perkataan sesimple itu tadi, Eomma Irene segera memeluk kedua orang itu dan mengelus kepala mereka berdua.
----
Irene masih terisak di dekapan Seulgi "Maafkan appaku Seul,"
"Sudahlah, Hyun. Tidak ada yang salah disini." Seulgi berusaha menenangkan Irene dengan mengelus punggung kecil itu.
Tangisan Irene perlahan tak terdengar lagi, Seulgi melihat Irene sudah tertidur, ia membaringkan Irene pada ranjangnya, lalu mengecup pipi Irene. Dan kemudian ia keluar dari kamar Irene kembali ke kamarnya.
----
"Seulgi-ah, kau bangunkan Joohyun ya, Eomma akan bangunkan Appanya." Perintah Eooma Irene setelah mereka berdua memasak bersama untuk makan siang.
"Ne, baik Eomonim." Seulgi pergi ke kamar Joohyun segera.
"Eonnie," Panggilnya halus, "Eonnie," Seulgi memerhatikan wajah damai Irene yang tertidur "Hei, Joohyunie, bangunlah," Ia menatap wajah Irene makin dekat. "Bae Joohyun..."
Irene membuka matanya perlahan dan langsung menjauhkan kepalanya karena terkejut melihat beruangnya tersenyum di hadapannya, sangat tepat, "Kau mengagetkan ku saja Seulgi!"
Seulgi hanya terkekeh, "Kajja, waktunya makan siang." Seulgi menjulurkan tangannya pada Irene, dan Irene memegang tangan Seulgi sambil keluar dari kamar, tapi saat mereka melihat dari atas Appa dan Eomma Irene sudah menunggu, mereka melepas genggamannya dan segera berjalan ke bawah.
"Eomma memasak sup rumput laut? Sebanyak ini?" Tanya Irene saat sudah datang di meja makan diikuti oleh Seulgi.
"Ne, tak apa, lagipula Eomma tak sendirian, Seulgi membantu membuatnya tadi. Duduklah kalian," Irene dan Seulgi duduk bersampingan dan berhadapan dengan orangtua Irene. Ayah Irene sedari tadi hanya diam, tak ingin memandang kedua perempuan di depannya.
"Eomma, Appa, besok aku akan pulang." Kata Irene dan itu membuat Eomma Irene sedih, begitu juga dengan Ayahnya tapi ia segera merubah raut wajahnya kembali seperti semula.
"Kenapa buru-buru sekali? Tak bisakah kalian lebih lama di sini?" Bujuk Eomma Irene pada anaknya itu,
"Ada beberapa urusan yang harus aku urus sebagai seorang leader di grupku, Eomma. Jika nanti ada libur lagi, aku akan kembali kesini, secepatnya." Irene mengelus tangan Eommanya, sambil menatapnya, lalu tatapannya pergi ke pada Appanya yang sedari tadi hanya diam memakan makannya, tak bereaksi apapun atas ucapannya tadi.
-----
"Eonnie....,"Rengek adik Joohyun karena kakaknya yang hanya pulang sebentar, Joohyun mendekati adiknya dan memeluknya erat,
"Jaga Appa dan Eomma, kau sudah besar kan? Jika libur lagi aku akan kesini lagi, Arraseo?" Adiknya Joohyun hanya mengangguk dengan muka yang sedih, "Dimana Appa?"
"Masih di kamarnya, sebentar lagi keluar." Jawab adiknya, dan setelah itu Appa mereka keluar dari kamar.
Irene kemudian memeluk ibunya, erat dan lama. Seulgi menunggu mereka di ambang pintu sambil membawa tasnya dan Irene.
Irene kemudian menatap Appanya dan pelukannya berpindah pada tubuh tegap appanya, Irene seketika menangis, ia masih kecewa akan percakapan mereka kemarin, tapi ia sangat menyayangi ayahnya."Uljima, Joohyun." Ucap Appa Irene.
"Seulgi, apa kau tak ingin memeluk Eomma?" Tanya Eomma Irene, Seulgi hanya tersenyum canggung dan mendekati Eomma Irene, "Jaga dirimu dan Joohyun, ya."
"Nde, Eomonim."
Irene telah berjalan keluar menuju taksinya, Seulgi masih di dalam,
Ia kemudian membungkukkan badannya pada ayah Irene, "Kami pulang dulu, Abeoji." Namun sebuah tangan besar terasa memegang kepala Seulgi pelan,"Yak! Jaga anakku baik-baik, aku akan menaruh kepercayaan ku padamu tentang Joohyun, jangan kau kecewakan nya dan kami," Ucap Ayah Irene sambil tersenyum samar,
"A-ah, nde, Abeoji." Seulgi tersenyum canggung kembali, ia kemudian keluar menghampiri Irene,
"Bye, Seulgi Eonnie~~~"
"Eomma, Appa apa aku kelewatan sesuatu? Kenapa kalian berbicara seperti itu tadi?"
"Aniyo~tak ada..."
----
cerita ini semakin gak jelas menuju ending.....
![](https://img.wattpad.com/cover/146516725-288-k493407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed✓
Короткий рассказIrene yang terobsesi akan sentuhan Seulgi. Dan, Seulgi yang terobsesi akan kebahagiaan Irene.