Pintu kamar Seulgi dibuka oleh seseorang, "Seulgi-ah," Panggil Irene,
"Ya, Eon." Seulgi membalasnya sambil tersenyum, Irene menutup rapat pintu kamar Seulgi.
"Jangan pura-pura tersenyum." Irene menghampiri Seulgi yang duduk sambil menggambar, saat Irene ingin melihat gambaran Seulgi, Seulgi segera menutupnya.
"Wae? Aku ingin melihatnya. Buka kembali." Ucap Irene memaksa, tapi Seulgi tak mendengarkan perkataan Eonnienya.
"Nanti saja akan ku beri tunjuk padamu."
"Aku inginnya sekarang!" Irene menghentakkan kakinya, Seulgi terkekeh kecil melihat tingkah Irene yang seperti anak kecil "Kalau kau tak kasih tunjuk padaku, aku tak akan mengembalikan handphonemu."
"Yak!? Tak bisa begitu,"
"Makanya, kasih tunjuk padaku. Memangnya ada apa di gambar itu? Sampai kau takut sekali jika aku melihatnya."
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya belum siap kasih tunjuk kepadamu." Seulgi buru-buru menyimpan sketchbooknya di laci mejanya.
Irene memutar kursi yang Seulgi gunakan, lalu duduk di pangkuan Seulgi berhadapan dengannya, Seulgi tercekat.
"Bear..."
"Apa kau benar-benar tak ingin menunjukkannya padaku?" Irene mengerling nakal.
"A-ah, Eonnie bagaimana jika ada yang masuk?" Tanya Seulgi tergagap.
"Tidak akan ada yang masuk." Irene mengelus pipi Seulgi "Berikan itu padaku, Seul."
Irene makin mendekatkan tubuhnya pada Seulgi dan membuat gesekan antara milik Irene yang sangat terasa oleh Seulgi, yang menjadikan Seulgi tegang. Seulgi menjadi kegerahan, karena gesekan milik Irene mengenai pahanya.
"Apa disini panas? Kenapa kau berkeringat?" Irene mengusap kening Seulgi yang bercucuran keringat,
"Eonnie,"
Seulgi menarik tengkuk Irene dan meraup habis bibir Irene, Irene mengalungkan tangannya pada leher Seulgi dan memiringkan kepalanya memperdalam ciuman mereka. Seulgi melumat bibir bawah Irene lembut, Irene membalasnya dengan melumat bibir atas Seulgi. Seulgi kemudian menggigit bibir Irene, dan ketika telah terbuka ia langsung melesatkan lidahnya ke dalam mulut Irene. Irene meremas rambut Seulgi saat dirasakannya lidah Seulgi makin liar bermain di dalam mulutnya. Ciuman itu terus berlangsung hingga Irene mendorong Seulgi karena kehabisan nafas, Seulgi segera menurunkan ciumannya ke tengkuk Irene, mengecupnya lalu menghisapnya.
Namun Irene segera menghentikannya dengan menarik kepala Seulgi "Seulgi, langsung ke intinya saja," Pinta Irene dengan suara yang terdengar sangat menggoda bagi Seulgi,
"Tapi Eon, jika ad-"
"Kunci pintunya, cepat!" Potong Irene, Seulgi lalu menuruti perkataan Irene, ia segera menggendong Irene dan membaringkannya di kasurnya lalu mengunci pintu kamarnya,
Seulgi segera mencium dan melumat bibir Irene yang telah bengkak akibat perbuatannya tadi, tangannya juga ikut bekerja untuk melepas celana yang Irene gunakan beserta dalamannya yang ternyata telah basah,hanya karena sebuah ciuman bernafsu yang mereka lakukan.
Tanpa pemberitahuan apapun kepada Irene, ia langsung melesatkan ketiga jarinya ke dalam liang Irene yang licin, Irene mengerang kaget karena serangan tiba-tiba Seulgi.
Ia mencakar punggung Seulgi yang masih memakai pakaiannya saat dirasakan jari Seulgi menusuknya dengan liar, Irene terus mendesah tak peduli jika ada yang mendengarnya, Seulgi segera membungkam mulut Irene dengan meraupnya habis untuk meredam desahan Irene.
"Gosshh, faster... Seulhh..." Pinta Irene dengan mata yang terpejam karena dirasakan ia akan klimaks.
Seulgi makin mempercepat tempo gerakan jarinya yang tadinya sudah cepat.
"Aaaakkhh..." Seulgi segera membungkam kembali bibir Irene dengan bibirnya,
Irene terlihat terengah-engah dengan mata yang terpejam, "Buka celanamu, Seulgi."
"A-apa?"
"Cepatlah,"
"A-ah, apa yang mau kau lakukan?"
Irene segera membuka matanya dan menatap Seulgi yang berada di atasnya dengan padangan dinginnya,
"O-oke Hyun, aku akan membukanya." Seulgi segera membuka celananya.
"Dalamanmu juga!" Seulgi hanya menuruti perintah dari Irene
Setelah itu Irene bangkit dan membuat Seulgi bersandar di ranjang, ia segera duduk di pangkuan Seulgi dan memulai aksinya.
Ia memaju mundurkan miliknya pada milik Seulgi yang membuat gesekan pada milik mereka berdua dan itu berhasil membuat mereka berdua mengerang nikmat.
Atmosfer berada di ruangan itu sangat panas, dengan desahan dari kedua orang yang menikmati nikmatnya dunia, keringat yang bercucuran membasahi tubuh mereka.
Seulgi memegang pinggang Irene dan membuat gerakan Irene makin cepat. Dan saat itulah dimana mereka merasa akan klimaks.
"Seulgiiihhhh..."
"Hyuuuunnnhh..."
Irene menyederkan tubuhnya kepada Seulgi, dan hanya terdengar deru nafas mereka berdua yang seperti berebutan oksigen di kamar Seulgi.
Irene lalu menangkup wajah Seulgi dan mengecup bibir Seulgi "Saranghae, Seul."
Seulgi lalu menarik Irene kembali mempersatukan bibir mereka "Nado Saranghae, Hyun."
----
"Joy-ah, apa kau masih di lokasi syuting?" Wendy menelepon Joy di kamarnya
" "
"Eonnie menjemputmu boleh?"
" "
"Ah, aku tak apa-apa, tak usah khawatir."
" "
"Baiklah, tunggu aku." Ucapnya dengan ada nada kesedihan di setiap ucapan yang ia keluarkan.
Hit you with that 뚜두뚜두!
Bingung sendiri Irene maunya am syapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed✓
Short StoryIrene yang terobsesi akan sentuhan Seulgi. Dan, Seulgi yang terobsesi akan kebahagiaan Irene.