Seulgi membuka matanya kembali, ia tak bisa tidur. Masih memikirkan pertengkaran antaranya dengan Irene tadi.
"Halo, apakah aku mengganggumu?"
'...'
"Bisakah kita bertemu sebentar?" Tanya Seulgi hati-hati pada orang diseberang sana.
'...'
"Baiklah kau tentukan saja tempatnya, kabari aku. Terimakasih."
Seulgi segera mengganti piyama tidurnya dengan baju biasa. "Aku tinggal sebentar dulu ya Hyun." Seulgi melumat bibir Irene sebentar lalu langsung keluar dari apartemennya dan tak lupa untuk dikunci.
-----
"Siapa Eon?"
"Seulgi."
"Kenapa dengannya?" Tanya Joy kesal, Wendy telah menceritakan semuanya pada Joy saat di Taipe kemarin. Dan ia merasa sedikit kesal pada Seulgi dan Irene.
"Iya ingin berbicara denganku."
"Apalagi yang ingin dibicarakannya?" Tanya Joy lagi masih tetap kesal.
"Sudah kubilang padamu,jangan kesal pada mereka berdua."
"Tapi karena mereka, kau tersakiti."
"Sudahlah. Oh ya, kafe dekat-dekat sini dimana ya? Aku ingin segera mengabari Seulgi." Saat ini Wendy dan Joy sedang di lokasi syuting Joy, Wendy jadi sering menjemput Joy saat jam pulang.
"Oh ayo, di kafe XXX, tak terlalu jauh." Akhirnya Joy mengarahkan Wendy ke tempat itu. Dan Wendy segera mengabari Seulgi.
----
Belum ada yang membuka percakapan sejak kedatangan Seulgi. Seulgi juga masih terus mengatur detak jantungnya yang tak karuan dengan kepala yang tertunduk.
"Aku sudah tau semuanya. Perselingkuhan kalian." Wendy akhirnya yang berbicara pertama.
"Mianhae. Jeongmal mianhae." Sesal Seulgi.
"Gwaenchana Seulgi. Aku tau kau sangat mencintainya melebihi ku." Joy yang dari tadi hanya duduk di sisi Wendy sambil memperhatikan perbincangan canggung dua orang ini.
"Aku sangat merasa bersalah menjadi orang ketiga di antara kalian. Mungkin saat itu aku dibutakan oleh cintaku, tapi melihat keadaan Joohyun saat ini ku pikir dia mencintai mu, Seungwan."
"Tidak, dia hanya menyayangiku seperti seorang adik. Sekarang engkau yang harus menjaganya. Perjuangkan dirinya."
"Tapi, ini sangat sulit. Terkadang aku lelah namun aku tak ingin menunjukkannya pada dirinya. Dia hanya mencintaimu, Wan."
"Seulgi, apa kau mau menyerah secepat itu? Aku telah melepasnya untukmu, karena menurutku kau yang terbaik untuknya. Jangan seperti ini. Mungkin jika kau meninggalkannya, dia akan tambah sakit hati."
"Joy-ah, kau kedinginan?" Tanya Wendy sambil mengusap kepalan tangan Joy. "Baiklah Seul, kupikir sampai disini saja. Jaga dia baik-baik."
Wendy dan Joy meninggalkan Seulgi duluan.
----
Seulgi memasuki apartemennya pada pukul 12 dan pemandangan yang ia lihat pertama adalah Irene yang terbaring nangis sesenggukan di sofa depan TV. Ia segera menghampiri Irene.
"Eonnie-ah, ada apa?" Seulgi berlutut di sampingnya.
Irene langsung membuka matanya dan detik kemudian memeluk Seulgi. "Kupikir kau meninggalkanku..."
"Aku tak akan pernah meninggalkanmu," Seulgi balas memeluk Irene, ia mengelus punggung kecil Irene."Ayo, kita kembali ke kamarku." Seulgi memilih untuk menggendong Irene, seperti akhir-akhir ini ia lakukan. Membawanya dengan hati-hati ke kamarnya. "Kenapa kau terbangun, Hyun?" Tanyanya lembut.
"Aku bermimpi buruk tadi." Jawabnya parau.
"Kau mimpi apa?"
"Kau meninggalkanku, kau bilang kau sudah tak mencintaiku lagi. Kau bilang kau membenciku sampai-sampai tak ingin melihatku lagi." Irene menceritakannya dengan air mata yang jatuh membasahi tengkuk Seulgi karena Irene menaruh kepalanya di sela leher Seulgi.
"Tak akan Hyun, aku tak akan pernah bisa meninggalkanmu, membencimu, apalagi tak mencintaimu lagi. Hatiku sudah jatuh terlalu dalam untukmu." Ucap Seulgi lembut berusaha menenangkan Irene.
Akhirnya mereka sampai di kamar Seulgi. Seulgi menidurkan Irene di atas ranjangnya. "Ayo tidur kembali, jangan pergi tiba-tiba lagi." Irene menarik lengan coat yang masih Seulgi pakai sejak pulang.
Seulgi kemudian mengecup dahi Irene dan bibir Irene. "Aku ganti baju sebentar dulu. Oke."
Setelah mengganti bajunya, ia segera tidur di samping kelincinya yang memunggunginya. Ia memeluknya dari belakang, tapi Irene kemudian membalikkan badannya menghadap Seulgi. Wajah mereka menjadi sangat dekat, nafas hangat antara beruang dengan kelinci beradu. Irene memajukan wajahnya dan melumat bibir Seulgi. Seulgi membalasnya dan terjadi lumatan sebelum tidur. Mereka menyudahi tautan itu. Seulgi menarik Irene masuk ke dalam pelukan hangatnya dan mengelus lembut rambut panjang Irene yang tergerai indah. Irene merasa nyaman dengan semua perlakuan lembut Seulgi. Ia memejamkan matanya dan kembali tertidur. Tapi sebelum itu...
"Seulgi, aku ingin ke Daegu besok.""Kenapa tiba-tiba Eonnie?" Seulgi membuka matanya kembali dan menatap Irene.
"Aku rindu dengan orangtuaku. Ayolah, hanya sehari saja."
"Baiklah, kau mau naik apa? Kereta atau pesawat akan ku pesankan tiketnya untukmu."
"Pesan dua tiket kereta Seulgi, kau ikut bersamaku."
"Eohh? Baiklah, apapun untukmu."
Semakin gaje cerita ini,
Pgn secepatnya disudahi..,...,.,Thank you readers for your vote and comment
https://tellonym.me/theblackflo
Kalau mau nanya seputar nih cerita atau author*ckckck, tanya aja yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed✓
Historia CortaIrene yang terobsesi akan sentuhan Seulgi. Dan, Seulgi yang terobsesi akan kebahagiaan Irene.