15

24 4 0
                                    

"Baek—" lirih Hyeri.

"Ada apa Noona? Apa kau takut?"

Baek terus melangkahkan kakinya, hingga tubuh Hyeri tersentak dimeja yang ada dibelakangnya, Baek mengunci tubuh kecil itu, tapi tidak juga memeluknya.

"Jangan takut, aku hanya ingin mengukapkan sesuatu saja."

"Cinta."

"Ha?" kening Hyeri mengerut bingung dengan ucapan Baek.

"Lagipula apasih dia pikirkan sampai mengatakan itu? Cinta? Seriously, Baek?"

Ia benar-benar mengakui kalau ia mencintai Hyeri. Atau sebenarnya jika dipikir-pikir mungkin dia sudah merasakan itu sejak awal tapi berusaha menyangkalnya.

"Ahh, Noona, jangan terlihat kaku seperi itu," ucap Baek kelewat santai.

"Ah tidak, maksudku, apa yang kau katakan tadi, Baek?" tanya Hyeri.

"Bagaimana dengan perasaan seseorang yang tidak dipeduli? Apakah itu akan terluka? Atau tidak?"

"A-apa maksudmu?"

Baek akhirnya memundurkan langkahnya, dan membiarkan Hyeri bernapas dengan nyaman. "Tidak apa-apa, lupakan saja, Anggap saja yang aku katakan tadi, tidak pernah kau dengar."

Hyeri benar-benar dibuat pusing oleh Baek hari ini, setelah ia lelah mencari anak ayam yang keluruyan.

"Apa yang kalian berdua lakukan disini?" tanya Chan yang baru saja pulang dari kantornya, mengendorkan dasinya, dan kancing kemeja bagian atas sudah ia buka, hingga dada bidangnya terlihat, ditambah dengan keringat yang membuat jantung Hyeri berdebar, ini gila sekali, kenapa ia harus berdebar seperti ini. Jas hitam yang ia genggam ditangan kirinya, tangan kanan yang ingin membuka kancing kemejanya lagi hingga abs itu terlihat.

"Apa kau tidak lihat apa yang kami lakukan? Kami sedang membuat sesuatu," ucap Baek.

"Sehun?" tanya Chan sambil mengambil soju yang hendak ia minum.

"Ia sudah tertidur, Noona yang menidurinya," jawab Baek.

Seketika Chan tersedak setelah mendengar ucapan Baek. "A-apa?" tanya Chan untuk memastikan.

"Tidak! Bukan begitu Chan, maksud Baek, aku hanya membuatnya tidur saja, tidak lebih," jelas Hyeri yang berusaha menjelaskan, ia menjadi salah tingkah sekarang.

"Ahh aku baru saja pulang dari kantor, aku sudah mendengar hal seperti itu. Ini gila," ucap Chan frustasi.

*****

"Iㅡni salah ahhㅡ" rintih Hyeri sambil memejamkan matanya diatas pangkuan Sehun.

Begitu saja tanpa terduga, Sehun masuk ke kamarnya. Memeluk tubuh Hyeri dan mengecup bibir itu sampai berakhir seperti saat ini. Hingga Hyeri berada diatas pangkuan Sehun. Leher Hyeri menjadi milik Sehun sepenuhnya. Mengecup disana, mengecup dengan nafsu, hingga meninggalkan bekas berwarna biru keunguan.

"Anggap saja aku mabuk Noona," lirih Sehun. Dia sadar jelas jika ia tidak mabuk sekarang. Mereka sama-sama tahu itu. Bahkan tak tercium bau alkohol sama sekali, tapi malam itu Sehun seperti kehilangan akal sehat melakukan hal itu dengan tiba-tiba dan belum waktunya.

Ia tahu hanya ingin melecehkan tubuh gadis itu, gadis yang ia sayangi. Masuk begitu saja kekamar walaupun ia sering melakukannya kali ini dengan tujuan tertentu, saat masuk kekamar gadis itu, ia menemukan gadis itu dengan baju handuk yang masih ia kenakan di tubuhnya yang putih, rambut yang basah, sudah jelas ia baru saja selesai mandi. Dan itu menggoda.

"Kau tidak mabuk ahh—" Hyeri meremas rambutnya, menahan desahannya sendiri. Agar tidak terdengar merasa nikmat.

Hingga tangannya turun menyentuh punggung gadis itu.

Setidaknya sampai ia terbangun tiba-tiba dari itu. Napasnya berpacu bukan main, bahunya naik turun mengikuti napas yang tidak karuan, dan mengatur napasnya yang terengah-engah. Berkeringat hebat sekalipun sedang berada diruangan yang dingin karena AC. Mimpi buruk. Sangat-sangat buruk. Melihat kesegala arah yang tidak pasti.

Mimpi sialan. Kotor.

Sehun seharusnya berdoa sebelum tidur, setidaknya ia mendapat pelajaran dari itu, jika ia harus mendekatkan diri kepada tuhan dan menjauhkan iblis.

Tapi jika boleh jujur, walaupun mimpi itu sangat menjijikan, ia sangat menyukainya. Sudah pasti ia menyukainya, karena yang ada dimimpinya itu adalah gadis yang sangat ia sayangi.

05:00.

"Noona.." ucap Sehun dengan sangat hati-hati agar tidak membuat Hyeri terkejut.

Hyeri itu mudah sekali terbangun, hanya gerakkan sedikit dari luar. Bahkan saat Sehun membuka pintu ia sudah terbangun, namun ia hanya menutup matanya. Dan sekarang membuka mata, dan tersenyum.

"Ada apa, Hun?"

"Aku bermimpi 'buruk' Noona, jadi aku ingin tidur bersama Noona," ucap Sehun. Padahal itu bukanlah mimpi yang buruk baginya, malah sebaliknya ia sangat suka mimpi itu. Namun, jika ia mengatakan yang sebenarnya pada Hyeri, ia akan dimarah mencak-mencak oleh Hyeri.

Hyeri membulatkan matanya. Mengubah posisinya yang sebelumnya terbaring lemas menjadi duduk. "Apa? Kau bermimpi buruk? Apa kau ingin susu?"

Sehun membulatkan matanya, ia seperti dikejutkan oleh sesuatu. "A-apa yang Noona katakan tadi? S-susu?"

Hyeri mengangguk. "Iya, susu."

Sehun terbelalak. Matanya langsung menyelusuri tempat yang tidak seharusnya ia tatap, dimana tempat dua gundulan itu berada. Hyeri yang akhirnya mengerti kenapa Sehun sampai menatapnya ngeri seperti itu, ia langsung mengikuti kemana arah pandangan Sehun, dan ternyata..

Hyeri langsung menutupnya dengan kedua lengannya membentuk menyilang. "B-bukan ini Hun. Maksudku, susu sapi."

Sehun menghela napas lega, lalu wajahnya marah, dan Hyeri pun tidak kalah merahnya dari Sehun.

"Oke-oke. Maksud Noona susu sapi, kan?"

Hyeri mengangguk.

"Baik akan aku buatkan, tapi kau diam disini saja, tidur saja disini," ujar Hyeri.

Sehun malah memberi senyum.

Hyeri membalikkan tubuhnya dan keluar dari kamarnya, hingga punggungnya pun tak terlihat lagi, Sehun langsung melompat menuju ranjang. Dan membungkus tubuhnya dengan selimut tebal milik Hyeri.

Setelah beberapa menit Sehun menunggu, akhirnya Hyeri datang dengan membawakan satu gelas susu, bukan susu yang dimaksud oleh Sehun, tapi susu sapi.

"Ini, minum," ujar Hyeri sambil menyodorkan gelas yang berisikan susu sapi di dalamnya.

"Terimakasih Noona," ucap Sehun dengan senyum yang merekah diwajahnya. Lalu meraih gelas itu dan meminumnya dengan semangat.

Setelah selesai meminum, ia menaruh gelas itu diatas nakas yang berada disamping kasur Hyeri. Dan kembali berbaring. Hyeri juga berbaring disamping Sehun, menatap pria itu. Tangan Sehun menyentuh rambut Hyeri dan menyentuh setiap helai rambutnya dengan lembut. Hyeri menyukai itu.

"Aku menyayangimu, Noona."

"Aku juga sangat menyayangi, Sehun."

-Continued-

KoKoBopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang