19

32 2 0
                                    

"Sehun!!" teriak Hyeri.

Sehun kembali dengan membawa satu koper ditangannya.

"Kau mana kemana, Sehun?" tanya Hyeri dengan hati-hati.

Sehun tidak menjawab apa-apa, lalu keluar dari rumah itu dengan cepat, lalu melambaikan tangannya untuk memberhentikan taxi yang berlalu-lalang dijalan raya. Lalu menaikkinya dan pergi begitu saja.

"SEHUN!!!" teriak Hyeri, air matanya mengalir begitu saja, ia terus meremas rambutnya sendiri. Ia menatap Baek yang berada di belakangnya, yang terlihat sangat ketakutan juga. "Baek, ada apa semua ini?"

"aku minta maaf Noona, aku terlalu egois untuk ini semua. Aku mencintaimu, aku kira jika aku melakukan hal ini, aku akan mendapatkan cintamu sepenuhnya," jelas Baek dengan rasa paniknya.

"Arrghhh SIAL!!" teriak Hyeri, ia begitu menyesal. "Apa yang kau lakukan Baek? Kau tidak akan mendapatkan cintaku, jika kau melakukan hal bodoh seperti ini."

"Noona, aku minta maaf. Aku benar-benar egois."

"Jangan pernah mencintaiku lagi Baek, kau tidak akan mendapat cinta dariku, mungkin kau akan mendapat kebencian yang sangat-sangat mendalam dariku. Aku tidak percaya kau akan melakukan ini kepada adikmu sendiri."

Dan lagi didunia ini tidak ada yang benar-benar baik ataupun buruk. Tidak ada sekedar hitam atau putih. Abu-abu menyelimuti dengan warna lain yang memberi sentuhan dan guncangan pada tiap lembar kejadian. Walaupun tidak sepenuhnya mengerti tapi Baek, dapat menerimannya. Mungkin wanita di depannya itu benar memberikan ancaman bukan hanya kata-kata yang tidak berarti atau bahkan omong kosong. Tapi cukup untuk menyatakan Hyeri benar-benar menolak dirinya, karena hal bodoh yang ia lakukan sendiri.

*****

Sudah lima tahun Sehun tidak memberikan kabar, entah dimana ia sekarang, yang pasti seseorang yang sangat mencintainya sangat khawatir terlebih jika ia tidak tahu tujuannya, dan rasa rindu yang berkobar seperti api yang memakan lahap angin.

Entah berapa panggilan dari Hyeri yang tidak ia jawab, sebuah pesan tidak dibalas, membuat Hyeri ingin menangis dan berteriak karena khawatir. Ia sangat membutuhkan pria itu sekarang, tidak ada seseorang yang membuka pintu dengan tiba-tiba lagi dan tidak ada yang menemani Hyeri tidur, yang sebelumnya memberikan kecupan manis yang tidak bisa ia lupakan. Saat suasana yang kacau seperti ini, Hyeri sangat membutuhkan ciuman yang sangat bergairah dari Sehun entah, kenapa semua pikiran begitu saja datang keotak Hyeri, ia sangat-sangat terlihat jorok. Namun, itu yang sebenarnya ia inginkan sekarang, ia tidak bisa menyangkal semua, untuk menutup semua rasa ini.

Sehun, aku merindukanmu.

Mungkin itu yang benar-benar Hyeri ingin katakan. Siapa yang akan mendengar? Hanya angin dan semua halusinasinya yang benar-benar tidak akan pernah terjadi. Hanya halusinasi yang bisa membuat Hyeri lebih tenang, hanya tenang. Ia tidak bisa memghilangkan rasa kerinduan yang meruak.

Hyeri terus menangis dan menangis. Baek dan Chan terus membujuknya untuk makan. Hanya dua hari sekali. Baek dan Chan sangat khawatir dengan Hyeri, mereka takut Hyeri akan jatuh sakit jika terus begini.

Sampai kapan gadis itu akan seperti ini, ia benar-benar menjadikan Sehun sebagai obsesinya. Ternyata disini, bukan hanya Sehun sangat terobsesi dengan Hyeri, rupanya gadis itu pun merasakan hal yang sama.

Kecanduan. Iya, Hyeri sangat kecanduan dengan ciuman dari seseorang yang sangat ia cintai. Seperti KoKoBop yang sangat menyukai, bahkan kecanduan sengan musim panas.

Tergila-gila dengan ciuman panas mereka. Butuh seseorang untuk melakukannya, tidak dengan yang lain kecuali Sehun.

Cium aku Sehun.

Cium aku Sehun.

Cium aku Sehun.

Cium aku Se-

Hentikan, apa yang kau pikirkan sekarang? Hanya mengatakan 'cium aku Sehun?' Dia tak akan mendengarnya, seperti hari-hari biasa bersama pria itu. Berpeluk, membungkus tubuh mereka berdua dengan selimut, dan ditambah dengan ciuman panas diatas kasur. Itu yang sangat Hyeri butuhkan. Baek bahkan merayunya dengan sangat manis, namun tidak semanis apa yang Sehun lakukan padanya. Eunha juga berusaha membuat dirinya sadar, namun semua yang mereka lakukan itu gagal. Sahun, hanya Sehun.

*****

Sesuatu yang terbakar akan habis dilalap, dan menjadi abu yang akan terbang tak meninggalkan sisa.

Mulai sekarang Hyeri harus menjadi wanita yang selalu mengikhlaskan apa yang telah berlalu, dan hidup dengan kesendiriannya. Karena dia bukanlah tuan putri atau ratu yang memiliki pengawal, dia harus melindungi dirinya dan melindungi orang-orang yang dia sayangiㅡ seperti mereka melindunginya bahkan menyayangi dirinya. Tidak ada kata 'normal life' dalam kamusnya. Sekalipun dia bisa bangun dipagi hari, menghirup segarnya embun, merasakan udara sejuk dan melihat matahari terbit yang membangunkan tidurnya dari celah-celah jendelaㅡakan selalu ada dimana dia tidak tahu akan sial saat itu atau tidak. Kerap melalui kegilaan secara acak.

Hyeri mondar mandir kesana-kemari, dia bahkan sesekali menuju balkon, meski diluar sangat kacau dengan kebisingan, entah mengapa Hyeri  tetap melakukannya. Ia berharap dengan melihat pemandangan diluar membuat stressnya mereda, Hyeri tampak gelisah sendiri. Berbagai macam pikiran menumpuk di kepalanya, terasa begitu berat, hingga kepalanya terasa nyaris pecah. Hyeri memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak ia pikirkan sekarang.

Apakah Sehun masih tetap mencintaiku?

Seharusnya, ia memikirkanㅡ

Bagaimana keadaan Sehun sekarang?

Semua yang ia pikirkan tak dapat dia sangkal lagi. Seperti orang yang kehilangan akal, harus melakukan apa. Ia seperti orang tidak berguna didunia ini, ia sama sekali tidak melakukan apa-apa, terus seperti itu. Sampai kapan?

Hyeri mengambil ponsel dari kantong celananya, mencari nama kontak sessorang yang selalu ia rindu-rindukan. Tidak pernah ada kabar dari pria itu, ia membutuhkannya, bahkan suaranya sekalipun. Hyeri meneka tombol panggilan atas nama 'My obsesion' lalu meletakkan ponselnya tepak di telinganya, berharap mendengar suara yang membuatnya lebih merasa nyaman dan rasa rindu yang meluap pada dirinya terbayarkan. Dan nihil, semuanya mustahil akan terjadi. Tetap sama. Tidak ada suara sama sekali dan tidak terjawab. Bahkan Sehun mematikam panggilan dari dirinya, apa yang Sehun lakukan saat ini? Mengapa ia membuat Hyeri menderita seperti ini?

Hyeri menghela napasnya, ia sangat membutuhkan seseorang, hanya Sehun tidak yang lain.

Ponselnya berbunyi, memberikan notifkasi jika seseorang mengirimkannya pesan. Hyeri membuka ponselnya, seketika dunianya terasa mati, entah kenapa jantungnya berdebar sangat kencang. Matanya membulat sangat besar, apa ini mimpi?

Sehun: Noona, jangan menelponku terus-terusan seperti ini, kau membuatku terasa kacau. Aku tahu kau merindukanku, aku pun merasakan hal yang sama. Tenanglah, besok kau harus terlihat cantik di depanku. Aku akan datang menemuimu.

Hyeri: Sehun, kau dimana sekarang? Bagaimana keadaanmu? Terima telpon dariku Sehun, aku mohon.

Hyeri terus menunggu balasan itu, sama sekali Sehun tidak membalasnya. Jantung Hyeri semakin berdegu sangat cepat, tidak jelas lagi rasanya.

"Apa itu Sehun? Kenapa dia melakukan hal ini?" tanya Hyeri pada dirinya, ia benar-benar tidak percaya dengan kondisi seperti ini.

"Noona!" Baek membuka pintu Hyeri dengan wajah yang sangat panik. "Apa kau tahu? Sehun-"

"Sehun membalas pesanku," sela Hyeri, ia masih menatap ponselnya, menatap pesan dari Sehun. Tangannya begertar tidak karuan, keringat dingin, dan jantungnya semakin berdegup sangat cepat. Rasanya, ingin sekali mempercepatkan waktu.

"A-apa?" tanya Baek. "Dia membalas pesan darimu? Dia membalas pesanku juga, dia hanya memberi pesan dengan satu kata 'Hyung' itu saja, aku mencoba menelponnya berkali-kali tapi ia tidak mengangkat bahkan membalasnya.

"Dia akan datang besok."

Baek terbelalak. "Apa? Apa dia mengatakan sesuatu yang lain?"

"Aku merindukannya."

-Continued-

KoKoBopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang