04

15 2 0
                                    

Tidak menutup kemungkinan jika Hyeri masih kecewa dengan sikap Sehun yang labil kemarin, mungkin hari ini Hyeri tidak menyapa Sehun, mungkin itu yang Sehun pikirkan saat ini. Ia ingin sekali masuk ke kamar itu bertemu dengan Hyeri, namun ada sesuatu yang menganggu niatnya untuk bertemu. Dalam pikirannya, percuma saja jika ia bertemu dengan Hyeri dan gadis itu tidak menghiraukannya. Tapi, dalam lubuk hatinya ia ingin sekali masuk ke kamar itu dan menerjang Hyeri dengan pelukkan hangatnya.

Jadi, ia memilih untuk bertemu dengan Hyeri.

Ia membuka pintu kamar itu dengan hati-hati, dan mendapati Hyeri yang sedang tertidur.

Angin yang menghembus melalui celah jendela kamar Hyeri. Gorden yang melambai tertiup dan Hyeri yang tertidur manis diatas kasurnya. Tidak ada siapa pun selain gadia itu. Sehun masuk dengan perlahan agar tak membangunkan. Lalu ia mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya, kemudian ia mendekati gadis itu dan memeluknya. Dan akhirnya ikut tertidur.

Sekitar setengah jam, Hyeri terbangun dan mendapati Sehun tertidur dengan begitu pulas dengan wajah seperti malaikat. Inosen dan menggemaskan sekali. Bibir tipisnya sedikit terbuka, itu menambahkan sisi seksi Sehun. Hyeri hendak ingin mencuri satu kecupan dari bibir seksi itu, namun ia segera memalingkan wajahnya agar tidak kebablasan untuk mengecup bibir itu.

Hyeri tidur dengan canggung. Kalau ke kiri akan menghadap Sehun, dan ia akan melakukan kecupan di bibir seksi itu. Dan jika ia menghadap ke kiri, ia tidak merasa enak, jika Sehun bangun ia akan langsung terfokus dengan bokongnya. Alhasil Hyeri terlentang memandang lurus langit-langit.

Tiba-tiba Sehun menggerakkan tubuhnya, dan terbangun. Matanya sayu masih mengantuk namun senyuman sudah merekah. Menyentuh hati Hyeri sampai membuay terenyuh. "Noona sekali ya? Aku tidak membangunkan Noona, kan?

Hyeri menggeleng lembut. "Tidak. Apakah kau kelelahan? Kau tidur sangat pulas tadi."

"Tidak Noona. Apakah Noona tadi memperhatikanku?" tanya Sehun.

Hyeri terkekeh gemas. "Tentu saja, siapa suruh memiliki bibir seksi seperti itu. Sampai membuat Noona tidak fokus, dan tidak bisa tertidur melihat bibir itu."

Wajah Sehun merah merona. "Noona jangan menggodaku."

Lalu Hyeri menyentuh bibir Sehun dengan ibu jarinya, mengusapnya dengan lembut membuat Sehun membeku karena sentuhan itu.

"Aku tidak pernah menggodamu Sehun sayang. Aku mengatakan dengan apa yang aku lihat, dan bibirmu itu yang menggodaku selalu. Pikiran Noona terus kemana-mana melihat bibir itu," ucap Hyeri sambil menatap bibir Sehun  dengan teliti.

Sehun hanya dapat melotot, bibirnya seperti terkunci karena sentuhan itu.

Akhirnya Sehun buka mulut untuk bicara dan berkata, "Tenang saja Noona, bibirku ini akan menjadi milik Noona selamanya. Karena Noona akan menjadi istriku, Noona bisa menciumnya kapan saja Noona mau," ucap Sehun dengan polos.

Hyeri tersenyum smirk, "Aku tidak akan bisa bersabar untuk menunggu saat itu, karena itu sangat menggoda."

Kesialan apa yang di alami Baek hari ini. Dengan mata telanjang ia melihat sendiri Hyeri menyentuh dengan cara sensual bibir Sehun. Ia membulatkan matanya tidak percaya, dan mengalihkan pemandangannya lalu pergi dari depan pintu kamar Hyeri dengan perhalan, agar mereka berdua tidak mengetahui jika ada Baek yang sudah memperhatikan mereka.

Benar-benar sial bagi seorang Baekhyun yang polos.

"Ini gila, apa yang aku lihat tadi itu benar? Aku bisa gila karena ini, apalagi besok? Apa mereka akan berciuman di hadapanku nanti?" ucap Baek, ia terus mengoceh dengan apa yang ia lihat hari ini.

Sebenarnya ia hanya ingin mencari Sehun, karena ia ingin meminjam sepatu Sehun, ia tidak menemui Sehun di kamarnya bahkan di kamar Chan. Jadi, ia mencarinya di kamar Hyeri dan yang ia dapatkan malah pemandangan yang membuat matanya ternista.

"Dosa apa yang telah aku perbuat tuhan? Hingga aku harus melihat kejadian seperti ini? Apa mungkin itu hanya kecelakaan?" ucap Baek asal sambil menggeleng samar tidak percaya.

Lalu Baek mengintip untuk memastikan bahwa mereka telah selesai untuk melakukan dramanya, ternyata yang di pikirkan Baek benar, mereka sudah selesai. Lalu ia masuk ke kamar itu dengan rasa canggung, lalu ia mengetuk pintu itu.

Tok-Tok.

Sehun dan Hyeri langsung menoleh, dan mendapati Baek yang berdiri disana sambil memegang sepatu milik Sehun.

"Baek? Ada apa?" tanya Hyeri dengan nada lembut.

"T-tidak ada Noona, a-aku hanya perlu dengan Sehun."

"Ada apa Hyung? Masukalah," tanya Sehun.

Sebenarnya jauh dalam hati Baek, ia tidak ingin masuk ke kamar itu setelah kejadian yang ia lihat tadi, ralat maksdunya kecelakaan tadi. Bagaimana pun juga, ia tidak boleh terlihat curiga di hadapan Hyeri dan Sehun karena sikapnya yang terlihat curiga. Lalu Baek memilih untuk terlihat santai dan masuk dengan perlahan ke dalam ruangan itu, setiap langkahnya begitu berat, bisa di katakan jika langkahnya tidak ingin mengarah kesana, dan menambahkan kesialan bagi Baek.

Ia menggelengkan kepalany sembari memejamkan matanya, menepiskan sesuatu yang kotor di pikirannya, lalu ia membuka matanya dan tersenyum kepada Hyeri dan Sehun.

"S-Sehun, aku ingin meminjam sepatumu yang ini," ucap Baek sambil mengangkat ke langit sepatu yang ia bawa tadi.

"Tentu saja Hyung, kau boleh meminjamnya, kau tidak perlu meminjamnya padaku, pakai saja," ucap Sehun dengan lembut.

Bodoh sekali. Jika memang ia boleh memakainya tanpa harus izin dengan Sehun, ia akan melakukan itu sebelum, dan tidak pergi ke sini dan melihat pemandangan yang membuat mata Baek ternista. Benar juga, buat apa Baek harus meminjamnya kepada Sehun, kan Sehun juga sering memakai semua barang-barangnya tanpa seizinnya, jadi buat apa ia harus melakukan itu? Dasar bodoh.

"Kenapa kau jadi bodoh sekali Baek?" gumam batin Baek.

Lamunan Baek buyar ketika terlalu fokus lalu melihat bibir Sehun, dan tiba-tiba teringat dengan kecelakaan tadi.

Lalu ia tersenyum paksa, dan pergi dari tempat itu dengan tergesa-gesa.

-Continued-

KoKoBopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang