14

9 1 0
                                    

Setelah mereka bertiga tiba dirumah, Sehun langsung menarik Hyeri, membawanya pergi.

"Ayo Noona, kita lakukan," ucap Sehun.

Lakukan apa? Lakukan apa yang dimaksud Sehun?

Pikiran Baek langsung meliar, apa yang akan mereka lakukan dikamar? Berpelukan diatas kasur? Tidak! Jangan sampai mereka lakukan itu.

Bibir Baek terus berkomat-kamit seperti dukun, berdoa semoga tidak ada yang mereka lakukan saat ini. Baek terus mengikut langkah Sehun dan Hyeri, dan pada akhirnya Hyeri dan Sehun masuk kekamar milik Hyeri, dan menutup pintunya.

Jika boleh, Baek rasanya ingin sekali mendobrak pintu itu, karena rasa penasarannya.

Berselang tigapuluh menit Hyeri dan Sehun berada dikamar, akhirnya Hyeri keluar dari kamar. Mana Sehun? Rasa penasaran Baek meluap begitu saja, lalu melempar pertanyaan pada Hyeri yang baru keluar dari kamar.

"Noona, dimana Sehun?" tanya Baek.

"Dia sedang tidur, aku menidurinya tadi."

Baek terbelalak. "A-apa? Noona bilang Noona menidurinya?"

"Jangan berlebihan Baek, maksudku, aku membantunya untuk tertidur. Mungkin dia stres tadi, dan kelelahan membuatnya tertidur dengan tiba-tiba," ucap Hyeri mencoba menjelaskan.

Baek menghela napas lega, ini untuk yang kesekian kalinya Baek berpikir liar. Kenapa ia tidak dapat memgontrol dirinya untuk berpikir positif sepenuhnya dalam situasi seperti ini? Ini benar-benar keterlaluan.

Lalu Hyeri mengambil tempat dan duduk disebelah Baek. Ia mengambil bantal yang sudah tersedia disofa itu, lalu memeluk dan perlahan memejamkan matanya. Baek sesekali menatap Hyeri, jantungnya berdebar tidak karuan melihat Hyeri memejamkan matanya seperti itu, sangat cantik sekali. Matanya tidak berkedip sedikitpun, hingga ia menelan air salivanya dengan susah payah, wanita ini seperti bidadari, sangat cantik. Pantas saja Sehun sangat tergila-gila dengan wanita yang lebih tua dari dirinya ini.

Dan pada akhirnya, Hyeri merasa ada sesuatu yang mengganjal pada dirinya. Perlahan membuka matanya dan menatap Baek, ia akhirnya tersadar jika Baek menatap dirinya sedari tadi.

"Ada apa Baek?" tanya Hyeri.

Baek langsung terbangun dari lamunannya, dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa Noona, ada sesuatu dirambut Noona," ucap Baek, tangan panjang sekaligus putih itu menjalar diatas kepala Hyeri mengambil sesuatu disana, lalu berpura-pura membuang sesuatu yang ada di genggamannya, padahal tidak ada sesuatu yang ia genggam, hanya akal-akalannya saja untuk membuat Hyeri percaya bahwa Baek menatapnya bukan untuk alasan yang lain, hanya sesuatu yang ada dirambut panjangnya itu.

"Apa itu Baek?"

"Tidak. Ini hanya kotoran debu saja."

Hyeri mengangguk membenarkan ucapan Baek, walaupun ia tidak yakin dengan tingkah pria ini. Baek tidak pernah seperti ini, yang Hyeri tahu Baek hanya seseorang yang pendiam, tapi kini ia sudah mulai kelihatan terbuka. Ini adalah perubahan yang sangat bagus bagi Hyeri. Karena ia sangat susah untuk berkomunikasi dengan pria ini, ia hanya menjawab dengan anggukan dan menggelengkan kepalanya, dan melemparkan satu atau dua kata saja.

Namun, ini terasa sangat mengganjal saja, pasalnya Baek terlihat canggung dan kaku saat berada di dekatnya, tidak seperti Chan dan Sehun yang banyak bicara, dan selalu terbuka, bukan terbuka sikap saja, tapi terbuka untuk kata 'pakaian' juga mereka lakukan pada Hyeri. Tidak ada kata 'malu' pada Chan dan Sehun.

Jika bisa dikatakan, Hyeri juga senang melihat Abs pria-pria dirumah ini. Kecuali Baek yang jarang memperlihatkan miliknya. Mungkin ini adalah salah satu hobi sekaligus alasan mengapa ia sangat suka berada dirumah ini.

KoKoBopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang