Agatha dengan lincah menyiapkan beberapa makanan untuk pagi ini. Meski pun umurnya sudah menginjak 35 tahun tetap saja ketelatenannya dalam mengurus rumah bagai seorang remaja berumur 19 tahun. Bahkan wajah cantiknya yang makin bertambah seiring berjalannya waktu.
Saat sedang merapikan beberapa lembar roti diatas piring, ia merasakan seseorang melingkarkan tangannya di pinggang. Aktivitasnya ia hentikan mata birunya melirik ke arah kanan lalu tersenyum tipis.
"Pagi sayang" Sapa Nathan. Diselingi dengan kecupan singkat di pipi.
"Pagi juga, aku kira kamu belum bangun" Agatha melanjutkan aktivitasnya sementara Nathan langsung melepas pelukannya saat paham bahwa Agatha sedang sibuk.
Nathan duduk disalah satu kursi ruang makan lalu mulai mengambil lembar demi lembar koran tak lupa di samping nya terdapat segelas kopi kesukaannya.
Agatha melirik kearah pintu bercat coklat yang masih tertutup rapat rapat. Ia membuang nafas berat, putra nya memang sedikit pemalas.
"Kak, Gathan udah bangun?" tanya Agatha matanya masih menerawang kearah kamar Gathan.
Nathan mengangkat kepalanya ia menutup koran yg sedang ia baca dan berjalan menghampiri Agatha.
"Tau sendiri dia kaya apa? Jam segini aja belum siap siap kan?" Ucap Nathan. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Biar aku samperin dia" Agatha mengangguk sambil tersenyum. Ia menatap punggung Nathan yang berjalan kearah kamar Gathan dengan menaiki satu persatu anak tangga. Selanjutnya, ia mulai menyiapkan lembaran roti untuk suami dan putranya.
Nathan tersenyum kecil saat ia melihat Gathan sudah siap dengan seragam putih abu abu nya mungkin ini sedikit perubahan yang biasanya Gathan sering bangun diwaktu yang telat. Sementara Gathan yang sedang menyisir rambut nya didepan cermin menoleh lalu menatap Nathan dengan kening berkerut.
"Ketok dong pah kalo mau masuk, untung Gathan udah pake baju coba kalo belum? Kan bahaya" Gathan meletakan sisir diatas nakas lalu mengambil ranselnya yang tergantung dan berdiri sambil memegang ponsel di genggamannya.
Mata Nathan terbuka lebar "Bahaya apa nya? Papah jg gak pengen liat punya kamu!"
"Hehehee kali aja gtu papah iri sama Gathan"
"Ngaco! Udah udah kalo ngomong sama kamu ujung ujung nya jadi kelewatan. Ayo kamu sarapan ini udah jam 06 : 15 nanti kamu telat"
"Gapapa telat. Sekolah kan punya papah"
Mata Nathan memincing "Kamu mau kalo telat di hukum sama papah? Kalo pak Rusdi yg hukum paling cuma hormat bendera atau nggak bersihin toilet. Nah kalo papah yg hukum, kamu papah gantung diatas tiang bendera!"
Gathan memeluk kedua lengannya, berakting seolah olah ia takut "Idiee papah sadis. Kok mama mau ya nikah sama papah yg klo ngancem gak setengah setengah?"
Nathan tersenyum miring ia merapikan dasi dan kemeja jas nya "Ya karena papah ganteng makanya mamah mau sama papah"
"Gathan lebih ganteng sih, papah mah apaan pendek gtu"
"Heh! Kurang ajar ya kamu!"
"Heheheee piss pah becanda doang kok. Papah ganteng kok mirip siapa itu hmmm artis dari korea siapa namanya hmm.... Nah Cha.. Cha.... Cah kangkung! Eh. Salah deng Cha Eunwoo maksudnya heheheee"
"O jelas papah ganteng, siapa tadi? Cha Eunwoo ya? Kok kamu tau? Emang dia artis mana? Papah kok gapernah liat? Dia satu komplek sama kita?"
"Bukan lah! Dia artis korea pah"
"Oooooh... Kamu suka korea ya?"
"Ya gak lah, aku cuma tau dari Kak Yuna dia kan pecinta oppa oppa korea"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Girl
FanfictionBerubah? jalan satu satu nya ~ANVJ Nerd? bikin penasaran ~RNRD Baca aja... ok thanks