Matahari baru saja terbit dan telah melancarkan serangan kehangatannya di penjuru pertiwi. Angin berhembus, menyambut sekumpulan awan yang berarak dan bermain berlatarkan langit biru tinggi yang menjuru tak terjangkau. Ada baru saja, mungkin dalam 5 menit yang lalu, sekumpulan burung mendadak terbang bersamaan saat didera rasa kejut dengan suara mesin mobil yang datang dan berhenti dibawah pohon yang menjadi kediaman, diikuti bantingan pintu mobil yang cukup keras.
Kim Taehyung disana, mengenakan pakaian serba hitamnya, beserta satu kaca mata hitam yang menutupi kedua hazel-nya. Bisa dipastikan ada merah bengkak disana mengingat apa yang dilakukannya semalam. Kembali menangis menatapi pigura cantik gadisnya.
Satu hembusan nafas berat mengawali langkahnya untuk berjalan ke puncak bukit, tempat sang pemilik hatinya bersemayam dalam ketenangan.
Pusara gadisnya ada disana. Tepat di puncak bukit, tempat khusus yang Taehyung pesan untuk tempat istirahat terakhir kekasih hatinya. Dengan batu pualam hitam yang menjadi penanda di atasnya.
"Selamat pagi, princess. Bagaimana kabarmu hari ini?"
Masih sama, sapaan pagi seorang Kim Taehyung yang ditujukan untuk gadisnya masih sama persis seperti saat mereka masih bersama dulu.
"Aku tahu, kau selalu baik-baik saja dan bahagia, terlebih disaat kau melihatku seperti ini, benar bukan?"
Taehyung tersenyum membayangkan gadis kecilnya menjawab setiap pertanyaan. Taehyung sangat hafal dengan detail jawaban kekasihnya, anggukan kepala sebanyak tiga kali ditutup dengan kepala yang sedikit meneleng kekiri, lalu tersenyum hingga menghilangkan bola matanya dari penglihatan.
• • •
"Princess, aku punya dua hadiah untukmu."
"Hadiah apa, Taehyung?"
"Hadiah spesial untukmu, tapi setiap hadiah yang kau dapatkan, aku meminta imbalan."
"Ck, bagaimana bisa kau meminta imbalan untuk sebutan sebuah hadiah? Aku tidak mau memberikan imbalan apapun." Taehyung menyeringai, menatap gadisnya yang tengah menampilkan wajah kesalnya.
"Yakin tidak mau hadiahnya? Kau pasti menyesal jika tahu apa hadiahnya." Gadisnya mulai bimbang, godaan Taehyung akan hadiahnya sangat berpengaruh sebenarnya. Hingga pada akhirnya harus membuatnya sedikit mengalah.
"Baiklah, tapi imbalan yang kau minta harus masuk akal." Anggukan kuat Taehyung menjadi jaminan untuk setiap permintaannya.
"Kamu pilih, sebelah kanan apa kiri?" Taehyung menyenbunyikan kedua tangannya di belakang tubuh, meminta gadisnya untuk memilih salah satu dari hadiah yang akan diberikannya.
"Sebelah kiri kalau begitu. Tapi janji, jangan meminta sesuatu yang aneh." Taehyung diam, mencoba berpikir sejenak dengan mata yang melirik ke kiri atas.
"Hmm, baiklah. Kurasa aku tak akan meminta apapun kalau yang sebelah kiri." Taehyung mengulurkan tangannya kedepan hingga meletakan satu boks es krim coklat kesukaan gadisnya. "Tarraaaaa..."
Taehyung tak bisa menahan rasa senangnya, saat mata gadisnya berbinar bahagia menatapi boks besar eskrim coklat di hadapannya. Ya, gadisnya sangat menyukai es krim hingga ditahap satu level untuk rasa cintanya di atas Kim Taehyung.
"Kyyaaaa— eskrim coklat!" Seketika boks itu direbut dari tangannya. Dan dengan tidak sabar membukanya untuk segera melahap beberapa sendokan eskrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLOUSLY [M]
Fanfiction[ CERITA TELAH DITERBITKAN - TERSEDIA DI TOKO BUKU ] Song Yoora pernah berharap - angan-angan seorang anak gadis - bahwa kehidupan pernikahannya akan menjadi titik akhir perjuangannya dimana dia akan menjatuhkan segala ketakutannya menjalani hidup...
![CALLOUSLY [M]](https://img.wattpad.com/cover/151310720-64-k451362.jpg)