Chapter 10

41.2K 5.2K 835
                                        


'Yoora tidak mungkin mengundangmu. Jadi, apa yang membuatmu kemari?'

Pertanyaan dari Jungkook tadi masih merasuk ke pikirannya. Sedikit tertawa penuh cemooh saat menyadari jika perempuan yang dijodohkan dengan Taehyung adalah gadis yang berasal dari masa lalunya. Gadis yang masih sama, masih polos meski di balut gaun pernikahan yang seharusnya terlihat indah.

Jimin mendengus kasar, merasakan gelombang penat merusak kelancaran rongga pernapasannya. Jimin tidak pernah tahu, mengapa angin laut di sini terasa perihnya.

Onyx gelapnya masih menyorot tajam keberadaan Taehyung di altar yang tengah bersiap mengikrarkan sumpah. Mengabaikan tatapan mematikan dari Jeon Jungkook yang telah berada di jarak yang lebih dekat dengan altar.

Jimin tidak menampik, pemuda Jeon itu masih terus mencuri pandangan sengit ke arahnya. Jimin menyeringai saat menyadari Jungkook tengah mencoba menyampaikan amarahnya yang telah terendam lama.

"Dasar bocah!"

Umpatannya teredam angin yang tengah membawa suara pendeta yang terdengar lebih dominan.

Sorot mata Jimin merekam segalanya, bagaimana Taehyung mengikrarkan sumpahnya hingga di jawab oleh Yoora dengan sumpahnya.

Tepuk tangan para tamu menjadi sambutan pengesahannya, dan ditutup dengan satu kecupan di puncak kepala Yoora.

"Perjodohan! Bullshit!"

Serapah Jimin kembali menguar, melihat bagaimana tatapan kosong Taehyung yang memang dia tahu apa yang ada di pikiran sahabatnya itu. Namun, bukan Taehyung yang menjadi fokusnya.

Sosok Yoora yang menatap Taehyung dengan tatapan yang sama-lah yang membuat seringaian Jimin muncul. Pemikirannya mendekati kesimpulan yang dia yakini.

"Oh, dear. Kau pun masih tak bisa melupakanku, ternyata."

Jimin melonggarkan dasinya, mencoba menghirup udara lebih jernih saat menyadari jika gadis di hadapannya itu masih bisa menjadi miliknya lagi.

Langkah kakinya begitu yakin, tak ada bantahan apapun. Seringaiannya adalah yang terkuat untuk di tampilkan di hadapan Yoora. Namun Jimin tidak menyadari, tiga langkahnya semakin mendekati Yoora telah tertahan oleh satu lengan kuat yang menyeretnya.

Sialan! Sejak kapan Jungkook sekuat ini!

Tubuh Jimin meluncur di balik pohon besar saat Jungkook dengan kasarnya mendorong jatuh tubuh Jimin.

"Wow, kau semakin kuat, boy!" Jimin bangkit, mengusap kasar tangannya yang baru saja di seret Jungkook.

"Ya, aku telah berlatih bertahun-tahun untuk ini!" Tatapan tajam Jungkook hanya dibalas seringaian Jimin yang membuat pemuda Jeon itu semakin muak.

Tangan kekar Jungkook segera meraih kasar kerah Jimin, mengangkatnya dan membanting tubuh Jimin ke pohon besar. "Rencana apa yang ada di otakmu? Katakan padaku sekarang!"

Jimin menyeringai, meraih cengkeraman tangan Jungkook untuk menjauhkannya yang nyatanya hanya sia-sia. Tenaga Jungkook jauh di atasnya.

"Aku hanya ingin bertemu dengan mantan kekasihku, Jeon!"

Bugh!! Satu pukulan telak menabrak rahang Jimin. Membuat pemuda bersurai kelabu itu jatuh terjerembab menyentuh tanah. Namun selang sepersekon berikutnya, Jungkook kembali meraih Jimin dan mencengkeramnya lebih kuat.

"Kuperingatkan terakhir kalinya untukmu, hyung. Sekali kau membuat Yoora menangis, akan ku habisi kau dengan tanganku sendiri! Aku tak main-main, hyung. Aku bersumpah akan membunuhmu!"

CALLOUSLY [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang