Chapter 14

37.9K 5K 387
                                    

Pagi tadi, Yoora kembali menyiapkan sarapannya untuk Taehyung. Meski keheningan kembali membekap keduanya. Sejak semalam, Yoora dan Taehyung tak bersuara lagi. Bahkan Yoora harus melewatkan makan malamnya karena tak ingin melihat Taehyung untuk sementara waktu. Sama seperti Taehyung, gadis itu langsung memasuki kamarnya dan tak keluar hingga pagi.

Hingga semalam pun Yoora masih membutuhkan Jungkook untuk menemaninya. Jimin masih mengganggu dalam pikirannya bahkan kini dalam kehidupan nyata.

Yoora mulai menguap, jam manunjuk angka 10, setelah selesai membersihkan rumah, Yoora berencana tidur untuk menghilangkan rasa kantuknya. Gadis itu baru memejamkan mata menjelang fajar.

Yoora baru hendak terlelap saat mendadak ponselnya berbunyi, dan nama Nyonya Kim terlihat jelas di sana.

"Yoora, kau dimana?"

"Aku di rumah, Bu. Ada apa?"

"Bersiaplah, aku akan menjemputmu tiga puluh menit lagi."

Yoora hanya terdiam tanpa mampu menjawab. Sepertinya ibu mertuanya menginginkan kencan lagi. Namun sesungguhnya Yoora terlalu lelah, ingin menghabiskan waktu seharian di rumah.

"Baiklah, kita pergi kemana, Bu?"

"Aku akan memberikan hadiah untuk Taehyung, jadi kau harus ikut."

Yoora memutar mata, apa ulang tahun Taehyung sudah dekat?

Entahlah, Yoora pun tidak tahu dengan mendetail kehidupan suaminya itu. Mungkin dia akan cukup memberikan ucapan nanti.

Yoora segera menutup sambungan telepon itu setelah mengatakan akan bersiap-siap. Tak butuh waktu lama, karena pada dasarnya Yoora memang berpenampilan selalu sederhana. Celana jeans, blus putih berbunga, dan longcoat gelap. Musim dingin hampir tiba-tiba, omong-omong, Yoora akan selalu memakai longcoat kegemarannya.

Tepat setengah jam setelahnya, Nyonya Kim benar-benar datang. Membunyikan bel pintu dan memasuki rumah anaknya. Rapih dan bersih, ada rasa syukur bahwa Taehyung menikahi perempuan seperti Yoora. Yoora bisa menjaga rumah dengan baik.

Hingga selesai melihat, fokus Nyonya Kim kembali ke Yoora, ada pandangan terkejut di sana saat melihat wajah Yoora. "Kau sakit, nak?"

Yoora menggeleng pelan, membiarkan sang ibu mertua mendekat dan menyentuh wajahnya.

"Kau terlihat kelelahan, apa Taehyung menghajarmu semalaman?"

Kali ini Yoora terdiam canggung, tahu betul maksud perkataan sang mertua. Ingin menjawab iya supaya kebiasaan bergadangnya tidak diketahui Nyonya Kim, namun tentu saja tidak. Taehyung sama sekali belum pernah menyentuhnya, tentu saja.

Padahal Yoora sudah mencoba menutup kantong mata hitamnya dengan riasan, namun pada akhirnya tetap ketahuan juga. Karena memang wajah Yoora terlihat sangat kelelahan.

"Anak itu memang suka lupa diri jika melakukan sesuatu." Nyonya Kim bergumam kesal, melirik Yoora yang masih tersenyum canggung.

"Baiklah, ayo pergi sekarang."

Anggukan dan senyum terbaik pun menjadi balasan, sebelum langkah kakinya mengikuti Nyonya Kim untuk keluar dari rumah.

• • •

Yoora kira Nyonya Kim akan mengajaknya ke sebuah restoran dan akan menyuruh Taehyung datang. Namun tidak, Nyonya Kim membawa dirinya datang ke kantor Taehyung. Membuat pertama kalinya Yoora menginjakan kaki di kantor suaminya.

Beberapa staf menunduk hormat pada Nyonya Kim dan padanya. Sedikit memaklumi karena dia tahu, suaminya adalah CEO di sini. Jaminan besar jika Yoora tak akan hidup miskin meski menikah bukan karena cinta. Tak apalah, anaknya nanti akan bisa hidup bercukupan.

CALLOUSLY [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang