"Song Yoora, kita perlu bicara."
Suara Taehyung menggema di rumahnya sepulang mereka dari makan siang hasil rencana dan hadiah dari sang bunda Kim. Yoora menoleh, mendapati Taehyung yang mengamati dan menungg responnya untuk membawa Yoora ke ruang utama mereka. Gadis itu menurut, membawa tubuhnya mengikuti sosok suaminya untuk duduk di sofa cream. Yoora menyukai tempat ini, salah satu tempat favoritnya di rumah. Tapi tidak dengan Taehyung yang duduk berhadapan dengan mata yang menyorot tajam.
"Kita harus mengubah semua." Pandangan Yoora belum lepas dari hazel Taehyung. Ada debaran anomali yang muncul tak wajar di hatinya. "Kita sepasang suami istri, namun hubungan kita jauh dari itu." Yoora mengangguk menerima. Karena memang hubungannya dengan Taehyung tidak pernah berjalan baik.
"Bisa kita mulai lagi semuanya? Aku tidak berharap kau mulai mencintaiku atau aku bisa mencintaimu. Namun setidaknya, aku akan mencoba membuatmu nyaman dengan statusmu sebagai istri."
Di jarak seperti ini, Yoora baru menyadari jika Taehyung memiliki mata yang indah dan menenangkan. Wanita itu mengangguk mengikuti semua perkataan suaminya. Rasa-rasanya, baru kali ini mereka bisa bicara dengan baik.
"Kita hanya harus saling mengenal lebih dekat, Song Yoora. Jadi kita tahu bagaimana cara saling menghadapi sikap masing-masing."
Sedari tadi Yoora masih belum bersuara, hanya mendengar dan menyetujui apapun yang dikatakan suaminya. Karena memang benar adanya.
"Aku mohon kerja samanya selama satu minggu di Jeju, dan satu hal yang perlu kau catat." Yoora mendongak, menatap pancaran wajah Taehyung yang begitu serius. "Aku tidak akan menyentuhmu dengan paksa. Aku akan melakukannya jika kau sudah siap dan menerimanya. Karena aku tahu satu hal—" Taehyung menatap lurus mata Yoora, membuat gadis itu membeku menyadari arah pembicaraan Taehyung. "Laki-laki bisa melakukannya tanpa perasaan, namun perempuan harus memakai hatinya dalam bercinta. Jadi aku tidak akan memaksamu untuk melayaniku."
• • •
Tengah malam keduanya telah tiba di resort, bahkan pesanan khusus dari Nyonya adalah pelayanan honeymoon spesial untuk keduanya, yang pastinya satu kamar besar dengan ranjang king size. Satu untuk mereka berdua.
"Kau tidurlah di ranjang, aku akan tidur di sofa."
Itu perkataan Taehyung begitu keduanya tiba di resort khusus pesanan sang Ibu, satu bangunan rumah di ujung kawasan. Lebih private dan lebih mewah, tentu saja.
Yoora hanya menuruti perkataan suaminya tanpa membantah dan membawa tubuhnya ke ranjang, mengistirahatkan diri sejenak sebelum mereka makan malam bersama.
Ingatannya melayang di saat Jungkook menghubunginya beberapa waktu lalu saat dirinya masih di rumah dan tengah menyiapkan bawaan untuk pergi bulan madu. Kali ini, Yoora sedikit bersembunyi saat menerima panggilan Jungkook. Entah mengapa Yoora tidak ingin Taehyung mengetahuinya.
"Jadi kau akan pergi seminggu ke Jeju untuk bulan madumu? Kau yakin bisa bertahan?" Gelengan Yoora menjadi jawaban atas pertanyaan Jungkook. Sekali lagi gadis itu tak bisa bertindak apapun, selain hanya menurut tanpa membantah permintaan keluarga suaminya. "Aku tak menyangka, temanku Song Yoora menjadi gadis penurut seperti ini, tak ada lagi Yoora si pembangkang." Kekehan Jungkook mutlak menjadi ejekannya saat menyadari perubahan pada diri Yoora.
Yoora hanya menyahut dengan helaan nafas pelan, membiarkan Jungkook tertawa di atas kegalauannya. Bukankah itu yang dinamakan sahabat? Tertawa di atas kegalauan sahabatnya sendiri. Sialan memang!
"Yoo, kau bisa menyediakan pisau jika dia macam-macam atau berlaku kasar padamu. Jika tidak, aku bisa menyusulmu untuk menjagamu."
Sahabatnya memang sialan, namun Yoora tahu akan ada kekhawatiran Jungkook yang lebih besar dari sialannya. Tersenyum senang, wanita Song itu melirihkan penolakannya untuk penutup sambungannya. "Tidak usah, Jung. Aku bisa mengatasi satu pria Kim itu sendiri. Kau tahu itu, bukan? Kau hanya perlu kemari jika temannya itu datang mengganggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLOUSLY [M]
Fanfic[ CERITA TELAH DITERBITKAN - TERSEDIA DI TOKO BUKU ] Song Yoora pernah berharap - angan-angan seorang anak gadis - bahwa kehidupan pernikahannya akan menjadi titik akhir perjuangannya dimana dia akan menjatuhkan segala ketakutannya menjalani hidup...