Kantung matanya tercetak terlampau jelas. Pantas saja, Yoora baru memejamkan mata selama dua jam saat mendadak dirinya kembali tersentak bangun karena mimpi buruk. Membuat sekali lagi tak mampu untuk mengistirahatkan diri karena fajar telah kembali.Pada akhirnya Yoora memaksakan diri, bangkit turun membersihkan diri sebelum menyiapkan sarapan untuk teman satu rumahnya. Ah ya, Kim Taehyung masih mau menghabiskan sarapan dengannya meski tidak dengan makan malam.
Seluruh makanan untuk sarapannya telah tersedia dengan utuh saat Taehyung baru saja keluar dari kamar pribadinya sendiri. Yoora sempat menoleh menatap Taehyung sebelum berbalik menyiapkan susu hangat.
Ada yang berbeda, cara Taehyung menatapnya kali ini sedikit berbeda dan Yoora tak mampu mendiskripsikannya seperti apa. Namun melihat bagaimana dengan abai Taehyung duduk dan menghabiskan segelas air putih kembali menyadarkan Yoora jika pria itu masih tidak memandangnya sebagai pasangan.
Yoora kembali ke meja, membawa dua roti bakar berbalut selai strawberry — yang Yoora tahu dari Nyonya Kim bahwa menu itu merupakan kesukaan Taehyung — dan meletakkannya di hadapan Taehyung bersama satu gelas susu hangat.
"Selamat makan."
Tak ada jawaban dari Taehyung, sama seperti jawaban yang Yoora terima setiap pagi. Namun Yoora sama keras kepalanya, terlalu abai pada sosok Taehyung yang hanya berdiam dan menghabiskan makanannya.
Sekali lagi, Yoora berpikir ada yang berbeda dengan Taehyung. Tepat saat potongan terakhir roti itu telah di telannya bersama sisa setengah gelas susu hangat, Taehyung membersihkan sisa makanan di sudut mulutnya sebelum menoleh menatap intens.
Rasa-rasanya ini pertama kali Taehyung menatapnya seperti ini.
Membuat Yoora yang merasakan tatapan itu sedikit kikuk dan mempercepat sarapannya.
"Kau sudah selesai makan?" Yoora hanya menoleh lembut, sebelum mengangguk kecil dan menghabiskan minumannya sendiri. Yoora segera bangkit, mengambil piring kosong miliknya dan juga milik Taehyung untuk di bawa ke tempat cucian.
Sekali lagi ingatkan Yoora ada yang berbeda dengan Taehyung yang masih mengamatinya dari balik meja makan. Tidak seperti biasanya yang akan langsung pergi setelah sarapan mereka selesai. Sesuatu benar-benar mengganggu pikirannya. Membuat Yoora menoleh untuk mendapati Taehyung yang masih mengamatinya.
"Ada yang ingin kau bicarakan?"
Taehyung menggeleng skeptis, segera bangkit dan meraih tas kerjanya di sisi kanan kursinya. Membuat Yoora mendengus kecil karena kelakuan aneh pria yang berstatus sebagai suaminya itu sebelum berbalik dan kembali melanjutkan kegiatannya membersihkan sisa makan mereka.
"Song Yoora—" kali ini panggilan Taehyung terdengar jelas, membuat Yoora menoleh kembali menatap pria itu kesal.
"Pastikan kau tidur tidak lebih dari tiga jam di siang hari." Yoora mengernyit tidak mengerti saat melihat Taehyung yang menatapnya tajam.
"Tidurlah untuk mengurangi efek hitam di kantung matamu itu, dan pastikan jangan kelebihan tidur hingga nanti malam kau tidak perlu bergadang hanya untuk menghubungi temanmu itu. Kau tahu bukan kalau statusmu sekarang sebagai seorang istri?"
Ada suara protes di sana, terdengar tidak menyenangkan saat Yoora hanya mampu menjawab dengan dengusan kesal.
"Jadi, bisakah kali ini aku mencurigaimu sebagai pencuri dengar?" Ada tatapan tidak terima yang di tujukan padanya, namun tak mengurangi keinginan Yoora untuk melancarkan serangan kesalnya. "Kurasa hanya kau yang mengetahui kebiasaanku setiap malam. Tidak masalah bukan selama tidak di ketahui oleh orang di luar?"
Yoora menyeringai pongah pada sosok Taehyung yang terdiam menatapnya. "Bukankah kau sendiri yang memberi tahu padaku sejak awal jika tidak ada batasan yang mengikat karena pernikahan konyol ini? Jadi jangan jadikan statusku sebagai seorang istri untuk membatasi urusanku, karena aku masih tahu mana yang pantas ku tunjukkan pada dunia luar dan mana yang tidak, tuan Kim."
Taehyung mendengus remeh, sejenak menyesali diri karena menegur Yoora. Nyatanya alasan yang di gunakan wanita itu benar, hanya dirinya yang mengetahui jika setiap malam Yoora menghabiskan waktu untuk menghubungi pria lain. Seharusnya tidak menjadi masalah karena orang luar tidak ada yang tahu. Taehyung hanya mampu mengangguk sebelum memundurkan langkahnya.
"Baiklah, kurasa aku melewati garis. Itu memang bukan masalah bagiku, dan aku yakin kau tahu batasanmu." Taehyung tersenyum abai, sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar.
"Sekedar untuk kau mengerti, Song Yoora. Berjaga sepanjang malam akan merusak kesehatanmu perlahan. Aku tidak ingin di cap sebagai suami yang tidak bisa menjaga istrinya dengan baik."
Senyum akhir Taehyung menjadi penutup sebelum pria itu benar-benar melangkah keluar meninggalkan Yoora yang hanya mampu berdiam diri menatap punggung Taehyung menghilang.
"Sialan! Jika saja teman keparatmu itu tidak muncul, aku akan bisa menikmati malamku dengan tenang, Kim!"
• • •
Yoora sudah ingin melelapkan diri, tepat saat jarum menunjuk angka 10 di siang yang panas. Setelah selesai membersihkan rumah, Yoora cukup kelelahan. Sengaja, supaya badannya benar-benar lelah hingga Yoora akan bisa tidur dengan tenang tanpa ketakutan tentang mimpi buruk lagi.
Namun di saat matanya hampir terpejam dengan nyaman, dering ponselnya berbunyi kencang. Membuat Yoora harus memaksa menyadarkan diri dan mendapati nama Taehyung yang tengah memanggilnya.
"Halo—"
"Kau sudah tidur?"
Yoora mengernyit tidak mengerti, baru kali ini Taehyung menghubunginya di siang hari. Benar-benar tidak seperti Taehyung yang biasanya.
"Ada apa memangnya?" Yoora hanya menggeleng dan di pastikan Taehyung tak akan tahu jawabannya.
"Bukan apa-apa. Bisa menyiapkan makanan untuk makan siang? Aku akan kembali ke rumah saat jam istirahat untuk mengambil berkas yang tertinggal."
Yoora mendengus kecil, pertama kalinya Taehyung menghubunginya untuk menyiapkan makanan. Sepertinya pria itu benar-benar mulai melihatnya sebagai seorang istri. Ada senyum kecil saat menyadari perubahan statusnya sekarang.
"Ya, aku akan menyiapkan makan siang." Yoora bahkan dapat membayangkan senyum Taehyung yang biasanya jarang di lihatnya.
"Siapkan untuk tiga orang. Aku membawa Jimin pulang bersamaku."
Di pagi menjelang siang yang panas itu untuk pertama kalinya Yoora mendapatkan sambaran petir saat mendengar jika Jimin akan datang.
Tepat setelah sambungan terputus, Yoora telah bangkit dengan kesadaran penuh bersama seluruh tubuhnya yang bergetar hebat.
Tidak. Yoora tidak akan pernah mau bertemu dengan Jimin sampai kapanpun!
- Sept 22, 2018
Jimin datang dan kembali meneror Yoora.
Tolong bersabar, ini ujian.With love,
Adoreyna
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLOUSLY [M]
Fanfiction[ CERITA TELAH DITERBITKAN - TERSEDIA DI TOKO BUKU ] Song Yoora pernah berharap - angan-angan seorang anak gadis - bahwa kehidupan pernikahannya akan menjadi titik akhir perjuangannya dimana dia akan menjatuhkan segala ketakutannya menjalani hidup...