Chapter 20

40.6K 4.9K 234
                                    


Menurut Yoora, pedoman atau dasar hidup yang di terapkannya hanya satu. Menjadi kuat itu wajib hukumnya. Karena jika kita lemah, dunia yang akan menjatuhkanmu lebih lagi.

Yoora merasakannya, bagaimana hatinya melemah dan mulai memberikan harapan kecil itu pada sosok Taehyung tanpa di sadarinya. Melihat dari cerita mereka semenjak menikah, Yoora tak mampu memberikan penjelasan khusus sejak kapan euphoria itu tumbuh tanpa di lihatnya secara pasti.

Yoora tidak pernah tahu, bahwa nyatanya mengingat keberadaan kekasih Taehyung yang telah meninggal menjadi penyebab sakit sendiri di sudut hatinya. Namun Yoora tak mampu menyalahkan siapa pun bukan? Bahkan Taehyung pun telah mengatakannya semenjak awal bahwa hati pria itu telah mati.

Yoora yang lemah, menjatuhkan hatinya kembali pada pria yang nyatanya tak mampu mencintainya. Lebih bodoh dari itu, Yoora memberikan asanya untuk pria yang tak mungkin menyentuhnya dalam kehangatan.






Mereka telah tiba di Seoul saat pagi beranjak menjemput siang. Kali ini sang mentari tak berada di pihak Yoora. Lihat saja pancarannya begitu menggairahkan semangat kehidupan. Sedangkan gadis Song itu, termenung dalam diamnya.

Lebih tepatnya semenjak semalam. Semenjak tubuhnya bergetar dan keluar dari kamar mereka. Seusai menjatuhkan segala kepedihannya dengan menangis di toilet, Yoora telah berjanji tak akan membiarkan air matanya keluar lagi hanya karena sosok pria. Gadis itu tak berbuat apapun lagi, hanya termenung dalam diamnya, dan tatapan kosong yang rasanya mampu menembus langit malam.

Terjaga hingga pagi. Jika biasanya dia bisa menghubungi Jungkook, maka untuk malam ini dia mencoba untuk tetap sendiri. Berdiam diri dalam keterpurukannya. Merasakan jiwanya yang mendadak kosong di terkam kepedihan.

Yoora hanya mampu menatap malamnya dalam keheningan.

Pun di pagi hari, gadis itu masih sanggup menyiapkan sarapan terakhir mereka di sana. Masih sama dengan kepala tertunduk dan mulut yang terkunci. Yoora merasakannya lagi, kebersamaannya dengan Taehyung yang hanya di liputi keheningan. Seperti awal pernikahan mereka.

Berlanjut selama di dalam pesawat, Yoora lebih banyak diam tak berucap apapun. Bahkan selama penerbangan gadis itu memilih menutup matanya dan pura-pura tertidur meski pada akhirnya benar-benar terlelap karena semalam harus terjaga. Kali ini ada baiknya juga terjaga sepanjang malam. Karena akhirnya membawa kantuk yang teramat saat dirinya bersama Taehyung seperti ini. Lebih baik memang baginya untuk terlelap.

"Kau bisa langsung pulang kerumah, aku akan langsung segera ke kantor. Biarkan barang-barang ada di mobilku." Yoora hanya melirik sekilas, tersenyum tipis sebelum memasuki taksi yang di pesannya. Tak apa Taehyung tidak mau mengantarkannya, lagi pula Yoora tidak ingin merasakan keheningan yang lebih lama di antara mereka berdua.

Rasa-rasanya sekarang dirinya lebih menyukai sendirian di banding di temani Taehyung.

Taksi baru keluar dari area bandara saat mendadak sebuah pemikiran terlintar di kepalanya. Dengan lekas, gadis itu mengambil ponsel di tas kecilnya, mencari kontak yang nyatanya tetap di butuhkannya saat seperti ini. Nama Jeon Jungkook di sana dan Yoora menyentuh tanda call.

"Jeon, dimana?"

"Aku di kantor. Ada apa? Kau sudah sampai Seoul?"

"Heumm, aku menuju kantormu. Batalkan semua meetingmu hari ini dan temani aku pergi ke suatu tempat."

"Hei, tidak bisa begitu. Kemana kamu mau pergi, bodoh?"

CALLOUSLY [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang