"Jadi, apa kau sudah terpesona padaku?"Yoora mengaduk minumannya sebelum menenggak kecil dan mendongak menatap Taehyung di depannya. Semilir angin malam menerjang rambutnya, membawa beberapa helai untuk berlarian merusuhi pandangan Yoora dari sosok pemuda Kim di hadapannya.
Keduanya tengah berada di rooftop, dengan makan malam sesuai pesanan Nyonya Kim yang bertujuan untuk semakin mendekatkan Taehyung dan Yoora. Yoora tentu tak menolak, jaminan daging wagyu lezat telah berhasil menggodanya untuk menerima permintaan Nyonya Kim. Terlebih dengan kondisi perut yang telah kosong.
Hanya berdua, tidak bertiga dengan Nyonya Kim. Entah bagaimana, di saat Taehyung bergantian dengan Yoora untuk fiting baju, mendadak jemputan dari Tuan Kim datang untuk menjemput istri tercintanya. Meninggalkan anaknya berdua dengan calon istrinya untuk melanjutkan makan malam bersama.
Taehyung meletakkan garpu dan pisau kecilnya di piring, menelan daging yang baru saja terkunyak acak di mulutnya dan menutup dengan sedihan minuman soda dinginnya.
"Terdengar menggelikan. Kau bertanya karena aku memujimu cantik, bukan?"
Yoora terkekeh, tak menutupi semburat merah yang hadir di wajahnya. Menatap calon suaminya yang masih menatapnya tak mengerti. "Ya, sesungguhnya aku tadi merasa kau terpesona padaku saat mengatakan bahwa aku cantik. Maafkan aku jika berpikiran seperti itu."
Taehyung melanjutkan memotong steak-nya, "Tak ada yang salah. Kau masih perempuan normal, dan perempuan manapun akan senang jika dirinya di puji cantik."
Taehyung melahap potongan kecil dan kembali menatap Yoora yang sama-sama melanjutkan makan malamnya, "Hanya saja, bukan berarti aku menaruh hatiku padamu setelah aku mengatakan hal itu. Bagiku, wanita cantik itu banyak dan relatif. Namun tidak akan ada yang bisa memikat hatiku karena kecantikannya."
Yoora tersenyum, "Benarkah? Sungguh? Bahkan sosok seperti diriku?" Yoora mengerling pada Taehyung, mencoba menggoda pemuda di hadapannya. "Hm, maksudku, apa sama sekali tidak ada kemungkinan kau untuk jatuh hati padaku suatu saat nanti?"
Gerakan pisau Taehyung berhenti, Yoora bisa dengan jelas menangkap tatapan gelap Taehyung sebelum pemuda itu berkedip dan mengembalikan kesadarannya untuk melanjutkan makan malam dengan tenang. "Aku bisa memastikanmu untuk satu hal itu. Biar kuperjelas satu kali lagi, hatiku telah lama hidup dalam kematian, Song Yoora. Jadi pernikahan kita akan tetap berlanjut selamanya tanpa perasaan. Kau mengerti bukan, Nona cantik?"
Yoora ikut menghentikan pergerakan tangannya, matanya ikut membalas tatapan dingin Taehyung dengan tak kalah gelap. "Aku sangat mengerti, Tuan Kim. Kau bisa pegang pula perkataanku, hatimu yang mati dan hatiku pun mati. Jadi kita berdua akan bersama tanpa satupun hati yang bisa hidup. Mengerti?"
Taehyung mengerjap, menatap Yoora yang kembali melanjutkan makan malamnya dalam diam. Taehyung tahu, sangat jelas terpampang di tatapan Yoora, gadis itu mempunyai masa lalu yang kelam yang sama dengan miliknya. Hanya saja Taehyung tidak bisa menebak, separah apa masa lalu Yoora yang mampu merenggut sinar di matanya.
"Kita sepakat. Tak akan ada yang dirugikan untuk hubungan ini."
Yoora mengangguk, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Taehyung hanya tidak tahu, bahwa gadis di hadapannya tengah bertarung dengan hatinya yang mendadak kacau. Taehyung tidak pernah tahu, bahwa sebuah luka telah merenggut jiwa gadis di hadapannya.
"Tapi aku tidak berbohong. Aku berkata kau cantik itu jujur. Karena prinsipku, laki-laki tak akan pernah berbohong."
Ada senyum kecil melesak di wajah Yoora, hingga kembali melanjutkan makan malamnya dengan lebih baik. "Kau juga tampan saat mengenakan tuxedo hitam tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLOUSLY [M]
Фанфик[ CERITA TELAH DITERBITKAN - TERSEDIA DI TOKO BUKU ] Song Yoora pernah berharap - angan-angan seorang anak gadis - bahwa kehidupan pernikahannya akan menjadi titik akhir perjuangannya dimana dia akan menjatuhkan segala ketakutannya menjalani hidup...