"Gue nggak nyangka di sini tuh indah banget," takjub Dello setelah mereka semua sampai di puncak.
Memang benar apa yang Dello katakan, jika pemandangan puncak saat ini sangat indah, matahari mulai terbenam. Sore menjelang malam hari, terlihat langit berwarna jingga yang menghiasinya, ditambah udara yang sejuk sehabis hujan.
"Emang di negara lo nggak kaya gini?" tanya Rere penasaran.
"Setiap negara pasti beda lah," jawab Darel yang tengah mengabadikan pemandangan ini melalui camera yang dibawanya.
"Kalian suka nggak sekolah disini?" tanya Rere lagi.
"Suka banget, apalagi pembimbingnya itu kalian," goda Dello jahil.
"Berarti kami berhasil jadi pembimbing yang baik, bagus deh kalau gitu." Rere merasa senang.
"Re, lo masih LDR-an sama pacar lo?" tanya Dello sedikit penasaran.
"Yang jomblo kenapa tanya gitu?" Rere bertanya balik.
"Status gue nggak usah disebut juga kali," kesal Dello.
"Ehm masih," jawab Rere akhirnya.
"Padahal gue mau foto sama lo, tapi kalau lo udah putus." Dello berucap semangat.
"Mau foto aja nunggu putus," sahut Natha dari kejauhan.
"Masih punya orang, Nat. Gue nggak enak."
"Sans aja kali," ucap Rere, kemudian menatap Darel. "Rel? Foto sekali bisa? Bisa dong." Rere secara tidak langsung menyuruh cowok itu untuk mengambil fotonya bersama Dello.
"Dell, habis ini acaranya apa?" tanya Natha kepada Della yang terus saja memainkan ponselnya. "Dell. Della."
"Eh iya?" Della memalingkan wajahnya dari handphone sebentar, lalu kembali ke handphone lagi. "Lo tadi nanya apa?"
"Lo takut ya sama pacar lo? Kalau gue lihat nih pacar lo itu terlalu posesif. Iya kan?" tanya Natha setelah melihat perubahan wajah Della, yang terlambat membalas pesan untuk Arga.
"Bukan gitu, intinya tuh ya itu, tapi emang itu sih, eh sebenarnya bukan, ah apa sih yang gue omongin?" Della menjadi bingung sendiri saat menjawab pertanyaan dari Natha.
"Tau deh, gue nggak punya pasangan mah bebas," ucap Natha merasa bangga.
Della menghembuskan nafasnya kesal. "Dasar jomblo."
"Gue tau nih kenapa lo bilang gue jomblo. Lo mau status itu juga kan?" tanya Natha dengan senyum mengembang.
"Percaya diri banget mas. Status itu nggak akan pernah terjadi sama gue." ucap Della dengan sombongnya.
"Karma selalu berlaku, Del," ucap Natha lagi.
Della menahan rasa kesalnya. "Lo nyebelin! Kapan sih masa pertukaran pelajar lo habis?"
"Baru aja gue disini, udah di usir. Emang malang nasib anak perantauan." Natha berucap dengan nada sedih.
"Emangnya kenapa lo mau tau?"
"Gue merasa aneh aja ngelihat orang yang pegang handphone terus. Apasih faedahnya chat sama pacar lo?"
"Banyak. Yang terpenting adalah menyambung tali persaudaraan yang jauh jaraknya." Della kembali menatap handphone-nya menunggu balasan dari kekasihnya itu.
"Paling kalo udah putus, putus juga tali persaudaraan yang lo bilang," balas Natha.
"Udah malam, kalian masih disini?" Agatha menghampiri mereka yang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
At This Very Moment✔ #wattys2019
Teen FictionJudul awal : QUEEN SENIORS VS BAD BOYFRIENDS✔ "Jangan marah-marah mulu Kak, nanti Kakak bisa jatuh cinta loh sama saya." ➖Natha➖ "Mending nakalnya sekarang dong Kak. Ya kalo kata orang mending mantan preman daripada mantan ustad. Jadi mantan Kakak j...