Part 2

3.5K 217 10
                                    

Setelah acara penyambutan selesai Della, Rere, dan Agatha diminta Bu Kally untuk mengajak ketiga murid pertukaran pelajar itu untuk berkeliling sekolah.

"Del, lo jelasin gih. Lo kan tau gue nggak bisa Bahasa Inggris," suruh Rere dengan berbisik.

Della melotot ke arahnya. "Lo pikir gue pinter B.ing?"

"Yaudah lo aja, Tha," suruh Rere yang dihadiahi Agatha tatapan tajam. Fyi, mereka bertiga memang menguasai beberapa pelajaran yang berbeda, namun, tidak ada salah satu pun di antara mereka yang menguasa Bahasa Inggris.

"Lo mah, Re. Bahasa Korea bisa, Bahasa inggris enggak," omel Della yang ternyata didengar oleh ketiga murid baru itu.

"Kita-kita bisa bahasa Indonesia kok," ucap salah satu diantara mereka yang Della ketahui namanya adalah Darrel.

"Eh? Bisa?" tanya Della, lalu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

Mereka bertiga terkekeh pelan. "Kan sebelum ikut pertukaran pelajar, kami minimal harus menguasa sepuluh bahasa. Salah satunya, Indonesia," jelas Natha, cowok yang berdiri di samping kanan Darrel.

"Oh," gumam Della.

"By the way, sekolah di luar enak gak, sih?" tanya Rere pada Darrel yang berjalan di sampingnya.

Koridor sekolah mereka memang tidak terlalu besar, hanya biaa dilewati tiga orang sekaligus. Jadilah, mereka kini berjalan berpasang-pasangan. Della dan Dello, Agatha dan Natha, dan Rere dan Darrel.

"Lumayan lah," sahut Darrel sambil tertawa pelan yang direspon Rere dengan anggukan kepala beberapa kali.

"Lo ketua MPK?" tanya Natha pada gadis di sampingnya yang lebih banyak diam itu. Agatha menatap Nata lalu mengangguk.

Natha tersenyum. "Hebat," pujinya.

"Besar ya sekolah?" basa-basi Dello pada Della.

Della mengangguk. "Iya, semoga kalian betah ya di sini selama tiga bulan."

"Tenang aja, anak-anak di sini friendly kok," tambah Della sambil tersenyum manis.

"Nah itu lapangan indoor dan itu lapangan outdoor," jelas Rere sambil menunjuk lapangan indoor dan outdoor secara bergantian.

"Di sini ada eskskul apa aja?" tanya Natha.

"Banyak, mulai dari basket, futsal, memanah, menembak, sampai berkuda." Natha, Dello, dan Darrel saling tatap lalu tersenyum saat Agatha mengatakan berkuda.

"Hm..." Dello mengangguk-angguk.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju kantin, satu-satunya tempat yang belum mereka datangi.

"Di sini cukup lengkap jajanannya," ucap Rere saat mereka memasuki area kantin.

Della mengangguk. "Iy---eh bentar, ya," ucap Della saat handphone yang ada di genggamannya bergetar sekaligus berdering.

Arga.

Della tersenyum tipis, "Pak Boss nelepon nih, gue caw dulu ya, guys," pamit Della lalu tanpa menunggu jawaban dari sahabat-sahabatnya. Ia langsung melangkah menuju pojok kantin.

Setelah beberapa saat, Della kembali bergabung dengan teman-temannya dan tiga murid pindahan itu.

"Udah pada pesen?" tanya Della. Mereka semua menggeleng.

"Yaudah, gue pesenin. Mau apa?" tanya Della, mumpung moodnya sedang baik.

"Gue baso sama teh es aja deh, Del," pesan Agatha.

"Gue mie ayam sama es jeruk, ya Della sayang." Rere mengedipkan sebelah matanya yang langsung dihadiahi Della dan Agatha tatapan jijik.

Della menatap Dello, Darrel, dan Natha. "Kalian?" tanyanya.

"Samain aja deh," ucap mereka bersamaan membuat Della terkekeh kecil, lalu berjalan menuju salah satu kios yang menujual baso dan mie ayam.

***

"Kalian mau langsung pulang?" tanga Dello. Jam pembelajaran memang sudah berakhir sejak beberapa waktu yang lalu dan hari ini Pak Deni menugaskan agar Della, Agatha, dan Rere untuk membimbing Dello, Natha, dan Darrel untuk memberitahu sampai mana sudah pelajaran di sekolah itu agar Dello cs bisa lebih mudah mengikuti pembelajaran nantinya.

Della melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 16.15. "Kalian mau belajarnya di mana? Di rumah atau di cafe gitu?" tawar Della.

"Kalo rumah, bisa di rumah gue," timpal Agatha yang diangguki oleh Della.

"Di cafe aja deh, lebih seru kayanya," ucap Darrel yang disetujui oleh Dello dan Natha.

"Yaudah, kalian ikutin mobil gue aja. Kita ke cafe langganan kita aja," ucap Agatha pada Dello cs lalu kepada Della dan Rere.

Mereka semua mengangguk setuju. Agatha, Della, dan Rere, pergi menggunakan mobil Agatha. Sedangkan Dello cs menggunakan mobil sendiri.

"Ah sumpah mereka manis banget," jerit Rere saat di dalam mobil.

"Fruit tea kali manis," ucap Agatha membuat Della tertawa nyaring. Ada kejadian dibalik Fruit tea yang manis, jika diceritakan akan sangat panjang.

"By the way, emang ganteng sih mereka," puji Della membuat Agatha memutar matanya malas, meski sudah memiliki pacar Della dan Rere tetap saja kelakuannya seperti jomblo.

"Untung deh Rian dikirim buat pertukaran pelajaran. Lumayan gue bisa tp-tp sama cogan," seru Rere antusias. Jika ada Rian maka jangankan melirik cowok lain, menyebut nama cowok lain saja Rian bisa ngambek.

"Sialan, Re! Gue kasih tau Rian lho," ancam Della sambil terkekeh pelan.

Agatha menjitak Della cukup keras. "Yang ada lo berdua yang gua aduin!" ancam Agatha yang langsung mendapat pelototan gratis dari Della dan Rere.

"Sampai Arga tau, gue gigit bolak-balik lo!"

"Sampai Rian tau, gue laminating lo!"

"Bomat!"

###

Setelah perjalanan hampir tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di cafe langganan mereka. Mereka memilih tempat di lantai dua karena di situ bisa melihat pemandangan lebih luas.

Seorang pelayan laki-laki datang dengan membawa buku menu.

"Selamat sore," sapanya ramah.

"Sore," seru Della dan Rere bersamaan sedangkan Agatha hanya gelang-geleng kepala.

"Eh kok cowoknya berubah? Kak Arga, Rian, sama Satya mana?" tanya pelayan itu yang memang sudah mengenal baik mereka.

"Biasa lah, mereka sibuk," sahut Agatha.

Setelah memesan, mereka mulai membahas hal-hal yang belum dimengerti oleh Dello, Natha dan Darrel.

TBC

At This Very Moment✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang