32

7K 457 110
                                    

Liora langsung berhambur kepelukan Rayyan.

"Ra, kamu kenapa?" tanya Rayyan bingung.

"Aku takut Ray.." liri Lio.

"Takut kenapa Ra?" tanya Rayyan lembut.

"Ak-aku,  i-itu ada, a-da yang -" balas Liora gugup ketakutan setelah melepas pelukan Rayyan.

"Hei tenang... Masuk kedalam mobil dulu.." ujar Rayyan menenangkan Liora seraya membukakan pintu mobil Liora, setelah Liora masuk, Rayyan menyusul masuk.

"Sekarang kamu tenangin diri kamu dulu, baru crita kamu kenapa.?" ujar Rayyan lembut.

Liora berkali kali menghela nafas.

"Aku, Mmm.. Entah sejak kapan dia selalu ngikutin aku.." ujar Liora seraya terisak.

"Ada yang ngikutin kamu? Maksudnya?" tanya Rayyan yang masih bingung.

"Akhir akhir ini aku lihat ada seseorang yang ngikutin aku. Dan dia..." perkataan Liora terpotong

"Dan dia??" Rayyan menggantung.

"Dia ngancem aku.." lanjut Liora yang masih tetap menangis.

"Ngancem apa Liora?" tanya Rayyan lembut.

"Kemarin dia nelfon.. Dan dia ngancem kalo aku nggak boleh deket deket sama siapap aja, kalo nggak, dia bakalan ngehancuri keluarga aku." jelas Liora dengan sedikit terbata bata.

Rayyan hanya terdiam dan ters menatap Liora teduh.

"Dah kamu jangan khawatir ya, nggak akan ada yang nyakitin kamu ataupun keluarga kamu, aku janji, aku bakal jagain kamu.." ujar Rayyan seraya menggenggam tangan Liora.

Liora tersenyum tipis "thanks..".

" aku anterin kamu ya.." tawar Rayyan.

"Nggak usah Ray."

"Udah, aku takut kamu kenapa napa di jalan.." ujar Rayyan.

Entah kenapa setelah mendengar perkataan Rayyan, Liora merasa aneh.

'Kok aku jadi deg deg an gini ya?' batin Liora.

"Ra,.." panggil Rayan.

"Eh iya Ray?" tanya Lio gelagapan.

"Kunci.." ujar Rayyan.

"Hah? Kunci?" tanya Lio linglung.

"Iya, kunci mobil kamu mana?"

"Eh iya ini... Maaf.." ujar Lio gugup seraya menyerahkan kunci.

Rayyan mengambil kunci dari tangan Liora. Lalu menjalankan mobil Liora.

Disaat yang bersamaan..

"Beraninya dia mengambil Lioraku."

***
Mansion Weigel.

Rayyan dan Liora sudah sampai di rumah Liora.

"Ayo masuk dulu.." ajak Liora, dan Rayyan hanya mengangguk pelan.

Saat hendak memasuki rumah Liora dan Rayyan berpas pasan dengan Jack dan Liam.

"Siapa dia?" tanya Jack dingin.

"Ehm kenalin ini Rayyan, temen sekolah, mm Ray, mereka kakak aku, jack dan Liam.." Ujar Liora memperkenalkan.

Rayyan mengulurkan tangannya, tapi tidak disambut dengan baik oleh Jack dan Liam.

"Mmm, Ray, ayo masuk." ajak Liora.

"Nggak bisa..." ketus Jack dan Liam serempak.

"Kenapa sih bang?" tanya Lio bingung.

Jack dan Liam tak mengindahkan pertanyaan Liora.

"Mending Lo sekarang pulang.." titah Liam.

"Tapi kan bang-Lio masuk.." jack memotong perkataan Lio.

Lio menatap Rayyan penuh dengan rasa bersalah.

"Mending sekarang lo pulang.." ujqr Jack dingin.

Lio mengalihkan pandangan dan menatap kesal kedua kakaknya itu,.

"Rayyan aku minta maaf, kamu pulangnya di anter sama sopir ya.." tawar Lio.

"Nggak bisa Lio, dia bisa pulang sendiri.." ketus Jack.

"Ih abang kok gitu sih.."

"Udah Ra, aku pulangnya naik taxi aja.. Aku duluan Ra.." pamit Rayyan lalu berjalan keluar gerbang.

'Sungguh berat cobaanmu Tuhan..' batin Rayyan

"

Abang apa apaan sih.." kesal Liora.

"Kamu jangan deket deket sama dia.."


Thank you for reading..




Namaste


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L I O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang