Mungkin

17 0 0
                                    

"Hanya perlu untuk selalu memandangimu, melihat senyummu, mengamati setiap gerak gerikmu, semua itu cukup untuk cinta berada di tempat yang bisa dilihat."
°♡°

Aku meraba-raba mencari ponsel yang sedari tadi berdering dengan mata yang sedikit terbuka. Tadi malam aku tidur pukul 02.00 subuh. Tadi malam adalah hari dimana aku sangat terpuruk akan keadaan yang menimpaku.

"Hmmm...," sahutku dengan suara yang masih serak.

"Kamu dimana Clar? Tugas kita dari Bu Dian hari ini deadline-nya. Alina dari tadi udah uring-uringan jam segini kamu belum dateng juga!"

Aku langsung melihat ke arah jam ding-dimg tepat di belakangku. Dan ternyata sekarang udah jam 06.30! Astaga, aku lupa sama sekali kalo hari ini masih sekolah.

"Astaga, aku kesiangan nih," ucapku. Buru-buru aku bangun dari tempat tidur dalam keadaan yang masih mengantuk.

"Kamu baru bangun? Ga salah?" Ucap Kinan.

"Oke, aku baru bangun tidur. Aku janji setengah jam lagi aku sampe ke sekolah. Bahan makalahnya udah aku buat. Tinggal cetak. Aku mandi dulu. Byee!!!!" Ucapku sambil mematikan telephone.

Buru-buru ku ambil handuk lalu mulai bergegas pergi ke kamar mandi. Mulaiku mencuci kepala, mencuci muka, sikat gigi dan membersihkan seluruh tubuhku.

***

Aku keluar kamar dengan rapih. Walaupun sudah telat aku tidak lupa mengutamakan kebersihan diriku. Aku mengambil segelas susu di meja makan, meminumnya dengan cepat dan mengucapkan salam pada bunda.

"Sayang, gak makan dulu?" Teriak bunda.

"Ngak sempet, bun. Udah telat banget nih..."

Bunda hanya menggelengkan kepala, melihat kelakuan ku. Mungkin bunda sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.

Aku sampai di sekolah dengan napas ngos-ngosan. Buru-buru dia menaiki anak tangga. Dan brug aku menabrak seseorang.

"Kamu gapapa?" Ucap Edgar.

Aku hanya menghiraukan pertanyaannya itu lalu memutuskan untuk pergi.

"Clar, lu dari mana aja sih? dari tadi Bu Dian nyariin lu tuh" ucap Kinan.

"Duh...," aku mulai menghela napas lalu mengusapkan tangganku ke muka.

"Di tunggu di ruang Bu Dian tuh!"

"Ngapain disuruh ke ruangan Bu Dian?"

"Mana gua tau." Ucapnya sambil berlalu pergi.

Tok...tok...tok...

"Permisi bu" ucapku.

"Iya silahkan masuk"

"Ibu tadi manggil saya?"

"Iya Clarisa, jadi gini ibu mau mendiskusikan tentang tugas proyek, deadline-nya hari ini betul?"

"Iya bu, tapi maaf bu saya belum cetak proyeknya" aku mulai menundukan kepala dan merasa sangat menyesal.

if you doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang