Kenyataan

34 3 0
                                    

"Kamu adalah cerita yang selalu aku tulis namun aku adalah cerita yang tidak pernah kamu baca."
°♡°

Jam pulang sekolah adalah jam yang paling di nantikan oleh seluruh murid karena yang paling membahagiakan yaitu terbebas dari pelajaran, namun nyatanya banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk di kerjakan jadi, intinya itu percuma.

"Na makasih ya kadonya"

"Iya sama-sama, duluan ya clar"

"Hati-hati di jalan"

"Kamu juga"

Aku berjalan menuju halte terdekat karena Alina sudah pulang duluan. Setelah beberapa lama berjalan aku merasa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang. Aku sangat ketakutan dan mempercepat laju jalanku namun ternyata orang itu masih mengikutiku. Orang tersebut mulai mendekat lalu memegang pundakku dan ternyata dia adalah Edgar.

"Clar"

Aku diam.

"Clarisa"

Aku diam.

"Yaudah kalau kamu ga mau ngomong, aku ke sini cuman mau kasih kamu ini" dia memberikan sebuah barang.

"Aku gamau terima" ucapku sambil mengembalikannya.

"Setidaknya kamu terima"

"Yaudah"

Aku membiarkan Edgar sendirian di sana lalu bergegas pergi.

***

Hari demi hari berlalu, tidak ada yang berbeda

Menjadi sendirian tapi sama sekali tidak merasa canggung

Kupikir aku tidak bisa hidup tanpamu tapi inilah hidupku sekarang

Tapi aku merasa sedikit kosong, kurasa aku masih di tempat itu

Aku akan membiarkan semuanya, jadi aku akan merasa lega

Tapi tidak apa-apa untuk peduli dengan apa yang terjadi di masa lalu

Tidak apa-apa

Ketika saya pikir saya bisa melihat jawabannya

Terkadang, itu menjadi penjara yang menjebakku

Tapi waktu hanya berjalan ke depan

Dan aku tidak melakukan apapun

Namun kamu masih di hatiku.

***

"Clar"  ucap Alina.

"Apaan" kataku.

"Kamu ga kasian apa nyuekin Edgar terus" ucap alina.

"Biarin aja, biar kapok" jawabku.

"Kasian tau" katanya.

"Bodo amat" ucapku.

"Segitu bencinya ya kamu sama dia?" Ucapnya.

"Ga benci sih cuman..." kataku.

"Cuman apa? Kamu tuh ya udah keterlaluan sa! Udah ah males, cape ngomong sama orang yang ga ngerti kaya kamu" ucap Alina sambil berlalu pergi.

"Yaampun cobaan apa lagi ini" gumamku.

Tak lama kemudian Labdu memberikanku sebuah kertas.

"Dari siapa du?" Tanyaku.

"Gatau tuh tadi ada dibawah jatuh kali" jawab Labdu.

"Oww... oke makasih yak" balasku.

"Oke" balasnya.

if you doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang